Pagi ini sosok pemuda dengan bibir tipis menggoda tengah berjalan menuju ke kelas sembari memikirkan beberapa hal mengenai tugas semalam. Semua berjalan normal, tak ada yang aneh, namun tentu saja, 'hal normal' seperti ini terasa sangat janggal bagi Minho.
Menunggu dan menunggu, akhirnya gangguan bernama Han Jisung muncul juga.
Minho sudah menanti hal ini-
Byurr...
"Hahaha rasakan itu Lee sialan!"
Lelaki tampan itu sontak menghentikan langkah begitu bagian atas tubuhnya berubah basah kala seember air mengguyur, pelakunya siapa lagi jika bukan si tupai sialan yang saat ini tengah tertawa riang di atas pohon?
Jisung benar benar totalitas dalam mengerjai Minho kali ini, pemuda manis itu rela datang lebih pagi lalu bersusah payah memanjat pohon sembari membawa seember air yang dia temukan di gudang sekolah.
Beruntung sekali, sang target yang sudah ia tunggu sejak lama akhirnya muncul pada titik yang telah ditentukan, sadar tak sadar, Jisung sudah hafal dengan beberapa kebiasaan Minho, salah satunya seperti berjalan melewati sisi lapangan sebelah kanan untuk sampai ke kelas.
Pengamatannya selama beberapa hari ini ternyata tak sia sia, Jisung sangat puas kini.
Tak berhenti sampai di situ, Jisung lantas melemparkan ember berwarna orange itu ke arah Minho, hampir saja menimpa kepala yang lebih tua jika saja Minho tak segera menyingkir. Jisung tak peduli pada fasilitas sekolah yang telah ia rusak, pemuda berpipi chuby itu masih tertawa riang di atas sana, benar benar terlihat seperti saudara jauhnya –tupai-.
Minho menghela nafas sekilas, tanpa mengatakan apapun, pemuda Lee itu segera melepas sebelah sepatu sebelum akhirnya melemparkan ke arah Jisung tanpa ekspresi.
Beberapa siswa siswi yang melihat kejadian itu sontak menutup mulutnya untuk menahan tawa, kadang kala pertengkaran Minho dan Jisung justru terlihat lucu di mata mereka, seperti menemukan hiburan tersendiri di atas penderitaan orang lain.
Takk...
"Aww..."
Gotcha!
Alas berwarna putih itu sontak mengenai kepala Jisung, karena terkejut dengan serangan balasan tiba tiba dari Minho, Jisung sampai kehilangan keseimbangan dan salah sedikit saja, tubuhnya bisa mendarat sempurna di atas beton yang melapisi tanah di bawah sana.
"Kemampuanmu benar benar seperti tupai, aku akui kau hebat karena tak terjatuh dari sana."
Kini giliran Minho yang tertawa, lelaki dengan hidung bangirnya segera memungut sepatu yang telah terjatuh kembali setelah berhasil menimpuk kepala Jisung, Minho segera mengenakannya lalu berlari menjauh dengan tawa kemenangan, dirinya harus segera pergi sebelum Jisung melompat turun dari sana.
"Argtt...Lee sialan Minho, lihat saja pembalasanku!"
Teriakan Jisung memenuhi lapangan pagi hari ini, pemuda manis itu masih bersungut dengan tangan yang memegang dahan pohon, sibuk menyumpah serapahi pemuda yang kini sudah menghilang di balik koridor.
━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
r a f l e s i a
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━Minho menuruni bis kala dirinya sudah sampai di tujuan. Pemuda itu berhenti sejenak guna menghela nafas dan mengulas senyum sebelum akhirnya berjalan beberapa meter hingga sampai pada tempat yang ia sebut rumah.
Tadi pagi Minho tak terlalu kesulitan menghadapi si tupai, air yang digunakan oleh Jisung adalah air bersih sehingga Minho tak perlu repot repot mengganti pakaian, terlebih lagi, bagian yang basah hanyalah jas almamater, cukup dilepas saja lalu masalah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi; Flower Me [Minsung] ✔
Fiksi Penggemar⌗Antologi; Flower Me Menghadirkan antologi fanfiction dengan empat judul berbeda. •──────── f l o w e r m e ─────────• Yang bisa Jisung lakukan hanya berharap pada keajaiban dandelion. ↬dandelion. Minho belajar membuat origami kertas supaya pemuda...