[04] 🌸Jangan Melihatku

892 237 27
                                    

Hari ini Minho bangun lebih pagi dari alarm akibat rasa mulas yang terasa di perutnya. Sungguh sial karena setelah buang air besar, dirinya tak bisa terlelap kembali padahal waktu masih menunjukkan pukul lima pagi.

Dan yah, pada akhirnya Minho memilih untuk berangkat lebih awal dari biasa, memutuskan untuk berjalan kaki dengan alibi berolahraga, lagipula masih ada satu setengah jam sebelum bel pertama berbunyi.

Berjalan kaki berarti harus melewati jalan pintas supaya kakinya tidak copot nanti, dan ya setiap jalan pintas tentu sangat akrab dengan gang gang kecil juga terpencil.

Tapi tentu saja, Minho dibekali dengan pengalaman bertarung, oleh karena itu ia tak merasa khawatir sama sekali, meskipun di daerah ini sangat sering terjadi kejahatan kejahatan kelas teri yang cukup meresahkan.

Lalu siapa sangka, ia justru bertemu dengan kejahatan itu sendiri, meski hanya menjadi seorang penonton.

Saat berbelok di persimpangan, dapat Minho lihat ada sekitar tiga orang preman jalanan tengah memalak seorang pemuda yang terlihat berseragam sama dengan dirinya. Keadaan yang masih pagi membuat sekitar tak terlalu diterangi cahaya, terlebih lagi gang ini diapit oleh dua bangunan tinggi, membuat penjahat kecil itu berani berulah.

Lagipula, Minho merasa heran, kenapa pula sosok itu melewati jalanan seperti ini jika dirinya tak bisa bertarung? Sengaja menantang bahaya?

Saat salah satu preman menyingkir, Minho dapat melihat dengan jelas wajah dari sosok yang tengah terduduk menyandar di tembok bangunan, terlihat sangat terintimidasi oleh tiga orang berbadan lebih besar darinya.

Baiklah, Minho mempunyai dua opsi saat ini.

Ia bisa saja datang kemudian membantu atau melongos pergi begitu saja seolah tak melihat apa apa.

Namun kedua pilihan itu tak ia ambil karena satu alasan, pemuda di depan sana tak lain dan tak bukan adalah Han Jisung, sosok menyebalkan yang menyiramnya kemarin dari atas pohon.

Minho tak ingin menolong namun tak ingin meninggalkannya juga, oleh karena itu pemuda Lee tersebut memutuskan untuk diam di tempat sembari menyaksikan dalam bisu, lagipula, tak ada yang menyadari keberadaannya.

Mereka terlibat percakapan, Jisung terlihat mencoba melawan tapi yang ada dirinya justru mendapat tendangan dari salah satu preman, Minho menahan tawanya saat itu juga.

Jisung tentu tak bisa melawan banyak, Minho tahu, jika pemuda itu tengah sedang sendirian maka ia adalah sosok yang lemah. Hanya karena keberadaan Changbin, Hyunjin dan Daniel mampu menutupi celah yang sayangnya sudah dilihat oleh Minho sejak awal.

Sekitar dua menit kemudian, ketiga preman itu berhasil merampas dompet hitam yang semula bersembunyi di saku celana si tupai. Minho seketika menyembunyikan dirinya di balik tong sampah hijau kala preman preman itu mengedarkan pandangan ke sekitar.

Merasa aman, mereka segera meninggalkan Jisung seorang diri. Dan setelah itu, barulah Minho muncul. Sedikit terlambat namun siapa yang peduli?

Kali ini Jisung menyadari keberadaannya, mata mereka beradu dalam jarak yang cukup jauh.

Senyum remeh langsung terlempar, lagi lagi Minho melihatnya dalam kondisi yang menyedihkan.

Jisung terlihat terkejut sedangkan Minho tak acuh, pemuda itu pada akhirnya berjalan pergi meninggalkan Jisung tanpa mengulurkan tangan sedikitpun.

Lagipula Minho sudah memutuskan untuk tak membantu Jisung lagi, sepertinya.








━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
r a f l e s i a
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━











Antologi; Flower Me [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang