Jisung duduk terdiam dengan pikiran mengawang kemana mana, ah lebih tepatnya, berpusat pada satu nama, Lee Minho.
Sosok pemuda berhidung bangir itu mulai mengusik ketenangan pikiran Jisung karena pertolongan kecil yang ia berikan kala itu, berlari dengan tergesa hanya untuk mengambilkan yang lebih muda sebuah inhaler.
Entah kenapa, ucapan lelaki bersurai blonde dengan kulit pucat yang ia temui tempo hari lalu seolah datang menghantui. Namun jika setelah dipikir pikir, tak terlalu aneh juga. Minho terlihat cukup lihai dalam menghindari pukulannya saat itu dan tentu saja, dilihat dari luar saja tubuh itu terlihat begitu atletis.
Minho punya banyak kesempatan untuk membalas dirinya, namun kenapa pemuda Lee itu sama sekali tak pernah melakukannya?
Jisung kebingungan detik ini.
"Hey Ji, sudah lama kita tak bermain dengan Minho."
Ucapan dari Hyunjin seketika membuyarkan lamunan Jisung. Lelaki manis itu segera mengalihkan pandangan ke arah sosok dengan paras tampan luar biasa yang tengah mengigit kecil sedotan plastik dari minuman di hadapannya.
Ah ya, sedikit berbeda dengan alasan Jisung, teman temannya –Hyunjin, Changbin dan Daniel- justru memusuhi Minho karena alasan yang sangat bodoh dan kekanakan.
Mereka tak suka dengan kepopuleran Minho yang berhasil menarik perhatian gadis gadis di sekolah ini. Sangat konyol.
Jisung yang melihat teman temannya mengangguk menyetujui ucapan Hyunjin seketika berubah gugup. Entahlah, namun untuk sementara dirinya masih tak ingin berurusan dengan Minho, setidaknya sampai rasa penasaran sedikit terjawab.
"Bagaimana jika pulang sekolah nanti?" Changbin membuka suara.
Jisung hendak menyelanya, namun sayang mereka telah tertawa terlebih dahulu sembari beradu kepalan tangan, merasa semangat dengan sesuatu yang akan terjadi siang nanti.
━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
r a f l e s i a
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━Lagi, Minho hanya bisa memasrahkan diri kala tubuhnya diseret paksa menuju area belakang sekolah. Dari setiap buku, film dan bahkan kehidupan nyata, kenapa orang orang begitu tak kreatif dan selalu memilih tempat seperti ini untuk saksi bisu dari perilaku tercela mereka.
Apakah lapangan sekolah tak menjadi tempat yang bagus untuk sebuah perundungan?
Brukk...
Seolah telah hafal, Minho seketika memejamkan mata saat punggung berbenturan dengan kerasnya dinging di belakang sana.
Satu pukulan ia dapatkan di sisi kanan wajah, membuat keseimbangannya menghilang dan berakhir limbung ke tanah.
Pukulan Daniel tak main main.
Di sisi lain, ada sedikit rasa sakit yang mencubit hati Minho kala netranya menagkap sosok pemuda manis yang tengah berdiri mematung menyaksikan adegan tadi.
Jisung, lelaki menggemaskan itu terlibat lagi dalam pembullyan ini.
Katakanlah Minho gila, ia sekarang ini tentu tak masalah mendapat kekerasan dari tiga pemuda di hadapannya, hanya saja, hanya saja tolong hapuskan kehadiran Jisung.
Minho tak ingin bayang indah yang sudah ia susun seketika menghilang.
Minho sudah berharap, berharap akan hubungan baik antara dirinya dengan Jisung.
Jangan lagi, jangan lagi biarkan kesempatan kecil itu lenyap tak bersisa.
Jikapun Jisung ikut datang ke sini, semoga saja yang lebih muda hanya berdiri memperhatikan saja tanpa-
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi; Flower Me [Minsung] ✔
Fanfic⌗Antologi; Flower Me Menghadirkan antologi fanfiction dengan empat judul berbeda. •──────── f l o w e r m e ─────────• Yang bisa Jisung lakukan hanya berharap pada keajaiban dandelion. ↬dandelion. Minho belajar membuat origami kertas supaya pemuda...