Danang datang ke lapangan dengan Grimm yang biasa di pundaknya.
"Yo gays." sapanya.
Teman-temannya menoleh dan menyapa balik "Yo."
"Waalaikumsalam." ucap Jack berbeda dari yang lain.
Mereka pun duduk bersama sambil menunggu Vargas, guru tukang pamer itu datang. Mereka lebih prefer kalo itu guru ga masuk sih. Lumayan kan relaksasi otak. Tapi ya yang namanya mimpi itu ga akan pernah terwujud.
"Oke semuanya, sini baris!" perintah sang guru. Seluruh langsung berdiri dan berbaris. Mereka melakukan pemanasan dengan baik.
Setelah selesai, Vargas memberikan beberapa alat olahraga pada masing-masing murid. "Hari ini kita bakalan maen bulu tangkis, buat kelompok isinya 3 anak. Mainnya bergantian, pas 2 anak lagi main yang 1 anak ntar jadi wasit,"
"Yeesss!!" Langsung aja ya kan Ace, Deuce, Danang, ama Grimm gandengan tangan kek ciwi-ciwi pas cari kelompok. Sayangnya itu tak berlangsung lama.
"... Sama anak yang ga kalian kenal, ini buat kalian agar kenal anak lain juga." perintah Vargas lagi.
"Yaelahh... Ga seru anyink." Ace merasa malas sekarang. Ga seru kan kalo ga sekelompok ama doinya. Gara-gara ga tega liat sohibnya murung, Danang memikirkan cara agar mereka tetap bersama. Sebenarnya dia cuman males aja liat muka buluk Ace klo murung, sok imut padahal ya emang kawaii—
Terbesit sebuah ide, Danang langsung mendorong Ace hingga jatuh ke tanah. Ace jadi naik darahnya "Apa maksud lu cok?"
"Siapa lu anyink? Pegang-pegang tangan gua?!" Danang ikut-ikut ngegad.
Deuce awalnya disconnect, tapi dia mulai connect pas Ace mulai main dorong-dorong Danang ampe Grimm ikut jatuh kena siswa lain. Akhirnya Deuce ikut nyampah "HeH pantat kepiting, sempak dukun, kalian sok-sok kenal sama aku njing, siapa kalian HAH?!?!"
Vargas terdiam melihat siswanya gitu. Namun beda ama para siswa lain yang lagi liatin, mereka malah niru-niru caranya geng kwek kwek itu.
"Lu siapa cuk?"
"Omaigat, ngapain deket-deket? Ga kenal su."
"Hai, aku kena amnesia jadi ga kenal kalian semuaaa...."
Vargas akhirnya paham kenapa para guru lainnya pada ngidam pensiun, dia cuman bisa senyumin aja para muridnya. Abis ini Vargas mau ngajuin surat pensiunan juga deh.
.
"Oke, pertama aku jadi wasitnya terus Ace abis itu Deuce. Kalian main jangan harcore ya—" Danang duduk santai agak jauh dari mereka. Guyonan ama Grimm pastinya.
Ace mengoper kock ke Deuce dan sebaliknya, ya memang gitu sih cara mainnya. Capek kok Deuce ini susah ngalaihinnya, Ace mikir kalo dia harus mukul kocknya agak lebih kencang. Akhirnya kock itu terhempas ke luar batas lapangan. "Nah, Dan aku dapet 1 poin."
Danang mengangguk aja. Tapi Deuce ga terima "Heh, ga dihitung itu!"
"Lho kenapa? Kan kau ga berhasil mukul balik ke aku."
"Kau mukulnya ke tempat yang ga bisa aku jangkau, ga adil ini mah!!"
"Padahal kau itu lebih tinggi dari aku, ya masa ga bisa jangkau?"
"Beda tinggi secenti ga ngaruh asu."
"Ngaruh."
Darahnya pen naik, tapi Deuce harus tetep jadi anak baek biar emak bangga. Jadi dia punya rencana yang sama buat bikin Ace kalah. Dia mukul kock ke tempat yang ga bisa Ace jangkau. Ace pun marah "Heh, ga bo—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life of Night Raven College
RandomMakhluk sakral melakukan kebiasaan mereka, tidak lebih. Sampai mereka mengenal seseorang yang tersesat dari dunia lain, tepatnya dari Bumi. Contains : OC, kebodohan, bahasa kasar, bxb "Dimohon untuk tidak meniru apa yang mereka lakukan di fanfiksi...