Hari menyakitkan

9 1 2
                                    


Hari demi hari berlalu tetapi kak tasya belum juga siuman.Mama dan papa pun terlihat begitu sibuk mengurus pekerjaan dan mengurus kak tasya, kebetulan mama dan papa kedua-duanya bekerja, tak jarang mereka memang tak mempunyai waktu untuk tamara dan kak tasya.

Tetapi walau sesibuk apapun mama dan papa sesekali akan mengajak mereka berlibur untuk menyenangkan mereka berdua dan membayar waktu bersama yang di lewatkan.

Malam itu tamara membuka album foto mereka untuk mengenang kenangan berharga liburan mereka tetapi di tengah-tengah asiknya larut dalam kenangan suara jeritan membuatnya terkejut. Jeritan itu berasal dari mama.

Tamara segera membuka pintu kamar dan melihat keadaan di luar kamar, benar saja mama sedang menghempaskan semua barang-barang di depannya, tak sengaja keberadaan tamara di lihat oleh mama.

Pot plastik yang sedari tadi di pegang mama dilemparkan mama ke arah tamara dan pot itu mendarat tepat di dahi tamara.
Tamara terkejut dan memejamkan mata, dilihatnya pot plastik itu terbelah tetapi tak membuat dahinya berdarah hanya saja memar yang di dapatinya.

Akhir-akhir ini mama memang kelihatan agak stress apalagi di perparah dengan keadaan kak tasya sekarang.

Mama kerap kali mengamuk dan berteriak-teriak,tak jarang tamara yang akan menjadi sasaran.

Saat marah mama bukan lagi seseorang yang di kenal tamara, saat marah mama bertindak membabi buta.Tubuh kecilnya itu tak mampu menghalau ringannya tangan mama kepadanya.

Dia hanya bisa tersenyum sembari menangis menahan pedasnya tangan mama mencabik tubuhnya,senyumannya membalut pedihnya luka, yaa tamara masih tetap bisa tersenyum karena dia pikir setelah menyakitinya mama akan kembali tersadar dan kembali menyayanginya.

Dan benar saja, setelah amarah mama mereda, mama kemudian akan menangis melihat keadaan tamara yang penuh luka lebam dan tak jarang berdarah.

Mama memeluk tamara dengan erat sembari meminta maaf, yaa sebelum kak tasya koma karena kecelakaan mama memang sudah ada masalah di perusahaannya, mama di cap sebagai penyebab turunnya pemasukkan perusahaan.Mungkin itulah penyebab mama menjadi tertekan terlebih dengan kondisi kak tasya sekarang.

Walau mama akan menyesal setelah melukai tamara, entah mengapa itu seperti menjadi hobby mama sekarang ini, walau menyesal perlakukan seperti itu terus terjadi.

Tak jarang papa yang melihat kondisi tamara penuh lebam memarahi mama. Sepertinya papa memiliki sedikit rasa iba melihat kondisi tamara.

Tapi papa terlihat cukup sibuk untuk terus memperhatikan tamara, akhirnya papa memutuskan untuk mencari pengasuh sekaligus pembantu untuk mengurusi tamara.

Bik santi, nama pengasuh baru itu bik santi orangnya terlihat baik dan penyayang.

Walau sudah ada bik santi mama masih saja kerap ringan tangan terhadap tamara.

Tiba suatu saat, saat tamara sedang berdiri di jendela melihat ke arah luar, tiba-tiba mama datang dan lansung menjambak rambut tamara,menampar nya berulang kali tanpa sebab yang jelas caci maki kerap kali keluar dari mulut mama kepada tamara.

Melihat itu bik santi langsung menolong tamara dan segera membawanya ke dalam kamar dan mengobatinya.

Di dalam kamar tamara mulai menanyakan hal-hal yang mengganjal di hatinya kepada bik santi.

"Bik, mama sebenarnya kenapa ya bik? " Pertanyaan tamara kepada bibik sembari menangis.

"Bibik juga ndak tau non, doakan saja semoga mama mu bisa sadar ya" Ucap bik santi yang menangis juga melihat kondisi tamara penuh lebam.

Setelah mood mama membaik,seperti biasa mama lansung memeluk dan menangis meminta maaf kepada tamara.

"Mama... Mama kenapa? Kenapa mama sekarang suka pukul tamara" Sambil terisak suara tamara terdengar bergetar.

Mama tidak menjawab sebaliknya mama hanya menangis dan terlihat menyesal.

Tetapi tetap sama..
Mama tetap melakukannya berulang...












Selamat membaca
Jangan lupa vote😍

TamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang