Aku akan menunggu senja
Meski senja takkan pernah mengguku barang sedetikpun
.
.
.
.
.Satu-persatu tamu undangan memenuhi Auditorium acara perpisahan Seoul Elementary School. Kecup dan pelukan kasih sayang banyak terlihat dimana-mana mendekripsikan kebanggan yang tak cukup bila dilontarkan lewat kata.
Senyum bahagia terpancar berseri, hampir seluruh orang tua dan sanak keluarga lainnya membawa hadiah kecil untuk putra-putri tercinta karena dapat lulus ujian ditahun ini. Suzy tersenyum menunggu siapa kiranya yang kali ini akan datang diacara kelulusan ini, ia juga berandai apakah hadiah yang telah dipersiapkan untuknya, ia sungguh tak sabar akan itu.
Nyatanya hingga pemanggilan siswa beprestasipun keluarganya tak ada yang datang. Kepala Suzy menunduk dalam, matanya memburam hingga satu tetesan air mata luruh karna sulit dibendung, perasaan sesak menyeruak saat ia melihat sekitar, semua temannya dapat merasakan kehangatan pelukan sebuah keluarga. Tidak sepertinya yang harus menelan kekecewaan lagi dan lagi. Sendiri ditengah keramaian itu dua kali lebih menyesakan.
Kepala Sekolah dengan lantang mengumumkan siswa-siswi berprestasi,hingga tepat pengumuman yang ketiga membuat atensi Suzy beralih kedepan "Mari kita beri tepukan meriah untuk Kim Suzy lulusan terbaik dan termuda Seoul Elemntary School ditahun ini. Kami persilahkan untuk Kim Suzy dan keluarga yang mendampingi untuk naik ke podium." Kemudian riuh tepuk tangan menggema dalam gedung tersebut.
Suzy menghapus kasar sisa air matanya tadi menggantikannya dengan senyum bahagia kemudian melangkah dengan semangat menuju podium.
Guru staf yang membawakan medali dan sertifikat menilik kebingungan, pasalnya Suzy hanya datang sendiri, bukan tanpa alasan wali juga harus naik kepodium ini, dikarenakan wali yang akan memasangkan medali untuk sang putra-putri tercinta.
Suzy melirik melihat gerak-gerik guru tersebut hingga dengan cepat berbicara "Ah Saem aku bisa memakainya sendiri, keluargaku tidak datang." Suzy bersuara sembari memakai medali tersebut.
Sang lawan bicara Suzy sedikit terkejut atas penuturan Suzy, bagaimana bisa keluarganya tidak bisa menyempatkan diri untuk acara yang bisa dibilang sangat penting ini.
"Suzy selamat ne, cha sertifikatnya Saem sangat bangga padamu. Sekarang berikan pidato singkatmu." Park Hyura berbicara sembari mengarahkan Suzy kedepan dimana mic berada.
Suzy membungkuk dalam dan mengucapkan terimakasih kepada Park Hyura.
Tanggan kecilnya bergerak memegang mic kemudian mulai bersuara "Anyeonghaseyo pertama-tama aku akan mengucapkan terimakasih kepada seluruh Saem karna tanpa kalian aku tidak mungkin bisa menjadi seperti ini." Seketikan ruangan menjadi senyap, memusatkan atensi mereka pada Suzy yang sedang berbicara didepan
"Kemudian untuk Eommaku tersayang aku juga berterima kasih karna telah melahirkanku dan menyekolahku mian kadang aku nakal dan membuat Eomma sedih dan kerepotan. Oh iya juga untuk Oppadeul lihatlah Oppa aku mendapatkan ini aku akan memamerkan medali yang keren ini saat dirumah nanti."
Mata Suzy memanas ia selalu terisak jika berkaitan dengan ini meskipun berkali-kali mencoba menghapus butiran bening namun hal tersebut sia-sia justru yang ada semakin deras. "Dan yang terakhir untuk orang yang paling special yang selalu membuatku semakin semangat belajar Appa nan bogoshipoyo Jiji neomu bogoshipo aku harap Appa bisa melihatku dari Surga. Sekarang aku sudah lulus dan dapat penghargaan aku juga sudah mandiri dan jarang sekali menangis ini pengecualian karana aku sangat merindukan Appa. Eomma dan Oppadeul mungkin sedang sibuk jadi tak sempat datang. Aku berharap Eomma dan Oppadeul bahagia dan sehat selalu, dan juga Appa semoga tidur disana dengan damai. Terimakasih." Suzy mengakhiri kalimat panjangnya dengan membungkuk dalam juga menampilkan senyum manisnya diiringi dengan tepukan meriah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT
Ficção AdolescenteAku akan terus menyayangi mereka, itu semua janji pastiku sampai kapanpun. Terimakasih atas segalanya, aku bukan apa-apa tanpa kalian. Bagiku ini bukan sakit tapi hanya ujian hati.