Di sela rambut emasnya, matanya yang biru perlahan terbuka. Terdengar ledakan berikutnya bergema di sekitarnya. Langit biru cerah, tapi di mata burung-burunf di atas hanya ada baku tembak yang bisa terlihat. Di dataran tanpa penghuni yang bagaikan padang pasir itu, unit itu terbagi menjadi Dua faksi, Penyerangan dan pertahanan.
Pemilik mata biru itu adalah wanita yang sangat tidak cocok untuk medan perang. Dengan kecantikan yang mirip boneka, kulit halusnya itu terlihat sangat tidak terjangkau bagi orang biasa. Seluruh tubuhnya tertutup kotoran saat ia berbaring terlentang di atas tanah, menatap pria dengan gelisah mengawasinya dan bergumam, "Mayor.. berapa lama.. aku sudah tidak sadarkan diri?" Suara yang keluar dari bibir merahnya terdengar manis.
"Bahkan tidak satu menit pun. Kau hanya mengalami gegar otak kecil karena dampak ledakan. Apakah kau baik-baik saja? Jangan memaksakan diri untuk berdiri." Orang yang menjawabnya itu bermata hijau zamrud. Seragam peperangannya terbuat dari kain hijau rumput dan bulu putih. Dia memiliki ciri-ciri wajah tampan yang selaras dengan ekspresi suramnya.
Wanita muda itu langsung duduk tanpa memperdulikan hal lain langsung mengkonfirmasi situasinya. Di garis depan ada tentara yang mengenakan seragam militer yang sama, membentuk penghalang pelindung di kamp untuk memblokir tembakan. Di belakang mereka ada lubang raksasa dengan banyak mayat disekitarnya.
Pejuang tempur ada dimana-mana, namun tak banyak yang diharapkan selamat. Di sisi lain palang sekutu, di balik hembusan debu dari terdapat wilayah musuh, sebuah senjata kaliber besar yang telah menciptakan gunung mayat di depan mereka diposisikan diluar jangkauan. Itu mungkin karena pemboman tadi dan tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak kembali dalam waktu dekat.
"Mayor, Saya akan menyeberang ke arah musuh, menyenangkan gangguan dan menghancurkan keseimbangan mereka terlebih dahulu. Lalu aku akan menghancurkan meriam mereka. Karena itu begitu besar, perlu waktu untuk memuat ulang. Tolong beri Saya bantuann." Begitu dia berkata, wanita iu mengangkat kapak tempur yang dia pegang bahkan saat dia kehilangan kesadaran.
Sementara pedang, senjata api dan meriam menjadi senjata utama, kapak tempur adalah senjata aliran utana, kapak adalah senjata klasik. Itu mengancam pada pertarungan jarak dekat, tapi tidak akan menjadi ancaman bagi lawan yang jauh. Untuk mengimbanginya, tangkai kapak yang dipegang oleh wanita muda itu sangat besar. Panjang totalnya mungkin lebih tinggi darinya.
Gilbert berekspresi menderita untuk sesaat, tapi segera meninggikan suaranya dan memberi perintah, "Violet akan menghentikan meriam itu! Barisan depan, lindungi dia dari tempat kalian! Barisan belakang, bantu Violet dan singkirkan siapapun yang mengganggu!"
Para tentara di belakang punggung mayor dengan cepat mengambil formasi saat Violet mempersiapkan dirinya sendiri, memposisikan senjata besarnya yang memiliki diameter yang hampir sama dengan tubuh anak manusia dari atas bahunya. Alasan untuk melakukannya hanya bisa dipahami saat dia maju.
"Tembak!!"
Sebuah tembakan meriam setelah sinyal terbang melewati Violet saat dia berlari, mendarat di tanah dan menciptakan asap putih saat meledak. Itu adalah bom asap, sebuah trik untuk menyembunyikan sosok mereka dari musuh. Sisi lain hanya bisa melihat asap naik. Pasukan dengan bintang di bendera militer mereka (sebuah bukti aliansi dengan Utara) berhenti bergerak dibalik tirai asap yang tidak terduga.
"Apakah mereka berniat untuk melarikan diri?" Salah seorang tentara Utara bertanya dengan heran sambil secara tidak sengaja melonggarkan tangan yang memegang senjatanya dan dimarahi oleh komandan. Yang kemudian berteriak untuk memberi perintah menembak ke layar asap, tapi karena peluru ditembakkan ke sasaran tak terlihat, mereka terbuang percuma. Ini hanya menimbulkan kegelisahan, Karena ini adalah pemborosan amunisi yang tak terelakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Evergarden - Kana Akatsuki [Light Novel] Vol. 1 ✓✓
Adventure[END]"Auto Memories Doll." Sudah lama sejak nama itu pertama kali dipopulerkan. Ini adalah mesin yang diciptakan Dr. Orlando yang berbicara dengan suara alami. Pada awalnya, ia hanya membuatnya untuk membantu istrinya yang tercinta, tetapi tidak lam...