33 ❀ namanya, shinobu kocho

912 139 35
                                    


Chapter 33: Namanya, Shinobu Kocho


"Yuu ayo," panggil Levi membuat cowok di sebelahnya mengerjap.

Giyuu pun mengangkat kopernya masuk. Bersama anggota tim olimpiade yang lain, cowok itu masuk ke dalam gerbong bersama mentor tim. Mereka memang lolos ke babak final, dan babak final diadakan di Jakarta.

Giyuu duduk di pojok, bersebelahan persis dengan jendela. Sementara mentor dan Levi duduk di bangku yang sama dengannya. Levi memutuskan untuk langsung tidur, berhubung mereka berangkat malam dan cowok itu sudah lelah seharian menyiapkan diri.

Giyuu juga hendak melakukan hal yang sama saat kereta mulai melaju. Tapi urung saat sebuah pesan masuk dari seseorang. Cowok itu pun segera merogoh ponselnya di saku jaket, lalu termenung mengerutkan dahi cukup lama.


09.15 PM

Mitsuri: Shinobu berangkat malam ini

Giyuu: Bukannya upcara pembukaannya pagi?

Mitsuri: Kayak gak hapal mantan lo aja

Mitsuri: Dia pas tau jadwalnya tanding hari ke 2 pagi langsung pulang

Mitsuri: Pas dikasih tau Inosuke ternyata banyak yang dieliminasi, jadi dia tanding malam ini

read

Mitsuri: Read doang babi gak ada terima kasih

Mitsuri: Gak tau diri lo

Giyuu: Y


Giyuu menghela nafas panjang, lalu melirik ke luar jendela. Di luar sangat gelap, kalau saja tidak ada lampu jalan mungkin Giyuu tak bisa melihat apa pun. Cowok itu pun mematikan ponsel dan menaruhnya kembali di saku.

Shinobu.

Detik itu juga Giyuu  bimbang, apakah olimpiade informatika ini atau keegoisan Giyuu sendiri yang membuat keduanya berpisah. Mengingat gadis itu mengorbankan belasan turnamen yang terhitung sejak keduanya dekat. Tapi tidak dengan Giyuu.

Bagi Giyuu, olimpiade tetap olimpiade. Dan tidak ada alasan bagi Giyuu untuk mengorbankan kesempatan itu untuk orang lain.

Suara peraduan baja yang melintas dengan kecepatan tinggi membuat pandangan Giyuu menjadi sayu. Di tengah dinginnya malam awal tahun, Giyuu merindukan gadis itu.

Tapi Giyuu percaya Shinobu kuat. Gadis itu bisa melalui semua ini. Bahkan tanpanya sekali pun.

Seolah Tuhan mendengar kata hati Giyuu, cowok itu melebarkan mata begitu melihat sebuah mobil yang familiar baginya tepat di belakang palang kereta api. Giyuu bahkan sampai berdiri dan menolehkan kepala sepenuhnya.

Pandangan mereka bertemu di satu titik yang sama.

Hanya sepersekon detik, hingga akhirnya jarak memisahkan keduanya.

"Kenapa, Yuu?"

Cowok itu tersentak saat mentor menegurnya. Cowok itu pun kembali duduk di tempatnya dan menundukkan kepala. Rintik hujan mulai menyapa dari jendela, menghadirkan retakan tersendiri di hati Giyuu. Nyatanya cowok itu yang tak mampu jauh dari Shinobu.

Giyuu menghela nafas. Keduanya jadi seperti ini, padahal hanya tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Namun rasanya seolah mereka akan berpisah untuk waktu yang cukup lama. 

Hi, Shinobu!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang