1 2 3 Kimchii~
Cekrek...cekrekSuara kamera terdengar di seluruh lapangan sekolah. Raut wajah bahagia menghiasi wajah para murid yang baru saja menyelesaikan upacara kelulusannya. Tak lupa seikat bunga cantik terulur dari tangan – tangan orang terkasih. Ucapan selamat pun terucap diiringi senyum penuh bangga.
Di tengah itu semua, seorang gadis berbadan kurus nan tinggi sedang celingukan mencari sesuatu. Entah apa yang ia cari. Matanya dengan teliti melihat – lihat ke segala arah. Sepertinya dia sedang mencari seseorang. Ia terus berjalan sambil mengedarkan pandangannya. Hingga seseorang memanggilnya.
“Ya! Kim Dabin!” panggil seorang murid perempuan dengan rambut kuncir kudanya. Kim Dabin, si gadis yang celingukan tadi pun menghampiri murid perempuan itu.
“Oh, Jong Eun-ah! Apa kau melihat Kei seonbae?” tanya Kim Dabin.
“Ehmm sepertinya aku melihatnya berjalan ke arah taman belakang.” Jawab Jong Eun.“Oh ya? Kalau begitu aku pergi dulu. Gomawo Jong Eun-ah!” Ucap Dabin yang langsung pergi setelahnya.
Jung Eun yang tidak paham apa yang terjadi hanya mengatakan
“Ah Okee.”Dabin sedikit berlari menuju taman belakang. Wajahnya terlihat begitu cemas. Bahkan dia menghiraukan beberapa orang yang memanggilnya. Set. Dia berhenti di samping tembok ruang Lab Biologi yang berada tepat di depan taman belakang sekolah. Dari balik tembok itu ia mengintip ke arah taman dan melihat seonbae yang sedari tadi ia cari – cari. Sayangnya seonbae itu tidak sendirian, seorang gadis berambut hitam panjang berada di hadapan seonbae itu, dengan sebuah kotak kecil ditangannya.
“Aah terlambat sudah.” Ucap Dabin kecewa. Bibirnya manyun ke depan, dan matanya dengan sedih menatap seonbae yang tidak lain adalah orang yang disukainya.
Tiba – tiba seonbae itu menyadari kenberadaan Dabin dan menatapnya. Dabin membelalakkan mata dan mulutnya menganga lebar. Aish! Bagaimana dia bisa tahu aku di sini? Dengan cepat Dabin segera beranjak dari tempatnya berdiri. Namun, baru saja dia berjalan beberapa langkah, sebuah suara menghentikannya.
“Dabin-Ah!” sebuah suara yang sangat familiar memanggilnya. Suara tersebut tidak lain adalah suara dari Kei seonbae, orang yang baru saja dia intip.
Deg. Bersamaan dengan langkah kakinya yang terhenti, seakan akan jantungnya juga ikut berhenti. Sejenak ia mematung dengan mata terbelalak yang seperti akan menangis karena saking kagetnya.
Aaaah apa yang harus kulakukan? batinnya. Ia menelan ludah lalu menghambil nafas dalam – dalam dan memberanikan diri untuk membalik badannya.
“Aaah seonbae! Hahag wae waeyo??” Tanyanya dengan kikuk. Di dalam hati Dabin mengutuk dirinya sendiri.
Kei mendekat kearahnya. Dabin pun semakin gugup.“Selamat atas kelulusanmu, seonbae!” Ucapnya yang tanpa disadarinya cukup keras, hampir seperti berteriak. Kei tertawa kecil.
“Oh gomawo!” balas Kei. Dabin tersenyum dengan ekspresi bodohnya.
“Lagi ngapain di sini sendirian?” tanya Kei. Dabin yang merasa tertangkap basah mengintip bingung mencari alasan.
“Aaah aku kebetulan mau ke ruang klub, Hahag.” Jawab Dabin diakhiri tawa canggung. Lagi – lagi Kei hanya tertawa kecil.
“Kalau tidak ada yang dibicarakan, aku pergi dulu seonbae.” Ucap Dabin berusaha segera keluar dari situasi ini.
“Chankkaman!” ucap Kei saat Dabin akan pergi. Dabin pun mengurungkan niat perginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Buttons (Kancing Kedua)
FanfictionOne shoot "Kau tau, gadis dari kelas 1 tadi menyatakan perasaannya padaku. Dan dia meminta kancing kedua seragamku. Kau tahu kan kalau memberikan kancing kedua seragam adalah tradisi kelulusan di Jepang? Kancing kedua diberikan kepada orang yang ki...