Part. 20 - The Unknown Truth

5.1K 859 121
                                    

Kita main2 dulu di sini 🤗
Adakah yang menunggu di lapak ini?
Mudah2an masih bersabar dan tetap semangat dalam menunggu, yah.

Happy Reading 💜


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Hyuna tidak menyangka dengan apa yang dia dapati hari ini. Mengunjungi sebuah panti jompo, melihat banyaknya orang tua yang ditempatkan di sana, hatinya merasa terenyuh.

Ada yang ditaruh di panti karena anak-anak mereka sibuk dan tidak bisa mengurusnya, ada juga yang dijemput oleh dinas sosial dan dianggap tidak mampu mengurus diri karena tidak ada sanak keluarga, juga beberapa dari mereka ada yang seperti Mr. Clark yang hidup gelandangan.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Winston yang sukses membuat Hyuna menunduk sambil mengerjapkan mata.

Sebuah sapu tangan terulur ke arahnya. Tanpa melihat, Hyuna segera mengambil dan mengusap matanya yang basah. Rasanya tidak pernah sesedih ini, bahkan sepatu kaca pemberian kakeknya yang patah pun, tidak sampai membuatnya harus bersedih seperti ini.

"Sudah kubilang agar kau tidak usah ikut," komentar Winston yang kini ikut duduk di sampingnya.

Sesudah membawa Mr. Clark ke panti itu, mereka mendampinginya, memastikan agar pria tua itu mendapatkan perawatan, juga diajak berkeliling untuk melihat-lihat isi panti oleh pengurus di sana.

Hyuna tidak bisa membayangkan jika Harabeoji tinggal di tempat seperti itu, sudah pasti akan sangat kesepian dan uring-uringan.

"Apakah seorang tuan puteri akan bersikap cengeng seperti ini jika keluar dari sangkar emasnya, huh?" tanya Winston dengan nada mengejek.

Hyuna berdecak sinis dan menoleh pada Winston dengan tajam. "Perasaanku sensitif, kau mengerti? Aku tidak tega jika ada orang tua yang harus menjalani sisa hidupnya dengan merindukan keluarga atau sendirian seperti itu."

Tersenyum tipis, Winston ikut bersandar sambil mengedarkan pandangan pada bangunan panti yang ada di hadapan mereka. Keduanya duduk di bawah pohon besar, yang berada di taman depan bangunan, mengawasi kegiatan di sana dengan ekspresi beragam. Hyuna dengan sorot mata sedih, dan Winston yang tampak begitu datar.

"Itulah kehidupan, tidak ada yang sama," komentar Winston kemudian.

Hyuna menoleh. "Kenapa seperti itu?"

Winston ikut menoleh dan menatap Hyuna dengan seksama. "Untuk keseimbangan hidup. Jika semua berada di atas, maka tidak ada yang tahu bagaimana caranya memberi karena masing-masing sudah memiliki, dan justru saling menyikut untuk berada di posisi tertinggi. Jika semua berada di bawah, mereka hanya tahu bagaimana caranya meminta karena terbiasa menerima, tanpa perlu berusaha untuk mendapatkan sesuatu dengan baik, dan saling menyakiti untuk mendapat lebih banyak."

Mengerjap pelan, Hyuna mendekatkan diri pada Winston sambil mengubah posisi duduk untuk berhadapan dengannya, menekuk kedua kaki dan menaruh dua siku di atas lutut untuk bertopang dagu. "Kau terdengar seperti sudah sangat tahu tentang kehidupan."

Winston tersenyum hambar. "Sudah kubilang, kehidupan setiap orang itu berbeda."

"Jadi, kehidupan seperti apa yang kau jalani?"

"Yang pasti tidak sama dengan dirimu. Aku memiliki kehidupan yang bertolak belakang denganmu."

"Darimana kau tahu itu? Kau bahkan tidak mengenalku."

Winston duduk bersila dan menumpukan dua tangan di belakang tubuh untuk menatap Hyuna dari atas hingga bawah dengan tatapan menilai, membuat Hyuna berdecak risih.

Untie The KnotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang