Berpura-pura

8 1 0
                                    

Hari ini...
Hari ini tamara kembali bersekolah selepas kejadian yang menimpa kak tasya itu.

Dengan penuh lebam akibat tindakan mama,tamara di bantu bik santi mencoba menutupinya terutama lebam yang berada di dahi tamara akibat pot plastik waktu itu.

Dahi kecilnya di sapukan bedak oleh bik sinta tak lupa poni agar lebam semakin tertutupi.Gadis kecil jelita itu mengembangkan senyumnya di cermin kemudian berbalik arah menatap bik santi.

Dia sungguh tidak sabar untuk bertemu teman-temannya. Beranjak lah ia menuju meja makan, tetapi ternyata mama dan papa sudah berangkat sedari tadi.

"Bik, mama sama papa udah berangkat yaa? " Ucap tamara.

Bik santi hanya mengangguk tanda mengiyakan ucapan tamara.
Raut wajah gadis kecil itu berubah menjadi murung.Ini kedua kalinya ia sarapan sendiri tanpa ditemani mama, papa,dan kak tasya.

Tamara melihat ke arah jam dinding, jam sudah menujukkan pukul 07.00,ia kemudian beranjak dari kursi nya untuk kemudian pergi ke sekolah.

"Non pergi sekolahnya mau bibik temenin? " Tanya bik santi.

"Ngga usah bik, tamara pergi sendiri saja" Sahut tamara tegas.

"Baiklah non kalau begitu, Hati-hati ya non" Balas bik santi kembali.

Tamara mulai menjajaki jalan menuju sekolah seorang diri,di pertengahan jalan tiba-tiba ada seseorang menepuk bahunya keras,tamara terkejut kemudian berbalik untuk melihat siapa yang menepuk bahunya.

Kemudian terdengar suara tertawa dari seseorang yang menepuk bahunya itu tanda bahwa ia berhasil mengejutkan tamara. Seseorang itu ternyata fifi sahabat tamara.

"Ehh kamu fifi, buat kaget aku aja" Ucap tamara.

"Hhhe maaf tamara, habis kamu sendirian" Jawab fifi.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah dengan riang.

Sosok fifi buat tamara adalah seseorang yang penting, apalagi di situasi yang mengharuskan tamara kuat seperti ini, keberadaan fifi akan menjadi penyemangat tersendiri bagi tamara.

Di pertengahan jalan fifi merasa aneh dengan perubahan penampilan tamara.

"Eh tamara, kamu kok sekarang berponi? "Tanya fifi.

Tamara terlihat gugup , takut fifi akan melihat lebam nya itu.

" Aku kepingin aja berponi, gimana cantik nggak? "jawab tamara dengan agak pucat.

" Bagus sihh, tapi agak aneh hahahah"balasan fifi kembali.

Mereka pun sampai di sekolah,di sekolah semua teman menanyai keadaan tamara dengan antusias karena sudah beberapa hari tamara tidak masuk sekolah.

"Eeh tamara masuk tu" Pekik iqbal salah satu murid di kelas itu memecah keheningan.

"Iyaa ya, haaai tamara apa kabar? " Sapa Rani kepada tamara.

"Alhamdulillah aku baik-baik aja" Jawab tamara.

"Aku denger kakak kamu kecelakaan ya? " Tanya Rani kembali.

"Ia kakak ku kecelakaan" Jawab tamara sedih.

"Yang sabar ya, kakak kamu pasti pulih kembali" Sahut Rani penuh keyakinan.

"Iyaaa, Aamiin, makasih yaa Rani"ucap tamara kembali.

Bu guru pun masuk dan memberikan pelajaran seperti biasa nya, tak lupa bu guru menanyai keadaan tamara, yang di jawab tamara dengan tenang.

Pelajaran pertama pun berakhir, saatnya para murid istirahat.Tamara memanfaatkan waktu istirahat ini untuk ke kantin membeli makanan.
Saat menuju ke kantin tamara tak sengaja bertemu dengan Bu efi wali kelasnya, tamara langsung menyalami Bu efi.

Tak sadar dengan memar di dahinya, memar di dahi tamara itu tersentuh cincin Bu efi,tamara refleks langsung menjerit.

"Aduh" Pekiknya.

"Ada apa tamara? " Langsung di sahut oleh Bu efi.

"Ngga apa kok buk" Jawab tamara.

Tetapi Bu efi tetap khawatir, akhirnya buk efi mengusap kepalanya, dan membuka poninya untuk melihat apakah tamara terluka karena cincin ya itu. Betapa terkejutnya Bu efi melihat memar yang cukup besar hinggap di dahi tamara itu.Tak banyak berpikir Bu efi langsung bertanya kepada tamara.

"Ada apa ini sayang? Memarmu ini kok besar sekali, apa terjadi sesuatu denganmu? " Tanya Bu efi.

Dengan gugup tamara menjawab.
"Anu Bu... Hhe ini.. Kejedot pintu RS saat menjenguk kak tasya Bu" Jawab tamara pucat.

"Tamara, hati-hati dong sayang kok sampai memar sebesar ini pasti sakit yaa? " Ucap Bu efi kembali.

"Ngga kok Bu, ini ngga sakit kok, udah di obatin juga, tamara ngga apa-apa" Sahut tamara meyakinkan Bu efi.

"Ya udah kalau kamu baik-baik aja, lain kali hati-hati yaa, ibu mau lanjut ke ruang guru" Balas Bu efi.

"Iyaa bu" Jawab tamara menunduk, menyembunyikan keringat yang hampir jatuh karena takut.

"Aaah Alhamdulillah aku bisa nutupin " Bisik hati tamara.

Dengan wajah yang kembali memerah, tamara melanjutkan langkahnya ke kantin dengan tenang dan santai..














Selamat membaca
Jangan lupa vote😍

TamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang