05 | Mendiang Rasa

73 15 1
                                    


untuk mendiang rasa yang pernah tinggal,

kusisipkan aroma kopi yang biasa kauhirup di sela-sela kata yang kutuliskan malam ini. bertemankan remang bulan dan hati yang lelah, aku menutup lembar terakhir dari buku tata cara melepaskan. parade merah muda, kuning, dan jingga itu perlahan menutup menjadi sesuatu yang monokrom.

tenang, itu tidak akan lama. hitam, putih, dan abu itu akan kelak mendapatkan cerianya lagi. entah kapan. yang jelas,

untuk sementara, mendiang rasa tidak usah ingin jadi zombie dulu. jangan tiba-tiba ingin keluar dari makam, menunjukkan diri pada dunia, dan membuat kekacauan. aku masih tertatih, bagai bayi yang baru belajar jalan--jadi biarkanlah aku menikmati prosesku dulu. simpan bencananya di akhir saja, ya?

(atau kalau bisa, tidak usah ada bencana. tolong sirami aku dengan restu dan doa-doa sukacita.)



tertanda,

aku.

Percobaanku Menulis Tentang Kamu | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang