Hari itu aku pikir adalah hari terburuk yang tak pernah bisa kujalani lagi. Kuselalu berjalan di sebuah jalan yang berbeda, dimana tak ada satu pun yang tahu seberapa hebatnya diriku, tak ada yang tahu apakah tulisanku ini layak ataukah tidak.
Setiap kalinya jariku mengetik berbagai macam kata, berbagai macam cerita, berbagai macam hal yang menurutku menarik. Aku pun terus menuliskannya, berusaha supaya semua orang menyukainya... Namun, pada akhirnya harapaku itu hanyalah impian belaka, yang mungkin tidak akan pernah layak.
Tak ada satupun yang membuatku berpikir bahwa aku dan tulisanku layak untuk berada di tempat yang seharusnya, semua orang mencacinya meski aku tidak mengingingkannya. Aku sangat membenci diriku yang tidak memiliki bakat layaknya mereka.
Pada Hari itu aku ingin lari. Benar aku ingin lari dari menulis, dan melupakan semua tulisan bodohku tentang moral kehidupan maupun cerita manis pahit yang telah kutulis, membuang semua tulisan itu layaknya sampah. Kuberakhir putus asa dan membuangnya menjauh dari kehidupanku.
Namun, Disaat dinginnya hujan. Aku bertemu dengannya, disaat aku ingin membuang semua buku milikku dia disana berdiri dan mengambilnya, aku yang berusaha mencegahnya pun lalu terdiam...
Terdiam tanpa kata...
"Tulisanmu bagus sekali! Hei Bolehkah aku membaca karyamu yang lainnya? "
Gadis berambut ungu itu memuji karya gagal milikku. Padahal ... aku sudah berusaha lari dari semua hal bodoh itu, semua itu hanyalah kebodohan yang selama ini aku lakukan. Aku hanya ingin seseorang mengerti dengan tulisanku, meskipun itu jelek aku tahu tulisanku memanglah tidak layak.
Namun.... Seorang gadis yang baru saja berdiri dihadapanku kini memuji karya gagalku ini. Disaat aku ingin lari, disaat aku membenci diriku sendiri... Disaat aku merasa gagal...
Diriku bertemu dengannya.
"Oh iya ceritamu hanya masih kurang beberapa sih, tapi ini saja entah kenapa sudah bisa membuatku menangis ..."
Air Mataku perlahan-lahan mengalir tanpa sebab. Dibalik hujan nan dingin hatiku menangis, menutupi pedihnya pertemuanku dengan gadis ini... Namun... Dibalik itu semua terdapat hal-hal manis yang mendorongku untuk tetap bangkit.
"E-EH!?... Kamu baik-baik saja kan? Ke-Kenapa kamu menangis!?"
Ditengah hujan itu secarik kertas yang basah kembali bangkit dari kehampaan. Moona Hoshinova yang telah menemukan diriku yang tidak memiliki apa-apa, yang dulunya tertunduk menangis meratapi pedihnya cacian banyak orang.
Dan juga menangis bahagia... Aku bersyukur telah bertemu dengannya... Api yang telah padam kini bangkit sekali lagi, namun sekarang bagiku sinar rembulan telah kembali menyinari hatiku yang hampa... menjadi secerah sinar bulan yang menemani gelapnya malam.
Tak terasa waktu telah berlalu cukup cepat. Dan kali ini aku melihatnya berhasil mendapatkan 100k pengikut baru bulan ini, aku hanya bisa menatapnya dari belakang. Karena aku masih berpikir bahwa aku masih belum layak berjalan disampingnya.
Meskipun aku tidak akan pernah dirinya ingat, meskipun diriku tidaklah layak untuknya. Aku akan terus mendukungnya. Karena dari awal dia telah memberikanku Bunga harapanku yang terakhir, dan ini adalah New Start yang akan kubuat untuknya.
Aku pun tersenyum seraya angin berhembus kencang... Dan mengatakan satu kalimat yang mungkin harusnya aku katakan untuknya... yaitu...
"Terima kasih untuk segalanya Moona Hoshinova, I will always remember you my first reader after a long time..."
~END~
KAMU SEDANG MEMBACA
FlashFiction Moona Hoshinova | About Me And You |A hope In Rainy Days
Short StoryA young boy who find his New Hope to write again no matter what happened to him.