Prolog

12 0 0
                                    

Malam terasa semakin kelam, di kelilingi kabut tebal yang menutupi cahaya rembulan. Hembusan Angin Ikut Serta Melengkapi Kekelaman Ini. Seperti nya tak ada orang yang ingin memilih untuk di luar rumah. Hawa dingin kini semakin masuk ke celah-celah rumah, sehingga membuat orang semakin bersembunyi di balik selimut.

Sementara itu, ternyata masih ada orang yang berkeliaran di luar rumah. Seorang pemuda yang membawa obor di tangan kanan nya & tangan kiri nya seperti menggenggam sebuah buku yang terlihat usang. Ia seperti nya mengendap-endap menelusuri jejak ke arah hutan, yang terletak di tengah-tengah desa. Suara binatang malam semakin riuh bagaikan suasana pasar, seolah-seolah mereka tau ada kedatangan seseorang.

Tak lama kemudian, setelah menyusuri & membelah semak-semak hutan, ia melihat sebuah rumah kecil tua yang bekas kebakar. Pondok itu hanya memiliki penerangan dengan lentera yang berbahan minyak tanah & di kelilingi oleh garis polisi, yang artinya pasti rumah ini memiliki masalah besar.

Tak ada tanaman hias yang menghiasi rumah tua ini, hanya cuman ada 2 pohon beringin kembar, yang usianya lebih tua darinya. Ada rasa ragu di dalam benak hatinya. Namun, tekad nya telah bulat, ia harus memasuki rumah itu. Langkah kaki nya mulai menuju pintu, pas di depan pintu, di tiup nya obor & ia meletakkan di sebuah kursi, lalu ia menyalakan satu persatu lentera yang berbahan minyak tanah itu. Tangan kosong kanan nya mulai membuka pintu yang sudah usang.

Krieeettt..

Ia di kejutkan dengan puluhan kelalawar, nampak nya rumah tua itu sudah menjadi sarang mereka. Ia memulai masuk ke dalam rumah, kedua mata nya menyoroti satu persatu sudut rumah ini. Tangan kiri nya menaruh buku yang di genggam nya, buku tersebut bertuliskan "Keluarga Pram Pranoto" , ia membuka buku tersebut. Terlihat isi buku tersebut hanyalah foto-foto keluarga nya, buku ini telah lama di simpan ayah nya, Pram Pranoto. Buku ini, ia temukan di lemari kamar ayah nya.

Ia terkejut seketika, ternyata bukan hanya dia yang ada di dalam rumah tersebut. Kedua mata nya menyoroti tubuh laki-laki tua yang menggunakan baju khas Jawa.

"teka ing wektu sing pas.." terdengar kata-kata dari mulut laki-laki tua tersebut.

Apa maksud omongan nya ? batin dia.

"Ayo mrene, Nak Dimas Pranoto, ojo wedi ... Aku Mbah Pradi, panggil aja Mbah Buyut..." Ucap kembali dari laki-laki tua tersebut

"I..Iya..Mbah..." Dia gemetar ragu campur takut

"Aku ngerti tekane sampeyan, pasti kamu ingin tau tentang kematian bapak mu kan ?. Pram Pranoto !" Laki-laki tua itu, yang di juluki Mbah Buyut Seolah-olah Tau Kedatangan Nya.

"Bagaimana kamu tau namaku dan ada hubungan apa dengan ayahku ?." pikiran nya di penuhi dengan rasa penasaran.

"Bapak mu itu sangat hebat dalam mempelajari ilmu SANTET. Namun, pada saat hari itu tiba, bapak mu mati bersama ku." Terlihat senyuman yang mengerikan di wajah Mbah Buyut.

"Apa maksud mati bersamamu ?." Dimas merasa ada yang janggal dengan ucapan Mbah Buyut !

"KARENA, AKU TELAH MATIII !!!" Mbah Buyut mengeluarkan suara geraman yang serak.

Terlihat, yang sebelumnya Mbah Buyut seperti Manusia biasa, kini di hadapan Dimas hanyalah sosok yang menyeramkan, dengan badan yang penuh luka bakar di sekujur tubuh. !

Dimas, ketakutan di dalam pondok tersebut. Ia memulai berjalan mundur untuk keluar. Sosok itu terus melangkah ke arah Dimas, bau busuk yang keluar dari badan Mbah Buyut mulai menyeruak di ruangan yang kecil itu. Sosok itu mulai mendekat, Dimas melihat di bagian leher Mbah
Buyut memakai kalung terbuat dari akar pohon dengan liontin yang berbentuk tabung pipa kecil berwarna hitam. Sosok itu mulai mengeluarkan cairan hitam yang menyemburkan ke muka Dimas. Muka nya penuh dengan cairan kotor berwarna hitam.

"Arrrggghhhh..." Teriak Dimas, sambil membersihkan muka nya !!!

Kriiinggg...

Suara jam meja kamar nya berdering, waktu menunjukkan pukul 7.00 pagi.

"Ahhhhh, cuman mimpi..." Tubuh Dimas di basahi oleh air keringat.

Itu hanyalah mimpi buruk Dimas, namun kenapa mimpi buruk itu terasa nyata ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pondok SantetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang