17 🍶

1.4K 333 34
                                    

평화

Jangan lupa vomment!

"H-huh?"

Jaehyun menoleh ke arah Jungkook yang masih menunggu jawaban dari Lisa. Sedangkan Lisa sendiri tampak kikuk di tempatnya. Gadis itu tidak tahu harus menjawab apa karena ia terlalu terkejut ketika pria itu bertanya padanya.

"Ya! Kenapa kau malah bertanya pada Lisa? Memang ia siapamu?"

"Ia adalah orang yang juga sering dijodohkan oleh keluarganya. Bukankah ia seharusnya lebih tahu tentang hal seperti ini?" Kata Jungkook. Pria itu sedikit mencondongkan badannya ke arah Lisa kemudian bertanya, "Apa yang harus kulakukan?"

Wajah Lisa memerah dengan cepat. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan sekarang. Yang jelas, pikiran yang ada di kepalanya tadi sudah jelas salah. Ia pikir Jungkook sedang menanyakan pendapatnya sebagai perempuan. Ternyata, ia ditanyai sebagai orang yang pernah senasib.

"M-mungkin, Kaisar ingin agar Putra Mahkota bisa lebih berwibawa dalam memimpin Kerajaan dengan berkeluarga. S-seperti itu?" Lisa dengan gugup mengutarakan pendapatnya. Namun, Jungkook malah semakin mendekat.

"Aku bertanya pendapatmu, bukan alasan."

Lisa memejamkan matanya kemudian menjawab, "T-tolak saja!"

Jungkook tersenyum kecil setelahnya lalu kembali memundurkan tubuhnya. "Kenapa kau berpendapat bahwa aku harus menolaknya saja?" Tanya Jungkook.

"Itu adalah pilihan Anda sendiri. Jika Anda tidak mau, jangan biarkan orang lain mengubah apa yang sudah menjadi pilihan Anda." Cicit Lisa.

Jaehyun menatap Lisa dengan kesal, "Ya! Lisa! Tujuan kita adalah memantapkannya untuk menyetujui sayembara itu!"

"Baiklah, aku akan menggunakan pendapat Lisa tadi di depan Kaisar."

"P-putra Mahkota, saya-,"

"Terima kasih sarannya, Lisa."

Ah, mati aku! Batin Lisa

"Putra Mahkota, jangan seperti ini. Sepertinya baik juga kalau Anda mengikuti perintah Kaisar." Lisa kini sedang mengikuti Jungkook yang berjalan dengan cepat menuju ruangan ayahnya. Pria itu terus menghiraukan Lisa yang tanpa henti  mengatakan hal yang sama sejak tadi. Jungkook terus berjalan walaupun Jaehyun juga berusaha menahannya dengan menarik tangannya.

"Jungkook-ah, ia adalah abeonimmu. Bisa-bisa aku dipenggal jika kau menolak. Kaisar ingin aku untuk membujukmu." Kata Jaehyun yang masih menarik tangan kiri Jaehyun.

Jungkook lantas menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke Jaehyun yang memeluk erat lengannya, "Ia memintamu untuk membujukku. Berarti ia tahu bahwa aku akan menolaknya, bukan?"

"Maka dari itu Jungkook. Ia akan membunuhku jika tahu aku tidak berhasil membujukmu. Sekali ini saja, berhasil atau tidaknya sayembara ini nanti bisa kita akali. Tapi, untuk sekarang tolong ikuti saja kemauan Kaisar," ujar Jaehyun.

"Ia sudah tahu..., bukankah jadi ia adalah seorang abeonim yang pengertian ia tidak akan memaksa anaknya?" Jungkook menatap Jaehyun dengan tatapan yang sulit Lisa artikan. Ia tidak tahu apa yang terjadi di antara Jungkook dan ayahnya, namun ia bisa tahu itu adalah sesuatu yang serius.

Tidak mendapatkan jawaban dari Jaehyun yang hanya menatapnya dengan tatapan memohon, Jungkook lantas melepaskan tangan Jaehyun dari lengannya dan pergi dari sana menuju ruangan ayahnya. Lisa melihat kepergian Jungkook kemudian menoleh ke arah Jaehyun yang menundukkan kepala.

평화 Pyeonghwa |Lizkook|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang