Selamat Membaca!🌻
--Setiap hari Minggu pasti semua orang menginginkan sebuah liburan untuk melepas penat karena sepekan kemarin sudah berjibaku dengan segala pekerjaan yang membelenggu. Rebahan, malas-malasan atau hiburan menjadi pilihan.
Hari libur memang menjadi hadiah terindah bagi semuanya. Tetapi berbeda dengan sebuah keluarga yang sedang memendam ketegangan di dalamnya. Masalah besar sedang menghampiri mereka.
Gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga. Peribahasa itu sungguh cocok disematkan pada keluarga itu. Hanya karena satu orang yang berbuat kesalahan, semua orang terkena masalah.
Bintang sang lelaki yang membuat masalah, kini harus menjalani putusan hidupnya dari orang tuanya. Hari liburnya menjadi sesuatu yang kelabu akibat ulahnya sendiri. Dia berusaha menghindar tapi ancaman dari orang tuanya memaksanya untuk datang.
Siang itu menjadi saksi perdebatan keluarga Surya. Kemarahan dan kekecewaan terhadap anaknya memenuhi ekspresi pasangan suami istri terhadap anaknya.
Seperti biasa, mereka berkumpul di ruang keluarga untuk membahas masalah keluarga. Bintang yang baru saja datang langsung disuruh duduk manis tanpa diberi kesempatan istirahat di kamarnya.
Surya yang sudah mengetahui masalahnya dari Luna, langsung naik darah. Hingga menyuruh Ravi untuk menjemput Bintang. Tapi menunggu hingga malam Bintang tak kunjung datang, akhirnya dia terpaksa mengancamnya dengan penarikan aset.
Seorang ayah tahu kelemahan anaknya. Surya juga tahu bila Bintang tak akan berkutik bila dirinya mengancam Bintang dengan mencabut semua fasilitas yang dimiliki Bintang bahkan memecat Bintang dari pekerjaannya.
Dia tahu bila Bintang belum bisa mandiri. Setiap aset Bintang adalah pemberiannya. Hingga pekerjaannya pun Surya yang berikan karena memang Bintang salah satu penerusnya.
Berbeda halnya dengan Ravi, anak keduanya justru lebih mandiri. Belum lulus kuliah, Ravi sudah memiliki bisnis kecil untuk memenuhi keinginannya bahkan membantu Natasha untuk membayar biaya kuliah.
Dengan sedikit modal yang dia berikan, Ravi sekarang bisa menjalankan usahanya dan bisa mengembalikan modal pada Surya. Walau sebenarnya Surya tak memerlukannya. Tapi Ravi sudah berprinsip sehingga itulah nilai plus dari Surya.
Ruang keluarga seolah terasa panas. Mengingat waktu sudah siang ditambah lagi dengan suasana hati setiap orang yang memendam emosi masing-masing.
Surya duduk di kursi kebesarannya. Di sebelahnya ada Luna yang masih memendam kemarahan serta kesedihannya. Berbeda dengan Bintang yang duduk di hadapannya tengah merasa tegang.
Jangan lupakan Ravi yang duduk tak jauh dari Bintang. Dia juga ikut di dalam pembicaraan keluarganya. Karena tentu saja dia memiliki sangkut paut dalam masalah ini walau kecil.
"Hubungi wanita yang kau hamili untuk memberitahukan orang tuanya bahwa kamu mau melamarnya," tegas Surya.
"Tapi...Bintang tidak mencintainya, Pah!" Rupanya Bintang masih bersikeras.
Surya tampak meradang. Lelaki di hadapannya benar-benar keras kepala dan egois. Cerminan dari dirinya juga. Buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Tapi dia juga tak mau kalah dari sang anak.
"Lalu kamu mau lari dari tanggung jawab?" Surya menaikkan nada bicaranya dan menatap tajam Bintang.
"Dari sekian banyak wanita, tak ada yang meminta pertanggungjawabanku. Aku melakukannya selalu pakai pengaman. Tidak mungkin sampai jadi," kilah Bintang.
"Lalu ini mengapa bisa hamil?"
"Bintang tak tahu. Makanya Bintang merasa wanita itu hanya tak rela bila Bintang berhubungan dengan Mentari. Dia hanya menginginkan Bintang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Merebut Siapa [TAMAT]
RomanceMentari sang perempuan tomboy harus menghadapi masalah percintaannya. Dia dihadapkan untuk memilih lelaki yang dicintainya ataukah lelaki yang dijodohkan dengannya. Sayangnya cinta segitiga itu terjadi diantara dia dan kedua lelaki. Mentari harus te...