3. Untuk Kesekian Kalinya

6.1K 332 16
                                    

~HAPPY READING~

Tidak jauh dari rumahnya, Railin sedang berkumpul dengan dua sahabat dekat. Kali ini rumahnya bukan lagi tempat yang nyaman, terlalu banyak masalah di rumah itu yang membuat hati Railin terasa sakit.

Jadilah, untuk sekarang tempat yang menurutnya nyaman bagi Railin adalah ke-dua sahabat itu. Mereka berkumpul sambil berbincang-bincang, namun Railin tak berniat untuk memberitahu mereka tentang apa yang menimpa dirinya. Mereka berdua tidak mengetahui bahwa Raina sudah meninggal dunia, bukan bermaksud ingin menyembunyikan itu dari mereka, ia hanya tak ingin membagi kesedihannya.

"Guys entar malam ada balapan, loh! Kita ikutan gimana?" beritahu seorang gadis, bernama Reta.

"Ayo, deh! Udah satu minggu gue gak balapan, berasa ada yang kurang. Lo ikut, kan, Via?" sahut Railin, mengajak Via yang juga salah satu sahabatnya.

Tak menanggapi, Via hanya diam melamun, entah kenapa perasaannya tidak enak saat ini. Seperti ada yang mengganjal di dalam hatinya.

Tapi, perasaan gue kok agak gak enak gini, ya. Apa mungkin, cuma persaan gue doang?

"Ya udah ayo, gue ikut kalian aja," jawab, Via mengabaikan perasaan tidak enak dalam dirinya.

Railin dan Reta tersenyum mendengarnya. "Ya udah, nanti malem kita ke rumah lo, Rai. Sekalian izin sama Tante Raina. Tapi Om Refan gak ada di rumah, kan?"

"Eh, jangan!"

Via dan Reta saling berpandangan. "Kenapa, Rai?" tanya Via.

"Lo kayak panik gitu, kenapa? Om ada di rumah?" tanya Reta.

Tanpa berpikir lagi, Railin mengangguk. "I-iya! Ayah ada di rumah malam ini. Nanti, gue sendiri aja yang izin sama bunda."

Reta mendengus, melipat tangannya di depan dada. "Huh! Om Refan lagian kenapa galak banget sih sama kita? Lo yang kuat ya, Rai."

Railin tersenyum. "Iya, gue kuat kok!"

Mata Via menatap Railin penuh curiga. "Apa yang lo sembunyiin dari kita, Rai? Kita gak papa kalau lo mau bagi rasa sakit lo. Gue sama Reta tahu persis gimana keadaan dalam rumah lo."

"Hah, lo ngomong apa sih? Serius, gak ada apa-apa. Cuma kayak biasanya aja, ayah selalu bandingin gue sama Geo," alibi Railin meyakinkan Reta dan Via.

"Serius, lo?"

"Iya Retaaa, serius! Tiga rius deh kalau perlu!"

"Terserah deh, tapi janji jangan nyembunyiin apapun sama kita!"

"Hm, janji!"

~~~

Hari sudah malam, Railin serta dua sahabatnya kini sedang berada di sekitar area balap, tinggal menunggu jadwal balapan mereka. Via terus saja berdiam diri, bahkan saat ditanya Railin atau Reta, dia hanya sebatas membalasnya dengan anggukan, iya, atau sekedar berdeham saja. Railin merasa bingung, ada apa dengan Via sahabatnya ini? Apa dia sedang tidak sehat? Atau sedang mempunyai masalah?

"Lo kenapa diem aja, ada masalah, Vi? Atau lagi gak enak badan? Kalau iya, kita pulang aja sekarang," ujar Railin dengan raut wajah khawatir.

RAISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang