Prolog

4 1 0
                                    

Apa cita-citamu saat dewasa kelak? Mungkin sebagian besar anak kecil akan menjawab "aku ingin menjadi tentara," sebagian lagi akan menjawab "aku ingin menjadi pemain sepakbola." Mereka berkata seperti itu dengan polos dan dengan keyakinan penuh, tetapi saat mereka mulai memandang dunia dengan sudut pandang yang berbeda, hanya sebagian dari mereka yang tetap teguh mempertahankan cita-citanya, sebagian yang lain akan menyimpang. Menyimpang dalam artian, beralih dari cita-citanya karena mereka sudah berpikir hanya segelintir orang yang dapat meraih impian mereka, dan akhirnya mereka akan berakhir menjadi seorang karyawan biasa. Sebuah realita yang tidak pernah dibayangkan oleh anak kecil sebelumnya, impian mereka yang mereka harapkan tidak pernah terwujud. Inilah realita yang sebenarnya, bukan pikiran anak kecil yang mengharapkan sesuatu hanya dengan memimpikannya.

Ah, mungkin perkataanku sedikit kasar. Tapi seharusnya kita sebagai orang dewasa, wajib menceritakan realita yang sebenarnya kepada anak-anak. Agar mereka tidak pernah menyesal di kemudian hari, bahwa realita yang sesungguhnya adalah seperti ini. Sebagian besar dari kita akan berakhir menjadi seorang karyawan biasa, yang hidup hanya untuk bekerja dan mendapat upah yang setimpal dengan pekerjaan kita. Tidak lebih dan tidak kurang.

Jika ditanya kenapa aku bisa berkata seperti itu, karena aku telah melewati hal itu. Harapan dan impian yang aku dambakan berbeda dengan ekspetasiku setelah dewasa. Aku membayangkan mendapat pekerjaan yang layak, mendapat istri yang cantik dan dikarunia dua orang anak yang lucu-lucu. Tapi semua itu hanya menjadi harapan belaka, dan realitanya aku hanya bisa membiayai kehidupanku sendiri dengan upah minimum yang aku dapat setiap bulannya. Alih-alih mendapatkan calon istri, aku baru saja putus cinta dengan pacarku beberapa bulan lalu.

Mungkin aku yang sekarang terbentuk karena perundungan yang aku alami saat masa SMA. Perundungan itu yang membuat mentalku jatuh dan menjadi diriku yang sekarang. Mungkin karena trauma yang aku dapatkan kala itu, yang membuat alam bawah sadarku berpikir bahwa aku memang orang yang tidak berguna. Aku rasa karena itu.

Ah sial. Aku terlalu banyak bicara hari ini, mungkin sudah saatnya aku kembali bekerja...

Semua bukan SalahmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang