Prolog

124 32 11
                                    


Desember

.
.
.
.
.
.
.






Hari itu salju pertama turun di kota seoul.

Aku baru saja menyelesaikan pergulatan ku dengan buku-buku pelajaran yang tebal, hari ini seperti biasa aku berjalan kaki sendirian menyusuri sudut kota seoul.

Aku ini gadis biasa yang beruntung karena bisa masuk ke sekolah anak konglomerat.

Aku mendapat beasiswa dan akhirnya bersekolah disana,jika saja aku tidak mendapatkan nya mana mungkin aku berada diantara anak para konglomerat itu, untungnya aku tidak sendiri ada sahabat ku yang mendapat beasiswa dan bersekolah disana juga.

Dia sedang ada les menggambar jadi aku pulang sendiri.

Saat menuju kerumah atensi ku teralihkan ke arah anak laki-laki yang sedang sibuk menggiring benda bulat warna oranye.

Aku memutuskan untuk melihatnya sejenak,mereka terlihat menikmati permainan itu aku dapat melihatnya dari cara mereka bermain.

Atensi ku mengarah pada laki-laki bersurai hitam pekat yang sedang berdiri di sudut lapangan dengan wajah yang cukup serius, mungkin dia sedang memikirkan strategi untuk merebut benda bulat itu.

Anehnya mataku tak berpaling sama sekali darinya bagai terhipnotis,atensi ku tetap mengarah pada nya sejak tadi, apa mungkin aku terpesona dengannya?

Mungkin saja.


Aku menyusuri setiap inci wajahnya rahang yang tajam, kulit putih,hidung mancung, bentuk mata yang indah dan struktur wajah yang hampir sempurna visual bak seorang pangeran.

Jangan lupa senyum manis yang ia pancarkan sejak tadi, ia memiliki senyum semanis gula.

Aku tidak pernah melihat laki-laki semanis dirinya.

Senyumnya mampu menghilangkan rasa lelah dan beban dihatiku.

Hebat sekali.

Senyum ku mengembang setiap melihat senyum manis yang keluar dari bibirnya.

Dan untuk pertama kalinya aku menyukai seseorang ibu.

.
.
.
.
.
.
.



황미레
Aku menemukan coklat manis di musim dingin.

Winter [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang