Chapter 4: Being Yourself, Jeongwoo

1.4K 233 9
                                    

"Daehwi, kenapa? Bukankah sudah seperti biasanya kamu menggantikanku?" mohon Jeongwoo pada Daehwi. Saat ini posisi Jeongwoo sedang berada di kamarnya. Jaehyuk, roommate Jeongwoo, memilih untuk mendengarkan musik, membiarkan Jeongwoo berargumen dengan "teman setubuhnya" tersebut.

"Jeongwoo, sudah saatnya kamu harus bisa mengikuti reality show dengan dirimu sendiri. Dengan Jeongwoo yang sesungguhnya," ucap Daehwi.

"Tapi mereka menyukai dirimu, Wi, bukan aku," ucap Jeongwoo.

"Jeongwoo, jika mereka memang penggemarmu, pasti mereka akan menerimamu sebagai dirimu yang sesungguhnya," ucap Daehwi.

"Aku takut, Wi," ucap Jeongwoo gemetar. Selama ini Jeongwoo merasa tenang karena Daehwi akan selalu siap menggantikan dirinya. Kejadian fansign sudah berhasil membuatnya lemas, dan sekarang Daehwi menyuruhnya melakukan lagi.

"Jeongwoo, kamu harus bersikap dewasa. Aku maupun Baekho hanya menolongmu, kami tidak akan pernah bisa selalu menggantikanmu. Kami tidak akan bisa menjadi bagian dirimu selamanya," ucap Daehwi.

"Kamu mengatakan itu seolah-olah kalian akan meninggalkanku," ucap Jeongwoo.

"Wo, kami tidak bermaksud meninggalkanmu, tapi kami bisa ada bersamamu adalah anugrah. Kami tidak pernah tahu kapan semua iniꟷ"

"Jika kalian berniat meninggalkanku, lebih baik aku kembali menjadi Jeongwoo yang dulu. Aku akan meninggalkan mereka semua," teriak Jeongwoo yang menarik atensi Jaehyuk. Ia lantas menghentikan musik di handphone-nya dan naik ke atas ranjang Jeongwoo.

"Jeongwoo, ada apa denganmu?" ucap Jaehyuk sambil menepuk lembut bahu Jeongwoo. Jeongwoo hanya membenamkan kepalanya tanpa memberi jawaban apapun.

"Kita masih punya waktu santai sampai malam nanti untuk syuting V-live. Lebih baik kamu istirahat ya. Tapi sebelumnya, biar kubuatkan coklat hangat untukmu," ucap Jaehyuk sambil keluar kamar untuk membuatkan minuman hangat bagi dongsaeng-nya di Treasure tersebut. Setibanya Jaehyuk ke kamar kembali, ia melhat Jeongwoo yang menatap kosong ke arah lemari di hadapannya. Jaehyuk pun menempelkan cangkir hangat di telapak tangan Jeongwoo, membuyarkan lamunan anak tersebut.

"Minumlah," ucap Jaehyuk dan Jeongwoo meminum coklat hangat tersebut.

"Wo, kami semua siap untuk mendengarkan keluh kesahmu. Jangan sungkan untuk mengatakannya," ucap Jaehyuk.

Jeongwoo tidak menjawab pertanyaan Jaehyuk dan tetap meminum coklat hangatnya. Jaehyuk menepuk lembut kepala Jeongwoo.

"Hyung, bolehkah aku menanyakan sesuatu?" ucap Jeongwoo. Jaehyuk menganggukkan kepalanya.

"Apa yang kamu ingat mengenai diriku?" ucap Jeongwoo.

Jaehyuk tertegun, "Maksudnya, Wo?"

"Apa perbuatanku yang paling kamu ingat?"

"Yang paling aku ingat ya? Saat kamu menjadi pemandu acara di Ikhsan. Seharian kamu membuatku tidak bisa berhenti tertawa,"

Jeongwoo pun tersenyum. Benar, yang mereka semua harapkan bukan aku, tetapi Daehwi.

"Terima kasih untuk coklat hangatnya. Aku istirahat dulu, hyung," ucap Jeongwoo sambil memberikan cangkir kosong ke Jaehyuk dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Jaehyuk yang tidak ingin mengganggu, meletakkan cangkir tersebut di meja mereka dan menuju kasurnya dengan hati-hati.

Jeongwoo, Jeongwoo and JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang