Haiii.. Apa kabar kalian semua? Udah lama ya cerita ini gak update, maaf udah buat kalian nunggu. Gue harap kalian selalu bahagia.Happy reading🖤
🖤🖤🖤
Alana terbangun dari tidurnya, badannya mengigil akibat dinginnya suhu dikamar mandi. Alana memang hingga saat ini belum keluar dari kamar mandi, Alana juga tidak tau sudah berapa jam dia tertidur. Seingatnya, Alana dikunci dikamar mandi ini tepat setelah dia pulang kerumah dan itu terjadi dimalam hari.
Badannya lemas padahal dia sudah makan beberapa potong roti yang ada ditasnya. Alana memeluk dirinya sendiri dan mengusap usap telapak tangannya.
Alana teringat sesuatu, ponselnya. Dia pun mengambil tasnya dan merogoh untuk mencari ponselnya, dan dapat. Alana pun langsung menekan tombol On pada ponselnya, namun tidak ada ada perubahan dilayar ponselnya, ponselnya tetap hanya menampilkan layar hitam.
Alana pasrah, sepertinya dia memang haru menunggu kebaikan hati nurani papanya untuk menyudahi hukuman yang diberikan. Sekarang Alana tidak tau apa yang harus dia lakukan. Namun tak lama kemudian, terdengar suara grasak grusuk dari luar. Hati Alana sedikit tenang dan berharap supaya ada yang membukakannya pintu.
Tak lama kemudian, pintu terbuka lebar dan menampilkan tubuh tegap sang papa yang menatap Alana dengan wajah datar, Alana tersenyum tipis dan dia pun segera berdiri dari duduknya.
"Terima-" Ucapan Alana terpotong, karena papanya langsung beranjak dari tempatnya tadi.
Bahu Alana turun begitu juga dengan setetes air mata yang turun membasahi pipinya. Alana pun mengusap air matanya dan mengambil tasnya dan beranjak keluar, yang terpenting saat ini Alana sudah boleh keluar dari kamar mandi dan Alana sudah bisa mengistirahatkan tubuhnya yang sudah sangat lemas.
Alana bergegas menuju kekamarnya sesampai didepan pintu, Alana melihat Elina yang menatapnya dengan tatapan sinis. Alana yang melihat itu pun menundukan kepalanya dan langsung masuk kedalam kamar. Alana melakukan itu hanya karena ingin menghindari pertengkaran dengan Elina.
Alana mengunci pintu kamarnya, dilihatnya jam dinding yang ada dikamarnya menunjukan jam 21:00 PM. Ternyata dia sudah semalaman dikurung dikamar mandi yang dingin dan pengap serta gelap gulita, karena papanya sengaja mematikan lampu kamar mandi karena ingin menambah penderitaan Alana.
Alana merebahkan tubuhnya kekasur dan tak lupa dia mencharger ponselnya. Alana tertidur dengan keadaan yang bisa dibilang mengenaskan, wajah yang sudah pucat, bibir yang mulai membiru akibat kedinginan, rambutnya yang berantakan dan bekas bekas tamparan dan pukulan yang mulai memudar.
Badannya sangat lemah, sampai untuk sekedar membersihkan diri Alana rasa dia tak sanggup. Alana pun lebih memilih untuk tertidur dalam keadaan seperti itu.
Keesokan harinya~
Hari ini tampak sang Surya yang sedang malu malu untuk memunculkan sinarnya, akibat cuaca hari ini agak mendung seolah olah alam pun tidak mengizinkan Gadis cantik nan malang itu untuk bersekolah, siapa lagi kalau bukan Alana.
Namun ternyata Alana sudah siap dengan seragam sekolahnya. Alana menghirup udara dalam dalam dan memejamkan matanya sejenak, seolah olah dia sedang mempersiapkan mental untuk mengawali harinya yang buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argalana
Подростковая литератураApa yang kalian pikirkan tentang gadis yang berusia 16 tahun, menikmati masa SMA? atau bersenang senang untuk menemukan jati diri? hahaha. Itu semua tidak berlaku untuk gadis cantik nan malang Alana Chessa Bagaskara, untuk menyebutkan nama akhirnya...