17

21.6K 1.2K 8
                                    

Karena aku menerimanya bukan sebagai keharusan tapi rasa sayang

Author POV

Begitu sampai di samping tempat duduk Lisha Rasty segera berjongkok , Lisha reflek mengarahkan kepalanya kearah sang mommy yang berjongkok di samping tempat duduknya .
Wajah Rasty memerah , ia menekan kedua pipi dengan tangan kiri Lisha hingga mulut sang putri terbuka , kemudian memasukan Jari telunjuk tangan kanannya dan mengeluarkan  makanan yang ada di mulut Lisha .

Semua orang terkejut dengan apa yang Rasty lakukan , Lisha bahkan sudah menangis sekarang . Radit berdiri hendak menghentikan Rasty disaat yang sama Rasty selesai mengeluarkan makanan itu dari mulut Lisha , Rasty terjatuh di dalam pelukan Radit

" U... Udang " ucapnya terbata dengan tangan bergetar dan wajah semakin memerah

Mata radit membulat marah , segera ia mengangkat Rasty bridal style menuju mobil , Lisha yang sedang menangis pun di gendong oleh merry  dan dibawa masuk kedalam mobil juga .

Di dalam mobil Lisha masih terisak dan Radit terlihat sangat cepat bahkan Isa beberapakali memarahi James karena berhenti saat menyetir padahal itu sedang lampu merah.
Dia terlalu khawatir melihat keadaan Rasty yang tidak bisa berucap apapun dan terlihat sangat sulit bernafas

" Bertahan sayang sebentar lagii , jangan tutup matamu ok " ucapnya terus mengusap bagian dada sang istri berharap bisa meringankan sesaknya

Tinggal satu blok lagi menuju rumah sakit mereka kembali dihadang oleh lampu merah , saat itu Radit rasanya ingin menghancurkan seluruh lampu merah di kota . Melihat Rasty yang mulai menutup matanya Radit pun segera menepuk kedua pipi rasty

" Jangan tutup matamu sayang , kubilang jangan atau kau akan mendapat hukuman " ancamnya panik

Radit segera membuka pintu mobil dan keluar dengan menggendong Rasty ala bridal style, kemudian berlari kearah rumah sakit . Banyak orang yang terkejut dengan pemandangan itu , sang pengusaha terkaya no 1 di dunia berlari dijalan sambil menggendong istrinya yang tampak kesakitan .

Radit benar benar sudah tidak memikirkan apapun lagi , yang tersimpan di kepalanya hanya membawa Rasty segera ke rumah sakit , teriakan pak james pun tak dihiraukan nya , bahkan ia sampai lupa membawa bodyguard karena panik tadi .

Begitu sampai di depan rumah sakit , Radit langsung masuk

" CEPAT TANGANI ISTRIKU , ATAU KU TUTUP RUMAH SAKIT INI!!!... " teriaknya mendapatkan perhatian semua orang

Bagai mana tidak ? Sang pemilik rumah sakit datang dengan keadaan berantakan , dan berteriak di tengah keramaian lobby

3 orang suster segera membawa brangkar memasangkan alat bantu bernafas pada rasty, setelah Radit menaruh Rasty diatasnya , di bantunya para suster itu mendorong brangkar menuju sebuah ruangan . Tidak lama setelah Rasty dan radit masuk kedalam ruangan setiap dokter dari masing masing spesialis berdiri menunggu didepan pintu ruangan Rasty , bersiap jika jika mereka dibutuhkan .

Didalam ruangan 3 orang suster dan seorang dokter umum dan dokter spesialis paru paru sedang memeriksa keadaan Rasty , dengan  Radit yang mengamati mereka , terlihat Rasty sidah tertidur dan Radit panik melihatnya

" KENAPA ISTRIKU MENUTUP MATA ! APA YANG KALIAN LAKUKAN PADANYA !" teriak Radit panik dan murka berjalan mendekati ranjang Rasty

" Nyonya Rasty hanya tertidur tuan , kami membuatnya tertidur " ucap dokter paru paru pelan

Setelah itu seorang dokter spesialis kulit masuk setelah dipanggil oleh seorang suster , dia mendekati ranjang Rasty dan memeriksanya ,sambil berdiskusi dengan dokter umum dan dokter paru paru

" Tuan keadaan nyonya Rasty sudah cukup stabil , kami sudah menyuntikkan anti alergi pada nyonya Rasty , setelah ini kita harus menjaga daya imun nyonya Rasty agar tubuhnya bisa melawan zat alergi yang ada di dalam tubuh nyonya Rasty , dan nyonya Rasty masih harus menggunakan alat bantu bernafas agar tekanan paru parunya tetap stabil " ucap dokter paru paru

" Untuk kulit yang memerah itu juga karena alerginya , saya akan memberi obat pereda nyeri agar tidak terlalu gatal , jika nanti nyonya Rasty sudah sadar mohon untuk tidak digaruk agar tidak infeksi " ucap dokter kulit

" Tuan maaf tapi jika selanjutnya ada yang tidak sengaja makan makanan yang dia alergi , sebaiknya berusaha dimuntahkan agar tidak tercerna dan tidak terjadi alergi lebih lanjut " jelas dokter umum takut takut

Radit termenung ingatannya terlempar ke Rasty yang tadi mengeluarkan makanan yang ada di mulut Lisha tanpa memikirkan makanan yang sudah masuk ke dalam perutnya

" Kalau begitu kami undur diri tuan " ucap ke 7 orang itu yang hanya di balas anggukan Radit , mereka membungkuk lalu keluar dari ruangan .

Radit mendekatkan wajahnya kearah Rasty kemudian mengecup keningnya dengan setetes air mata yang keluar dari matanya , ia biarkan terjatuh diatas wajah Rasty

Ia sangat sangat bersyukur dan berterima kasih karena Rasty telah menyelamatkan putrinya , dan juga sangat sedih karena Rasty tidak mempedulikan dirinya .

Lihat saja tidak akan ia biarkan siapapun yang memasak nasi goreng sialan itu tadi pagi .

Nah nah ketauan kan kenapa Rasty lempar sendoknya kemaren

So guys , what do you think about this chapter ? Tell me

Btw aku masih ulangan , lama banget ya ? Eeemangggg kesel gw juga haha

Oh dan juga sorry kalau omongan aku kata ganti orangnya ganti ganti , kadang aku , gw apalah emang campur campur gak jelas gitu hehe

Tapi kalau buat obrolan Rasty sama Radit di cerita mudah mudahan konsisten baku terus , soalnya kaya lebih sweet aja gitu dengernya hihi

Ah halu lagi gw kannnn

Ok udahlah ya bacot gw kepanjangan haha

Jangan lupa vote and coment
Asli aku tungguin comenannya ;(

See you ,luv

~Alma 21-9-'20

Mommy ! I Want You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang