06.56

88 22 10
                                    





"HYUNJIN!"

"Eh? Chani?"

"HYUNJIN! SINI"

"LO DIMANA CHAN?"

"DISINI"





































Ruangan berwarna putih. Ah, lagi lagi ini rumah sakit. Ia melihat ke sekelilingnya tak ada satupun orang disini kecuali dirinya.

Hyunjin bergerak pelan untuk duduk. Tidur lama membuatnya pening. Ia melirik jam dinding di sana, pukul tujuh kurang.

Sudah terhitung dua puluh empat jam dari hari kemarin. Hari dimana hari terakhir dirinya bertemu dengan Jinyoung .

Hyunjin menatap ke luar jendela. Pagi ini begitu cerah, suara kicauan burung terdengar ceria, tapi entah kenapa, hatinya muram.

Entah perasaan apa ini, tapi yang jelas, ia sedih.

Ada sesuatu yang aneh, entah hilang, pergi, atau terluka.

"Gue kenapa sih,"

Baru saja kakinya turun dari ranjang rumah sakit, pintu ruang inapnya terbuka. Menampakkan sosok Felix diikuti oleh teman- temannya yang lain.

"Hai Jin,"

Hyunjin tersenyum. Namun sedikit heran, melihat teman- temannya.

"Pada janjian apa gimana nih, hitam hitam"

Dilihatnya Felix dan Bomin berpandangan. "Emang kita selalu pake warna gelap kan,"

Hyunjin mengangguk. " oh ya, kalian udah ketemu Chani? Gue mau ke ruangannya dong," kedua kakinya sudah turun begitu suara Jisung mendengarnya.

"Jangan,"

"Eh? Kenapa?"

"M-maksud gue, jangan sekarang, lo baru aja sadar, jangan banyak gerak dulu"

"Astaga sung, gue cuma luka cakar doang, gak patah, gue masih kuat jalan kok,"

"Bener kata Jisung, jin, istirahat aja dulu" kata Bomin.

Hyunjin menghela nafas. "Yasudah, tapi, mata kalian kenapa bengkak? Habis nangis?"

Mereka saling berpandangan, membuat Hyunjin bingung sekaligus merasa tak nyaman.

"Guys, ngomong aja, gue gak papa"

Masih tak ada jawaban.

"Guys, Chani gak papa kan?"

"Lix, Bomin, Sung, Njun, jawab,"

Renjun terlihat menarik nafas dan tersenyum tipis.



























































"Chani gak papa, Chani sudah tenang,"

✔24 Hours at Jinyoung's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang