Sedih banget, niat up kemaren tapi malah kepencet delete 😂
Padahal menurutku isinya ciamik sekali wakkakakak
Ya tak apalah....
Semoga ini juga ciamik atau lebih ya...
Aku akan coba mengingat apa yang aku tulis sebelumnya
Jangan lupa komen dan vote dlu donggggg
Yang banyak.
Kalo perlu setiap baris di komen hehheee
Makasih yang masih mau nungguin ❤️❤️
Happy reading...
Tiga tahun kemudian...
Pukul dua dini hari. Sebuah beban yang menimpa pinggang dan perutnya ditambah embusan napas hangat yang mengenai tengkuk lehernya, membuat tidur Kafin terusik.
Masih dengan memejamkan mata, Kafin membalikan tubuhnya. Aroma stoberi langsung menyeruak dan terhirup ke indra penciumannya. Membuat Kafin tahu siapa sosok yang saat ini sedang memeluknya tanpa membuka mata. Ya, gadis yang tiga tahun belakangan ini berstatus sebagai kekasihnya.
Senyum merekah di bibir Kafin. Ia mengangkat tangannya kemudian menarik gadis itu agar semakin masuk ke dalam dekapannya. Tak lupa sebuah kecupan hangat dari Kafin mendarat tepat di ubun - ubun gadis itu sebelum akhirnya Kafin berniat untuk kembali terlelap.
"Kamu beneran enggak sayang aku ya, Yang?"
Suara itu berhasil membuat mata Kafin terbuka. Pemuda dua puluh dua tahun itu menarik diri agar bisa melihat wajah cantik gadis yang kini telah mendongak sembari menatapnya.
"Kok ngomong gitu sih?"
"Kaya enggak kangen gitu. Setelah empat hari enggak ketemu, masa iya kamu sekarang lebih milih tidur lagi daripada ngobrol sama aku."
Gadis itu mengerucutkan bibirnya lucu. Membuat Kafin terkekeh karena merasa gemas. Tangannya terulur memberi cubitan kecil di hidung mancung gadisnya.
"Kamu sibuk sama skripsi. Aku sibuk nyanyi. Boro - boro kamu dateng ke apartemenku gitu, ke rumah Ibu aja enggak. Gafin sampai nyariin kamu."
Kafin kembali terkekeh. "Emang pelukan aku enggak cukup ya buat menunjukkan seberapa kangennya aku sama kamu?"
Gadis itu menggelengkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan laki - laki yang sudah berhasil meluluhkan hatinya tiga tahun belakangan ini. Laki - laki yang berstatus sebagai adiknya jika di hadapan orang banyak.
Ya, gadis itu adalah Kamea Caley Rianda. Putri dari Fagha dan Fay yang pada akhirnya menjalin hubungan terlarang dengan adiknya. Anak lelaki sang ayah dengan almarhumah istrinya yang lain.
Mereka bukannya tak tahu, jika yang jalan yang mereka pilih adalah sebuah kesalahan dan dosa. Namun mereka kalah. Baik Cal maupun Kafin lebih memilih mengikuti perasaan yang seharusnya tak tumbuh di antara mereka dibanding mengikuti logika.
"Mana cukup," ujar Cal. Senyum tipis mulai terbit di bibirnya. Ia mengangkat tangan dan membelai wajah Kafin dengan jari - jarinya.
"Aku kangen banget sama kamu," ucap Cal dengan suara yang begitu lirih. Wajahnya semakin mendekat. Tatapannya lurus menerobos bola mata berwarna coklat milik Kafin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood
ActionKisah cinta antara laki - laki dan perempuan, merupakan hal biasa yang memang sudah menjadi naluri bagi setiap orang untuk merasakannya. Lalu, apa yang akan terjadi jika kisah cinta itu melibatkan dua anak manusia yang terikat oleh hubungan darah...