(make sure you've read the summary before proceeding. enjoy.)
.
.
-.-.-
.
.
Hari lain yang melelahkan untuk Sang Presiden Direktur. Bunch of people to deal with, hours of meetings to attend, countless papers to sign. Setidaknya dia sudah mempertimbangkan harus berhadapan dengan semua itu, secara matang, sebelum memutuskan untuk berada di tempatnya saat ini.
Perselisihan internal Keluarga Park sudah lama berlalu. Solusinya sejak zaman dahulu kala memang hanya satu: Seonghwa bersedia mengambil alih perusahaan raksasa milik keluarganya itu. Tahun demi tahun bermain kucing-kucingan dengan mereka, perselisihan demi perselisihan dilalui karena Seonghwa muda mempertahankan idealisme untuk mengejar mimpinya di luar bisnis mewah turun-temurun, memang terdengar sangat lucu ketika akhirnya ia sendiri yang memutuskan untuk mengiyakan titah tersebut.
Karena kepala dingin Park Seonghwa sudah memastikan bahwa cara terbaik untuk balas menginjak-injak seluruh anggota dalam suatu keluarga besar adalah dengan menjadi orang yang paling berkuasa di dalam keluarga tersebut.
"Aku mau hunian pribadi. Di mana tidak ada yang bisa mengganggu istirahatku."
"Di mana lokasinya, terserah padaku."
"Siapa yang akan menemaniku di sana, juga terserah padaku."
Lihat saja, belum apa-apa ia sudah membuat dirinya berada di atas awan.
Lagipula setelah direnungkan, tidak ada yang salah dengan power yang ia miliki sekarang. Terlebih sekarang ini, Seonghwa memang suka uang. Sangat suka uang.
Dengan pundi-pundi dan kekuasaan, Seonghwa tidak memerlukan apa-apa lagi selain beberapa pemanis tambahan dalam hidup. Seperti desert dalam three course meal. Dua piring pertama sudah cukup mengenyangkan tetapi tanpa satu piring kecil lagi, hidangan makan malam itu tidak akan sempurna.
Seonghwa sudah menemukannya.
Someone who completes his life.
Pintu otomatis terbuka dengan iris recognition-nya. Saat membangun penthouse ini, Seonghwa banyak merencanakan pemasangan teknologi guna meminimalisir kemungkinan harus mempekerjakan orang asing untuk mengurus rumahnya. Selama studinya dulu, Seonghwa sudah terbiasa berurusan dengan hal-hal seperti ini secara mandiri. Namun sekarang ia adalah orang dewasa dengan banyak pekerjaan dan tidak banyak waktu istirahat. Biar saja isi brankasnya yang mengurus rumah ini tanpa ia harus menggulung lengan, atau harus melihat orang berlalu-lalang membersihkan dapurnya.
Merusak pemandangan.
Meskipun ada beberapa orang yang pada akhirnya ia izinkan masuk kemari, seperti pengurus laundry pribadinya, koki dengan Bintang Michelin favoritnya—belum ada yang bisa memasak makanan Itali seenak dia, penata gayanya yang selalu dipanggil sebelum pesta dansa dengan tamu mancanegara, atau terapis spa dari salon ternama yang memang dikhususkan untuk merawat tubuh kekasihnya—
Ah, sebentar, di mana dia?
Seonghwa mendapati ruang duduknya kosong. Biasanya dia akan berbaring di atas sofa besar itu, menonton televisi sambil menunggunya pulang. Atau dia akan berada di mini bar, mencoba mencampurkan vodka dengan ekstrak licorice dan vermouth pada suhu ruangan dalam upaya menyajikan segelas martini—ide buruk, dan hanya dia yang bisa menghabiskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's Lair | SeongJoong 🔞
RomancePagi harinya adalah untuk menemani Seonghwa sebelum bekerja, entah memasang dasinya atau menurunkan retsletingnya untuk sesi nakal yang singkat. Siang harinya adalah untuk menyempurnakan diri, mempercantik tubuhnya sebagaimana yang Seonghwa inginkan...