Setelah kesuksesan Jerman di Polandia, Prancis, & Skandinavia. Hitler merencanakan invasi ke Russland. Menurut kesaksian Reichsleiter Boormann, Hitler menginvasi Russland terutama bagian selatannya karena Bangsa Jerman membutuhkan banyak sumber daya untuk melawan Inggris.
Wilayah Kaukasus, yang dicirikan dengan pengungannya yang sangat tinggi, yang secara budaya berbeda dengan wilayah lainnya dan ukurannya lebih besar daripada negara bagian Montana, berbatasan langsung dengan Laut Hitam di barat, dan Laut Kaspia di timur. Di bagian utara wilayah ini terdapat pertanian Gandum dan Kapas yang sangat besar, terdapat pula industri alat alat pertanian yang terbesar di dunia saat itu. Di bagian utara wilayah ini juga terdapat kota-kota penghasil minyak seperti Maikop dan Grozny, yang menghasilkan 10% minyak Uni Soviet. Bagian selatan wilayah ini kepadatan peduduknya telah melampaui kota New York, dan di bagian ini juga terdapat beberapa kilang minyak terbesar di dunia seperti yang terdapat di Baku. Di sana kilang minyak memproduksi 80% minyak Uni Soviet, dan memproduksi 24 juta ton minyak dalam setahun.
Banyak perwira tinggi Jerman yang ketakutan karena Soviet memiliki 2 juta pasukan di perbatasan, dan 5 juta di daerah lain. Apalagi rencana Hitler yg membagi pasukan Jerman menjadi 3.
Meskipun begitu pada awal pembukaan invasi tersebut, tentara Jerman berhasil memukul mundur tentara soviet. Bahkan mereka sudah menguasai berbagai daerah penting. Termasuk kampungku Kaukasus.
Kampungku sebenarnya hanya sebagian kecil Dari Kaukasus. Tetapi karena penduduk Kaukasus yang homogen, kampungku sudah bisa dibilang mewakili seluruh orang Kaukasus.
Aku lahir di sini. Aku besar di sini. Agamaku Islam, seperti sebagian besar penduduk daerah ini. Kami mengalami diskriminasi parah oleh orang Rusia yang menguasai tanah kami. "Tapi setidaknya mereka sosialis", seperti itulah ungkapan mayoritas penduduk kampungku.
Penduduk kampungku sangatlah berani. Mereka bahkan berani mengusir Tentara Soviet yang akan merampok kampung. Kampung ini tak akan sebaik itu tanpa Sang Kepala Kampung.
Kepala kampungku bernama Haji Ahmet Zainulov, setidaknya di paspornya tertulis begitu. Nama aslinya adalah Haji Ahmad Bin Zainal. Ia pernah menetap di Yaman Selatan selama beberapa tahun. Ia sebenarnya pendukung sosialisme tapi anti Bolshevik. Ia anggota dari partai komunis, ia menjabat sebagai Letnan di NKVD.
Sampai lupa aku memperkenalkan diri. Namaku Yosef Zakarovich, yang tertulis di paspor seperti itu. Nama asliku adalah Muhammad Yusuf Bin Zakariya. Aku Sarjana di Universitas Kazan dari jurusan Tekhnik Perminyakan dan Master di Universitas Tekhnik Berlin di jurusan yang sama, dan karena bantuan tuhan aku bisa bekerja di Kilang Minyak dekat kampungku.
Buku ini berisi pengalamanku selama PDII. Melewati wajib militer yang di tetapkan orang Jerman, hingga penempatanku di Prancis. Selama periode itu hidupku penuh perjuangan fisik maupun batin. Dalam hatiku aku berpikir, suatu saat para sejahrawan atau penggemar sejarah akan terkejut ketika mendengar unitku. Kaukasische Mohammadaner Leggion, atau yang dikenal sebagai Legiun Islam Kaukasus. Salah satu unit islam yang dikelola oleh Nazi Jerman.
Mungkin saat ini anda tecengang mendengar tentang Muslim Nazi. Menurutku pepatah "Sejarah ditulis oleh pemenang" itu benar. Sejarah yang kau baca di buku sejarah adalah hasil buatan sekutu.
Bahkan, menurut riwayat Reichruftungsminister Albert Speer. Hitler pernah berkata,"Islam adalah agama yang pantas untuk umat manusia, karena di dalam kitab kitabnya ada tuntunan hidup yang mengajarkan kedamaian." Hitler melanjutkan "Mereka sangat menghargai ilmu dan HAM."
Begitulah memang kenyataan pahit yang dialami kita sendiri saat ini, karena perang dimenangkan oleh pihak yang tak pantas menulis senjarah.
Maka aku berpesan pada para pembaca cerita ini. Untuk selalu percaya pada yang mengalaminya bukan yang menulisnya. Aku sudah melewati perang dunia 2 dan aku tak mendengar satupun pembantaian.
Pendapatku tentang Holocaust hanya satu. ITU HANYA KARANGAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
5000 MIL JAUHNYA DARI KAMPUNG
Non-FictionKISAH PERJALANAN DAN PERJUANGANKU SELAMA PERANG DUNIA KEDUA