Zefanya dan Ifa telah sampai di studio photoshoot yang berjarak lumayan jauh dari apartemennya. Ethan, managernya langsung menghampirinya dengan tatapan bingung sambil melirik Ifa bingung.
"Asisten lo," ucapnya membuat Ethan bingung.
"Ifa," Ifa menjulurkan tangannya ke hadapan Ethan.
"Ethan," balas Ethan berusaha ramah walaupun raut wajahnya masih terlihat kebingungan.
"Nanti dia bakal bantuin lo ngurus jadwal sama ngatur diet gue, kita tinggal satu apartemen, jadi kalo gue nggak bisa dihubungin lo bisa hubungin Ifa," ucap Zefanya yang akhirnya diangguki pasrah oleh Ethan.
"Ini lawan model lo atlet bulutangkis, baru pertamakali photoshoot juga kayaknya, pihak brand minta tolong lo buat bantuin dia, soalnya lo di kontrak 2 season, dan jadwal bareng kalian banyak banget," jelas Ethan.
"Ya," jawabnya singkat.
"Lo mau makan siang apa?" tanya Ethan.
"Sushi sama ice americano 4 shot," jawabnya yang diangguki oleh Ethan.
"Fa, bantuin gue cari makan siang yuk," ucap Ethan mengajak Ifa yang setia disamping Zefanya.
"Oh iya, boleh," jawab Ifa yang kemudian pergi meninggalkan Zefanya dengan stylish.
Pihak kru membawa laki-laki yang Zefanya yakini lawan modelnya untuk duduk di sebelahnya, pria dengan kulit putih dan rambut hitam juga tinggi badan yang tidak terlalu tinggi tapi terlihat proposional itu melemparkan senyum padanya yang diabaikan oleh Zefanya.
"Zefanya, ini Kevin Sanjaya Sukamuljo, temen buat photoshoot nanti," ucap pihak kru tersebut yang hanya Zefanya angguki sambil menatap mereka berdua datar.
"Panggil Kevin aja," Kevin yang sudah duduk di bangku kemudian mengulurkan tangannya kepada Zefanya.
"Iya, Zefanya," ucap Zefanya yang akhirnya bersuara.
Kevin tidak berani bersuara lagi begitu mendengar suara perempuan disampingnya bernada begitu malas.
'Sombong,' batinnya.
Kevin menyaksikan bagaimana perempuan bernama Zefanya itu dengan luwesnya bergaya di depan kamera tanpa rasa canggung, jujur, Kevin mengakui profesionalitasnya.
"Oke Kevin shoot sendirian dulu, baru abis ini bareng sama Zefanya," suruh sang fotografer.
Zefanya telah mengganti bajunya dengan turtleneck berwarna putih lalu mengenakan tambahan outer denimnya, sedangkan Kevin menggunakan turtleneck berwarna hitam dengan denim yang hanya ia letakkan di bahunya.
"Lebih dekat lagi," suruh sang fotografer.
Zefanya menyandarkan kepalanya pada bahu Kevin sesuai dengan keinginan fotografer, sedangkan Kevin masih sibuk menormalkan detak jantungnya yang berdegup tak karuan karena harum wangi bunga menguat dari Zefanya yang berada dekat dengannya.
"Iya itu Zefanya hadap-hadapan sama Kevin,"
Zefanya kesal karena pria dihadapannya takut sekali untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Zefanya, membuat fotografer berkali-kali menyuruhnya take ulang.
"Diam!" Zefanya menarik wajah pria tersebut dekat sekali dengan wajahnya, kemudian menyuruhnya untuk tetap diam.
Kevin merasakan bagaimana nafas perempuan yang berada tepat di depannya, wajahnya yang sempurna memenuhi indra pengelihatan Kevin yang saat ini lupa bernafas saking gugupnya.
"Oke, ganti baju yang lainnya," ucap sang fotografer yang akhirnya puas.
Zefanya telah keluar dengan kemeja satin berwarna hitam dengan rok plisket cantik berwarna hijau army, tak lupa dengan suede boots hitam yang membuatnya menjadi lebih tinggi daripada lawan modelnya.
Zefanya duduk di sebuah kotak berwarna putih yang berfungsi sebagai bangku sedangkan Kevin berdiri sembari memegang bahunya dengan gaya canggung.
Zefanya, Ifa, Ethan, Kevin dan beberapa kru lain saat ini sedang menikmati makan siang yang tadi Ethan dan Ifa beli, yang entah mengapa Ethan dengan baik hati membelikan beberapa kru sushi.
Zefanya yang saat ini duduk di samping Kevin menaruh ice americano miliknya di samping pria tersebut sambil memakan sushi miliknya, sedangkan Kevin memakan sushi nya sambil memainkan game di ponselnya. Kevin yang tidak begitu memperhatikan sekitar kemudian mengambil minuman milik Zefanya yang berada tepat di hadapannya lalu menyedotnya asal.
"Eh! Itu punya Zefanya!" ucap Ifa yang tiba-tiba menyuarakan suaranya dan langsung membuat para kru, Kevin dan Zefanya menoleh bingung.
'HAH?! MALU BANGET,' ptose Kevin dalam hati.
"Sorry, gue gak tau," ucap Kevin yang hanya dianggukinya.
"Than, lo beli cuma satu kan?" tanya Zefanya pada Ethan yang berada di hadapannya, bersebelahan dengan Ifa.
"Iya, biasanya juga kan satu," ucap Ethan.
"Gue ganti aja," ucap Kevin menyela.
Zefanya mengambil ice americano tersebut lalu menyesapnya lagi, membuat semua orang yang berada di sana menghadiahinya tatapan bingung, pasalnya sedotan tersebut sudah dipakai oleh Kevin.
"Gue ganti aja," Kevin berniat menarik ice americano milik Zefanya.
"No need, thankyou before," jawab Zefanya santai.
Ethan lagi-lagi menggeleng kepalanya melihat kelakuan modelnya yang bukan sekali dua kali terjadi.
"Iya gue tahu, tapi cara hitung kalori yang dibutuhkan tubuh tuh gini," Zefanya menggerakkan tangannya untuk menulis beberapa angka di iPad dengan cepat, sementara Ifa yang berada di depannya masih mencoba untuk mengerti.
'Cantik' puji Kevin dalam hati.
"Jangan diliatin terus mas, Zefanya tuh sadar tau mas Kevin ngeliatin dia terus," ucap laki-laki yang Zefanya panggil Ethan tiba-tiba saja duduk di sampingnya.
"Hati-hati di colok mas matanya," ucap Ethan asal yang dibalas garukan kepala bingung dari Kevin.
"Selamat ya mas, kemarin saya liat di televisi waktu mas main di All England," ucap Ethan.
"Eh iya, makasih," jawab Kevin.
"Zefanya jutek ya mas sama mas Kevin?" tanya Ethan yang membuat Kevin kebingungan.
"Hah?" jawab Kevin.
"Bukan cuma mas Kevin kok, semua manusia juga jarang dia ajak ngomong,"
"Kata Zefanya sih berurusan sama orang lain itu merepotkan mas, ya saya setuju juga sih,"
"Kata dia, nafas aja rasanya melelahkan, apalagi terlibat sama urusan orang lain," ucap Ethan lagi.
Kevin hanya menyimak penjelasan yang Ethan sampaikan tentang wanita bernama Zefanya itu sambil mengangguk.
"Zefanya kayaknya bukan orang Indonesia ya mas?" tanya Kevin yang sudah mulai berani bertanya.
"Ibunya dari Jerman kalo nggak salah, ayahnya dari Korea Selatan," jawabnya.
Pantas sekali kulit Zefanya terlihat sangat putih, terlebih matanya berwarna coklat terang, membuat Kevin awalnya mengira bahwa itu sebuah softlens.
"Ayo lanjut shoot lagi," ucap sang fotografer.
Zefanya sedang bergaya seolah-olah dirinya mengelus rambut pria yang saat ini sedang meletakkan kepalanya diatas paha Zefanya, keduanya terlihat serasi dan cocok satu sama lain dengan kemeja hitam yang dikenakan.
"Oke!"
Photoshoot hari ini berlangsung dengan panjang dan mereka selesai saat jam menunjukkan pukul sembilan malam, Zefanya yang sudah sangat lelah buru-buru pamit agar bisa segera pulang.
Kevin yang tadinya berniat untuk meminta nomor ponsel Zefanya mengurungkan niatnya begitu melihat wajah Zefanya yang terlihat lelah.
Ethan tiba-tiba menghampirinya sebelum ia pergi ke mobilnya untuk kembali ke pelatnas Cipayung.
"Nomornya Zefanya mas, mas Kevin keliatan mau minta nomornya tadi," ucap Ethan yang membuat Kevin lagi-lagi harus berterimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔃𝔂𝓷𝓲𝓼𝓬𝓱
Fanfiction(n) ASDP (Antisocial Personality Disorder) merupakan gangguan mental dimana individu berperilaku agresif, impulsif, melanggar aturan hukum, dan tidak lagi memiliki perasaan bertanggung jawab terhadap perilakunya. Zefanya Anabelle Stephanie, gadis pe...