11. Teman baru

5.5K 299 7
                                    


Sesuatu yang sulit untuk dibedakan, salah satunya adalah teman dengan setan.

(Ardan)

11. Teman Baru

Di saat Railin, Arsan, Rey, Joy, serta Ardan tengah asik bercanda di belakang sekolah itu, sebuah suara dari arah belakang mereka mengundang perhatian. Kehadiran 2 orang perempuan membuat mereka terkejut, saat keduanya jatuh tersungkur.

"Awww!"

"Aduh pinggang gue!"

Rintih mereka sambil berusaha berdiri. Mata Railin mengenali salah satunya, dia adalah perempuan itu. Yang memukulinya di toilet karena mengira bahwa Railin adalah seorang laki-laki.

"Kalian ngapain?" tanya Rey dengan nada datar, membuat ke-duanya menundukkan kepala.

"Gak ada kerjaan!" Celetuk Ardan dan Joy bersamaan.

Kedua siswi itu pun berdiri sembari menahan malu, ini sama saja dengan mereka yang ketahuan mengintip. "Eh, itu anu, hmm ... gue-" Belum sempat orang itu berbicara Joy sudah memotong ucapannya.

"Ina anu apaan? Nu hinya hinyu?" Selanya, sembari memutar bola mata malas.

"Ngomong tuh yang jelas!" timpal Ardan.

"Ishhh, niat gue dateng ke sini tuh baik. Gue cuma mau minta maaf!" ucapnya dengan suara pelan.

"Dih gak jelas amat idup lo, tiba-tiba minta maaf. Ini bukan lebaran!" sinis Joy.

"Gue mau minta maaf sama Railin! Bukan lo!" ketus orang itu.

"Shutt, diem! Udah sana, lo langsung samperin Railin nya aja! Jangan malah berantem sama Joy," bisik temannya itu yang berada di sisinya.

Salah satu siswi itu pun melangkah 'kan kaki menuju tempat Railin duduk. Lalu dia menyampaikan tujuannya. "Gue minta maaf, ya. Sumpah deh gue gak tahu lo itu cewek, soalnya tadi ketutup helm. Maaf ya Railin, ya, ya, ya?" mohon siswi itu dengan ekspresi yang memelas.

Railin sebenarnya tidak apa-apa, hanya saja ia sedikit terkejut dan malu karena kelakuan orang ini. "Iya, sans aja sama gue. Tapi lain kali, jangan asal mukul orang," balas Railin, memaafkannya.

Gadis itupun tersenyum pada Railin, "Makasi, Rai. Oh iya, kenalin nama gue Marsella Aurisa. Panggil Sella aja!" ucapnya memperkenalkan diri.

Railin mengangguk, pandangannya mengarah pada teman yang dari tadi bersama dengan sella. "Kalau lo?" tanya Railin pada gadis yang satunya.

Perempuan yang ditanya oleh Railin sedikit terkejut, hingga menjawab pertanyaannya dengan gelagapan. "Eh? Nama gue Mitha Ranaya," jawab gadis bernama Mitha itu.

Railin yang melihat gelagat Mitha pun heran dan berkata terus terang padanya. "Lo kenapa dari tadi ngeliatin Rey mulu, perasaan?"

Sontak saja pernyataan Railin itu, membuat mereka semua melihat ke arah Rey. Kemudian beralih pada Mitha yang tengah mati-matian menahan degup jantungnya. Wajah Mitha sekarang menjadi sedikit merah, karena menahan malu. Railin berbicara seperti itu, tanpa mengerti bagaimana nantinya perasaan Mitha. Jantungnya bisa jatuh tiba-tiba, karena salah tingkah berada dekat dengan Rey.

Arsan, Joy, Ardan, dan Sella berdehem menggoda Rey dan Mitha. Sedangkan Railin memasang wajah bingungnya. Tapi Railin tidak sebodoh itu, dia peka terhadap perasaan seseorang.

"Oh, iya, iya, gue ngerti!" gumam Railin, "Sorry Mitha, gue gak tau lo suka sama Rey. Harusnya gue gak nanya gitu, ya?" Ucapan Railin tentunya membuat Mitha menjadi semakin speechless dibuatnya. Railin ini, apa tidak bisa berpikir dahulu dan menunda pertanyaan itu?

RAISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang