05

16.1K 1.2K 69
                                    

Aku masih bingung gunain kata panggilannya. Kalian suka yang mana. Panggilan kayak G&Gavin yang misalnya kalo di panggil masih pake nama-nama mereka sendiri misalnya "G suka sama Kakak." Atau aku-kamu misalnya "aku suka sama kak Fran."

Plis kasih saran! Aku masih bingung.

Susah jelasinnya, Semoga kalian ngerti maksud aku😭






Selamat membaca


"Ayok buat baby."

Em dengan cepat berbalik dan menatap Fran dengan tajam, dan yang paling membuat Em semakin kesal. Fran masih menunjukkan raut santainya, tidak merasa bersalah sedikitpun.

"Aku baru sehari loh disini, tapi kak Fran udah berani ngajak aku buat baby." Ucap Em cemberut.

Fran terkekeh kecil membenarkan apa yang gadisnya katakan. Ya, tapi Fran tidak munafik jika dirinya sangat ingin menikahi Em dan mempunyai anak, pasti akan sangat lucu.

Katakan saja jika harapannya terlalu tinggi, bisa saja takdir menentang keinginannya. Tapi jika itu terjadi mungkin Fran akan menentang takdirnya sendiri. Walaupun mustahil Fran tetap akan membuat takdirnya jika tuhan menentang keinginannya agar bersama dengan Em.

Sungguh Fran tidak peduli dengan siapa pun lagi kecuali keluarga dan gadisnya ini. Mereka adalah hal yang sangat berharga bagi Fran.

Em melambaikan tangannya tepat di depan wajah Fran. Lalu cowok itu kembali menatapnya dengan senyum yang menggoda.

"Kakak pengen nikah."

"Dasar gila."

Dua kali. Dua kali Em mengatainya gila dalam sehari. Ingatkan Fran nanti untuk memberi hukuman pada gadis kecil ini.

"Yes, that's me." Balas Fran dengan angkuh. Em mencibikkan bibirnya lalu berbalik menatap ke arah lemari. Kemudian kembali memasukkan baju-baju ke dalam lemari.

"Masih banyak barang-barang aku di rumah." Beritahu Em pada Fran yang sekarang berada di sampingnya.

"Nanti beli yang baru."

"Ih bukan itu."

"Terus?"

"Kenangan Aku sama Papa." Setelah mengatakan itu gadis itu menunduk. Tak ingin menunjukkan raut sedihnya pada Fran.

Fran mengehela nafas pelan. Ia mengusap rambut kepala gadisnya dengan lembut.

"Biar Kakak yang urus."

Em mendongak. "Em nyusahin banget ya?"

Fran menggeleng dengan cepat, sangat benci jika gadis ini bertanya seperti itu, atau menyangkut hal-hal yang sama dengan itu.

"Stop bilang kayak gitu. Aku Gak suka." Desis Fran tidak suka.

"Aku balik ke kamar." Lanjut Fran sebelum melangkah keluar, Fran sempat mencium kening Em sekilas.

Em menatap sendu pada pintu kamar yang baru saja di tutup dari luar oleh Fran.

Bukan itu yang Em maksud, hanya saja Em merasa tidak enak pada keluarga ini.

Em menghela nafasnya lelah.

                                 _______

3 jam berlalu, sekarang Em berdiri di depan pintu kamar Fran setelah membereskan semua barang-barangnya, dia tau jika Fran tidak mengunci pintu kamarnya, tapi Em tidak berani masuk jika pemilik kamarnya saja tidak menyahut ketika di panggil.

Em - Fran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang