[05] 🍀Pertemuan Di Toko Buku

787 203 34
                                    

Akhir pekan ini Minho akan pergi ke toko buku karena ada beberapa materi yang tak ia pahami. Dengan pakaian santai namun terlihat begitu bagus di tubuhnya, Minho terlihat cukup menarik perhatian begitu masuk ke dalam tempat ini.

"Cih tebar pesona."

Minho melirik ke samping, lebih tepatnya ke arah Jisung yang tengah mencebikkan bibirnya dengan kesal.

Ah ya ngomong ngomong, hantu tengil satu itu memilih untuk ikut dengan Minho, lagipula ia bosan di rumah dan tak memiliki tenaga untuk bermain dengan Gabriel -si arwah gadis hyperaktif. Dan yeah, keputusan paling tepat adalah menghantui Minho.

Padahal pemuda Lee itu sudah melarangnya namun Jisung tetap saja bebal, ia bahkan tak takut dengan tatapan nyalang yang Minho lempar untuknya.

Ingin rasanya Minho menendang arwah sialan di sampingnya namun sayang, Minho tak mungin melakukan hal tersebut di tempat umum.

Ah ya, lelaki kelahiran Oktober itu sudah menonaktifkan kemampuannya sejak tadi sehingga Minho tak harus bertemu dengan hantu hantu yang terkadang muncul dengan wujud menyeramkan. Namun Minho tentu tak bisa melakukan hal itu terus terusan, semakin lama ia menonaktifkannya maka semakin tak terkontrol pula nanti.

Jadi yah, mungkin dibeberapa kesempatan, Minho memilih untuk melepaskan kemampuannya begitu saja, sungguh lucu karena pada kondisi tertentu, Minho tetap terkejut melihat kehadiran mereka.

Masih ingat bukan jika Jisung adalah pengecualian? Entah bagaimana cara hantu mungil tersebut tetap terlihat pada netra Minho kini dan hal tersebut tentu sangat mengganggu.

Jisung yang dengan antusias melihat gambar demi gambar dari sampul buku, lompat ke sana kemari lalu bersembunyi di balik rak guna mengejutkan Minho, benar benar keputusan yang buruk untuk membiarkan arwah tersebut mengikutinya.

Namun beruntung Jisung mau mendengarkan ucapannya untuk tidak memindahkan apapun sehingga tak ada yang perlu merasa takut.

Selama beberapa menit, Minho sibuk memilih buku yang ia inginkan, pemuda itu harus pintar pintar menentukan pilihan supaya uangnya tak berakhir sia sia.

Mata tajam itu dengan teliti membaca blurb yang ada pada bagian belakang, lalu pada akhirnya keputusan jatuh pada buku berwarna orange dengan harga cukup menguras kantung. Tapi tak apa, materi di dalamnya sangat lengkap.

Minho mengedarkan pandangan lalu menghela nafas lelah, Jisung sudah menghilang dari jangkauan.

Dengan amat terpaksa dan rasa malas yang tinggi, Minho menyeret kaki jenjangnya untuk menyusuri potongan demi potongan ubin yang ada di bawah, melewati banyaknya rak guna mencari cari keberadaan Jisung.

Jika memanggil pun rasanya akan sia sia, selain mengganggu pengunjung lain, tentu mereka akan menatap Minho aneh.

Dengan perasaan kesal dan segala jenis gerutuan dalam diam, Minho mencoba menyebutkan nama Jisung dalam hati, berharap terjadi keajaiban dimana mereka bisa melakukan telepati dengan tiba tiba.

"Hehehe..."

Minho menghentikan langkah begitu mendengar suara yang tak asing di pendengaran, itu kekehan milik Jisung.

Kepalanya seketika menoleh dan di detik selanjutnya pupil mata Minho terlihat mengecil seiring dengan bola matanya yang melebar, cukup terkejut begitu mendapati wajah Jisung yang muncul dari celah buku di atas rak.

Sangat menakutkan karena secara sekilas, Jisung terlihat seperti sepotong kepala tanpa tubuh yang sengaja dipajang diantara buku.

Dengan cepat Minho dapat mengatasi keterkejutannya, baru saja tangan tersebut terulur untuk menjitak kepala Jisung, tiba tiba saja ada tangan yang jauh lebih halus dari milik Minho mengarah ke wajah Jisung. Ah atau lebih tepatnya berusaha menjangkau buku yang terletak dekat dengan kepala hantu tersebut.

Antologi; Flower Me [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang