Malam ini Jisung terlelap dalam pelukan Minho, namun tidak untuk pemuda Lee tersebut. Yang lebih tua tetap terjaga selama beberapa jam bahkan kini jarum pendek dan panjangnya telah melewati tengah malam.
Pikiran Minho masih asik mengelana ke tempat lain, dirinya telah kalah.
Minho terbuai dengan kehadiran si manis selama ini, membuat dunia sendiri dimana Jisung bisa hidup sebagai manusia, jauh di dalam pikiran terkelam yang ia miliki.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, memang siapa yang mampu melawan pesona Jisung meski sosok tersebut menjadi hantu sekalipun.
Selama beberapa minggu belakangan menghabiskan waktu bersama, juga berbagi satu atap tentu dapat membuat sebuah perasaan tak diinginkan tumbuh.
Minho menyadarinya namun ia dapat menyangkal dengan baik, selalu mengalihkan perhatian jika pikiran mulai tertuju pada sosok manis yang kini tengah ia dekap.
Mati matian, Minho mencegah perasaannya untuk tumbuh. Ini tentu salah.
Manusia dan hantu tak akan bisa bersama.
Bagaimanapun Jisung sudah beda alam dengannya meski entah bagaimana caranya, sosok tersebut masih tertahan di sini, bergabung bersama Gabriel dan hantu gentayangan lain yang tak memiliki tempat.
Elusan itu kini semakin turun, merambat pada pipi chubby Jisung yang terasa begitu dingin, didekatkannya wajah perlahan lalu tanpa aba aba-
Chup...
Sebuah kecupan Minho hadiahkan pada bibir tipis yang sedikit terbuka.
Tubuh Jisung masih terasa sama, dingin, tak ada terpaan nafas dari sana. Lagi dan lagi mengembalikan Minho pada kenyataan,
Bahwa bagaimanapun, entah seberapa keras ia menyangkal, pada dasarnya Jisung tetaplah arwah.
Dan Minho harus segera mengambil tindakan akan perasaannya ini.
━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
b a b y b r e a t h
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━Pagi hari disaat mereka sarapan, Minho tengah sibuk berkutat dengan ponsel, suatu momen yang sangat jarang Jisung temui.
Kening hantu kecil tersebut mengkerut bingung, Minho bukanlah tipe yang akan melakukan pekerjaan lain jika tengah makan, tumben sekali.
"Apa yang tengah kau kerjakan?" pada akhirnya, Jisung memutuskan untuk bertanya.
Tanpa menolehkan kepala dari layar tersebut, Minho mengunyah makanan di mulut sebelum akhirnya menjawab pertanyaan yang lebih muda.
"Mengunduh aplikasi jodoh."
"Pftt..." sereal gandum tersebut hampir saja meluncur bebas dari mulut Jisung.
Sungguh, Jisung baru tau jika Minho bisa bercanda juga.
"Hahaha... hey, kau pikir aku akan percaya? Jangan bercanda Minho." Jisung terkekeh pelan, merasa jika ucapan Minho tadi begitu menggelikan.
Tapi, tawa itu perlahan sirna begitu Minho memutar layar ponsel, menunjukkan aplikasi biro jodoh ke hadapan Jisung, membuat mata bulat itu melebar sempurna.
"Kau serius?"
Pemuda berhidung bangir itu menganggukkan kepala acuh.
Memang, langkah inilah yang akan Minho ambil. Dia akan mulai menjalani kencan buta dengan gadis atau bahkan lelaki manis sekalipun yang ia lihat pada profile mereka, entahlah, Minho hanya berpikir satu satunya cara untuk melupakan Jisung adalah dengan jatuh cinta pada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi; Flower Me [Minsung] ✔
Fiksi Penggemar⌗Antologi; Flower Me Menghadirkan antologi fanfiction dengan empat judul berbeda. •──────── f l o w e r m e ─────────• Yang bisa Jisung lakukan hanya berharap pada keajaiban dandelion. ↬dandelion. Minho belajar membuat origami kertas supaya pemuda...