Begitu banyak tatapan kebencian yang terpancar dari bola mata Aera. Entah bagaimana dia harus menghadapi Yoongi saat ini? Waktu yang seolah berhenti itu pun membuat napasnya terasa sesak. Aera membenci situasi ini. Situasi di mana ia terlihat seperti wanita yang menyedihkan.
Dan, Yoongi seakan tahu apa yang Aera rasakan. Ketika kedua mata mereka bertemu. Rasa penyesalan dalam diri Yoongi mulai muncul, pria itu mengembuskan napas kasar, "Maaf. Aku tidak bermaksud membunuhmu sungguhan. Aku hanya---,"
"Hanya apa? Ingin mempermainkanku begitu?" Aera tersenyum begitu sinis, wanita itu menjauh saat Yoongi berusaha meraih tangannya. "Sudah kubilang padamu bukan? Aku tidak suka pemaksaan! Dan kau memaksaku menikah denganmu!"
Aera sepenuhnya benar, Yoongi paham kesalahannya. Dia memang pemaksa, sangat jelas. Terlebih melakukan tindakan gila itu tiga jam yang lalu. Dengan segala kebohongan yang dirangkainya, Kakek selalu memercayai Yoongi. Hal tersebut yang kadang kala menimbulkan rasa bersalahnya.
Pun dirinya sendiri masih bingung. Perasaan gila macam apa ini? Mengapa Yoongi begitu ingin memiliki Aera?
"Aku minta maaf." pernyataan Maaf Yoongi baru saja membuyarkan lamunan Aera—dia tak salah dengar? Seorang Min Yoongi minta maaf? Pasti ada yang salah dalam otak pria itu, batin Aera.
"Untuk apa kau minta maaf?" Aera terkekeh, dia mendekat dua langkah pada Yoongi. Tangannya terulur memegang kerah kemeja putih yang Yoongi kenakan. "Aku tidak pernah melihatmu seperti ini, Yoongi. Kau minta maaf? Ini sungguh bukan dirimu."
Sepertinya Aera sangat tahu dirinya seperti apa. Yoongi balas menatap jauh ke dalam mata Aera. "Kau bukan wanita bodoh dan mengerti apa maksudku."
"Oh, jadi sekarang kau benar-benar menyukaiku?" Aera tertawa, tawa remeh yang menunjukkan kesombongannya.
Jauh berbeda saat Aera bersama Gaeul. Yang bebas semaunya mengeluarkan seluruh sisi yang dimilikinya. Jika berhadapan dengan oranglain, Aera menciptakan dirinya yang lain—wanita kaya dengan keangkuhan.
Aera terkejut begitu satu jari Yoongi diarahkan pada bibirnya—mengusap bibir bawahnya yang tebal. "Lipstickmu merah sekali. Jangan memakainya berlebihan. Aku tidak suka bibirmu jadi pusat perhatian pria lain, Aera."
Dapat dipastikan, kalau lah ada rasa cinta—Aera mungkin berdebar-debar. Namun, Yoongi sedikit mendebarkan jantungnya. Tak segila saat Aera diperlakukan begitu liar dengan Taehyung. Debaran ini berbeda.
"Kenapa kau menghapusnya dengan jarimu?" Aera memegang tangan Yoongi. "Tidak gunakan bibirmu saja? Menciumku mungkin?"
Yoongi tertawa kecil, Aera selalu berhasil menggodanya. Sayang, dia belum mau melakukan hal itu sekarang. Ada hal penting yang harus dia bicarakan.
"Aku bisa menciummu dan kau akan berakhir di sana." dagunya mengarah pada ranjang dibelakang Aera. Baiklah, bukan itu yang Aera inginkan. "Bagaimana? Masih berani menggodaku?"
Akhirnya, Aera berhenti. Dia melepas tangan Yoongi yang sempat dipegangnya. Diam, menunggu Yoongi bicara. Pria dihadapannya ini tampak begitu khawatir. Memancing rasa penasaran Aera.
Barulah hendak bertanya, Yoongi sudah membuka suara. "Aera, dengarkan aku kali ini dan berhenti keras kepala. Aku bukan hanya memaksamu. Aku melakukan ini demi kebaikanmu. Well, seperti dugaan burukmu. Subin memang ingin melenyapkan nyawa atau bahkan sedang berencana membunuh dirimu.
Menikahlah denganku. Aku berjanji akan melindungimu. Kau membutuhkanku dan aku juga membutuhkanmu. Pernikahan bukan yang kau inginkan, aku mengerti. Tapi, bisakah satu kali saja kau mau bekerja sama denganku? Ini demi keluargaku. Setelah itu kita bisa bercerai."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEFLAIVE ✓
FanfictionHansel Taehyung adalah bodyguard yang memiliki sejuta pesona tetapi sang Nona menolak untuk jatuh cinta padanya. ©NUNA MIN -Ebook ver bisa di order kapan saja- Ver Ebook berbeda dengan yang ada di wattpad