32 | Gimana rasanya?

4.2K 271 1
                                    

"Serius deh malu, kerja bolos terus gue."

"Butik juga butik emak lo, Ya, ngapain malu? Kerja bangunan lo disana?"

"Ck! Serius ege. Gue libur terus. Mana bulan ini banyak izinnya."

"Ya mau gimana lagi?"

"Resign aja kali ya, gue? Menurut lo gimana?"

"Gue sih dukung aja, selama lo mau. Tapi pikirin dulu deh, konsul sama suami lo."

"Sebenarnya berat, La. Tapi ya mau gimana lagi."

"Iya. Omongin dulu sama suami lo. Terus tanya juga ke diri lo, Ya. Beneran kepengin resign atau cuma terbebani karena sakit?"

"Iya, iya gu—eh bentar, La. Kayaknya Ashana udah datang."

Sea langsung beranjak keluar rumah. Betul saja dia melihat mobil merah milik Ashana berhenti di depan rumahnya. Setelahnya, gadis berkucir kuda itu keluar dari sana dengan menenteng sekotak makanan yang bisa Sea tebak pasti isinya martabak. Juga membawa tiga gelas jenis es yang berbeda.

"Bawa apa tuh?" kata Sea.

"Cemilan lah. Inisiatif gue mah. Kaum-kaum tukang makan kayak kita mah pasti gak bisa, kalau kumpul gak ada makanan."

Sea terkekeh. "Sa ae. Yuk, masuk."

Eliya libur menemani. Dan kebetulan Syahila dan Ashana katanya ingin bermain ke rumah Sea yang baru. Padahal rumah Ervan hehe.

"Lah, Syahila belum datang?" tanya Ashana begitu dirinya mendudukkan bokong.

"Kalau ada mah udah nangkring disini atuh, Shan."

"Iya juga."

Namun perhatian Sea terpusat pada es yang berwarna kuning bercampur warna pink itu. Dia meraihnya satu untuk dilihat lebih detail dan wangi yang semerbak membuatnya menelan ludah karena ngiler.

"Ih, mau ini dong," katanya. Dia membuka tutup cup es itu dan menyendoknya pelan. Ketika sesendok es itu masuk ke dalam mulutnya, Ashana melebarkan mata.

"Heh! Itu durian," peringatnya. Karena seingatnya, Sea tidak bisa memakan durian. Mencium baunya saja perempuan itu pasti sudah memuntahkan isi perutnya. "Ya??"

"Enak, Shan. Lo kalau mau tinggal ambil yang satu itu."

"Bukan begitu. Lo, kan, gak suka durian. Kok, tiba-tiba...?"

Iya juga.

Sea mengentikan tangan yang hendak menyuap lagi. Menatap Ashana dengan polos keheranan.

"Lah, iya," katanya mengerjap pelan. "Tapi kok, ini enak, Shan."

"Ih! Aneh. Lagian itu buat Syahila. Punya lo sop buah."

Mendengar itu, Sea cemberut. "Tukeran aja boleh gak? Gue mau ini."

"Y-ya, gue sih boleh aja. Emang lo boleh makan durian?"

Sea tentu mengangguk. "Ya boleh lah, gak boleh kenapa?"

Ashana menggeleng pelan sambil menatap Sea. Dia tidak tahu juga apakah Sea boleh atau tidak memakan durian.

"Assalamu'alaikum.... Human, gimana kabarnya?"

Keduanya kompak menoleh pada Syahila yang baru datang.

"Ih, gue juga beli martabak. Gak tahu deh, kalau lo beli," ujarnya Syahila.

"Gue beli yang manis, plis. Lo yang telor, kan?"

Syahila mengangguk. "Iya."

"Beda jauh."

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang