Sekarang Jennie sedang menatap punggung ibunya yang sedang mencuci piring. Dengan gemetar dia memanggil ibunya.
"Ibu..."
Dara berdehem. "Hemm?"
Jennie membasahi bibir bawahnya yang terasa kering. "Aku ingin bertanya"
"Bertanya apa?"
"Tentang... Calonku"
Dara menyelesaikan pekerjaannya. Dia duduk dikursi hadapan Jennie.
"Siapa yang Ibu jodohkan denganku? Bagaimana tampangnya? Apa dia tampan?"
Dara tersenyum. "Ibu tidak mungkin mencalonkan orang yang buruk untukmu, Dia orang baik. Dan soal tampangnya... Kau bisa menilainya sendiri."
"Siapa dia? Apa aku mengenalnya?"
Dara mengangguk. "Dia Chaeyoung"
Jennie terkejut. "Mwo? Chaeyoung? Son Chaeyoung? Anak ingusan itu? Shireo!"
Dara menggeleng. "Bukan Son Chaeyoung, ibu juga tidak mau kau menikah dengannya. Yang ibu maksud adalah Park Chaeyoung. Roseanne, Rosie-mu"
"Hah? Rosie? Ibu yakin? Dia kan saudariku" ucap Jennie.
Dara tersenyum meraih tangan Jennie untuk dia genggam. "Iya, memangnya siapa lagi?"
"Tapi ibu-
"Jen... Ibu percaya padanya. Dia gadis yang baik, kau tahu bagaimana ibu bisa memilihnya?"
Jennie menggeleng.
"Dia melamarmu secara langsung. Dia memintamu pada ibu, dia bilang dia mencintaimu. Benar-benar mencintaimu, ibu bisa melihat itu dari tatapannya, tatapan yang penuh keseriusan."
"Apa kau yakin ibu? Dia lebih muda dariku"
Dara mengangguk. "Walaupun dia lebih muda darimu, dia berani mengambil resiko untuk melmarmu. Dia datang pada ibu seorang diri, bukan sebagai anak pada ibunya, tapi sebagai seseorang, yang ingin melamar anak gadis ibu. Jen... Dia seriua denganmu, bahkan dia sekarang sudah bekerja di perusahaan ayah dan menabung untuk pernikahan kalian. Dulu, dia kuliah dengan waktu yang lebih cepat dari yang lain agar bisa melamarmu."
"Mungkin dia tidak pernah menghubungimu beberapa tahun terakhir, ibu bukan karena dia melupkanmu, tapi karna dia sibuk mempersiapkan masa depan kalian. Bahkan sekarang dia sedang mempunyai proyek sendiri untuk dia kelola. Dan itu hanya untukmu" lanjut Dara.
Jennie sedikit terdiam. Dia bingung dengan apa yang terjadi disini. Jennie kim nya bingung... Bingung bingung.
"Bagaimana? Kau menerimanya bukan?" tanya Dara.
Jennie menatap ibunya. "Aku butuh waktu. Hal-hal ini membuatku pusing"
"Butuh obat?" tanya Dara
"Ishh ibu..." rengek Jennie.
Dara tertawa. "Arraseo, pergilah, renungkan semuanya, jangan salah langkah."
Jennie mwngangguk dan pergi ke kamarnya. "Ibu? Apa kamarku masih sama?"
"Tentu. Tidak ada yang berubah"
"Jadi masih ada dua ranjang?"
Dara menggeleng "Tentu tidak. Sekarang Chaeng sudah memliki kamar sendiri. Wae? Kau sudah tidak sabar tidur dengannya?"
"Ishhh Ibu" pipi Jennie memerah.
Jennie pergi ke kamarnya. Memang tidak ada yang berubah, hanya tidak ada tempat adiknya lagi disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Jennie & Rosie
Fanfiction"Aku menyayangimu Rosie" "Aku juga... Mencintaimu" Langsung baca aja ANJIM!