Episode 24

3.5K 430 14
                                    

"Kalian belum juga menemukan persembunyian Reza?"

"Maaf, Pak."

Arsen menghela napas. Lelaki itu jatuh terduduk di kursi tunggu. Mengusap wajahnya frustasi. Matanya terpejam merasakan sensasi denyutan yang menyerang pelipisnya kemudian memutuskan panggilan sepihak. Tangannya terkulai lemas. Ponselnya terjatuh dan Arsen merutuki kebodohannya. Semuanya tampak begitu mudah saat bersama Kinan. Dia berpikir dengan menyembunyikan semuanya dari Kaila membuat perempuan itu jauh dari kata beban. Namun malah sebaliknya.

"Arsen..."

Panggilan lembut itu membuyarkan lamunan Arsen. Lelaki itu menoleh mendapati Kinan meremas – remas tangannya. Wajahnya terlihat cemas.

"Belum ada kabar tentang Kaila?"

Arsen menggeleng pasrah kemudian kembali menunduk menatap lantai.

"Reza memiliki banyak aset. Dia merintisnya dari nol hanya untuk membalas dendam padamu." Kinan duduk tepat di sebelah Arsen, berselang satu kursi saja.

"Aku sungguh menyesal Arsen. Seandainya aku tidak menuruti perintah Reza. Kaila tidak akan—"

"Sudahlah."

Nada putus asa dari Arsen menyayat hati Kinan. Perempuan itu menoleh. Arsen masih setia menunduk. Wajahnya cemas dan kerutan di keningnya semakin dalam. Arsen begitu mencintai Kaila. Kinan tahu itu. Dari reaksi Arsen dan bagaimana Arsen bersikap. Kinan tahu sudah tidak ada dirinya di hati lelaki itu.

"Mungkin aku bisa membantumu."

"Kamu fokus saja pada pengobatan Adrian. Jack akan menemukan persembunyian Reza secepatnya." Bersamaan dengan kalimat Arsen. Lelaki itu bangkit. Memandang Kinan dengan lembut. "Aku perlu menghubungi seseorang. Masuklah. Hari sudah larut malam."

"Arsen..." lirih Kinan.

Arsen mengangguk menyakinkan Kinan bahwa lelaki itu baik – baik saja. Namun jauh di dalam diri Kinan, dia tahu lelaki dihadapannya itu dilanda kecemasan karena tak kunjung menemukan persembunyian Reza. Arsen pergi setelah itu. Dalam duduknya, Kinan menatap kepergian Arsen dengan perasaan bersalah.

Dia harus membantu Arsen...

[]

Semuanya berjalan dengan cepat. Arsen berpikir mencari tempat yang nyaman untuk menghubungi Kakaknya, Arnan – untuk meminta bantuan. Namun selang sebelum dia menghubungi Arnan. Jack menghubunginya. Mengatakan bahwa mereka sudah menemukan persembunyikan Reza. Benar yang dikatakan Kinan. Reza memiliki banyak aset terutama dalam bidang properti. Pria itu memiliki banyak tempat namun hanya satu tempat yang sering lelaki itu kunjungi.

Mobilnya bergerak memasuki halaman rumah bergaya eropa itu. Arsen menutup pintu mobil sambil mengedarkan pandangannya. Sepi.

Apa ini jebakan?

Kewaspadaan Arsen meningkat. Kakinya melangkah pelan menaiki dua undakan sekaligus. Tangannya ragu hendak mengetuk pintu sampai langkah kaki pelan terdengar. Kening Arsen berkerut dalam. Telinganya menajam, dia berbalik dan terkejut.

"Jack?"

"Maaf Pak.."

Arsen menghela napas lega.

"Semua orang sudah kami lumpuhkan. Sekarang yang berjaga di sekitar rumah hanya anak buah saya."

"Bagus." puji Arsen. Jack tersenyum tipis kemudian menunduk hormat sebelum pergi bersembunyi.

Arsen kembali fokus. Lelaki itu mengambil napas panjang menghembuskannya pelan. Tekadnya membulat. Pelan Arsen mendorong pintu dan di sambut dengan ruang tamu bergaya eropa. Cat dinding dominasi cokelat tua dengan sofa bernuansa putih. Semuanya tampak bersih. Arsen yakin rumah ini dirawat dengan sangat baik. Berbeda dengan bagian luarnya yang nampak berdebu tidak terurus.

Minister Falling In Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang