Yewon tengah berdiri disalah satu kasir restaurant, sambil mengomel tanpa henti. Kini ia nampak seperti orang gila, berdiri, mengomel dan sendiri. Ku rasa tidak perlu dijelaskan alasan Yewon terus mengomel karena alasannya pasti karena Kim Namjoon.
Dalam kehidupan Yewon nama KIM NAMJOON akan ada selalu disisi kiri, akan selalu memberikan aura negatif.
Lima belas menit yang lalu Namjoon memerintahnya untuk membelikan coffee di salah satu restaurant yang ada didekat gedung perkantoran mereka. Pria sialan itu menyuruhnya dengan alasan akan ada tamu penting yang akan berkunjung kekantornya.
Yewon tentu saja ingin mengumpat, jarak restaurant dan kantor memang tidak terlalu jauh tapi apa pria itu tidak bisa memesan coffe itu di kantin kantor. Untuk apa mereka memperkerjakan koki international jika membuat coffee yang enak saja tidak bisa. Sudahlah, tidak ada gunanaya mengeluh mungkin nasib Yewon sudah ditakdirkan menjadi pelampiasan keegoisan seorang Kim Namjoon.
"Minuman mu!" pegawai wanita itu menyadarkan Yewon dari lamunannya. Ia menerima dua kantung plastik berisikan coffee pesanan Namjoon dan menyerahkan kartu kredit Namjoon.
"Terima kasih" ucap Yewon menerima kartu kreditnya.
Yewon berjalan keluar dan sibuk menggerutu sambil menenteng bawaannya, nanau didepan pintu ia diam mematung saat seseorang menghadang jalannya
"Minggir" suara berat memberi perintah membuat Yewon kesal, ia seperti diperlakukan tidak sopan. "Tuan! anda yang seharusnya menyingkir dari jalan" balasnya.
Suara dingin Yewon dibalas dengan tatapan sinis oleh pria itu. Yewon menutup mulut rapat, menatap balik pria itu denggan sinis. Ia hanya memperhatikan pria itu, menunggu dengan sabar agar pria itu menyingkir dari jalannya. Yewon menyeritkan keningnya, ia merasa pernah bertemu dengan pria pucat ini, tapi dimana dan entah kapan Yewon tidak ingat.
"Dengar yang ku katakan nona, menyingkir dari jalan ku"
Ia mulai terpancing dan ingin melayangkan protes, namun keinginan Yewon harus tertunda karena seseorang menelponnya.
Drrrrt...Drrrrrt... KIM NAMJOON SIALAN MENEMPON MU. Yewon menggerutu panjang, melihat nama pria siluman diponselnya. Ia menggeser tombol hijau dengan malas.
"YEWON APA KAU MEMBELI MINUMNYA DI NERAKA, MENGAPA LAMA SEKALI?"
Yewon mendesis pelan, belum lima detik dia mengangkat telpon pria itu sudah berteriak padanya. Sungguh Yewon ingin sekali mengajak Namjoon jalan-jalan kegunung dan mendorongnya kedalam Jurang yang dalam, agar ia bisa berteriak sesuka hatinya.
"Iya pak, ini saya dalam perjalan kembali kekantor" jawan Yewon.
Sambungan telpon terputus, tidak perlu diberitahu siapa yang memutus karena Namjoon adalah jawabannya.
Yewon menatap tajam pria pucat didepannya sambil membuang nafas kasar.
"Sebenarnya aku ingin memberi mu pelajaran, tapi pria siluman itu sudah berteriak memanggil ku" ucap Yewon malas, "ku harap kita tidak bertemu, karena jika aku melihat mu lagi kau akan habis ditangan ku" lanjutnya bergegas pergi dan dengan sengaja menabrak bahu tegap pria itu.
🍁🍁🍁
Yewon berlari tergesa-gesa menuju kantor, hanya perlu menyebrang maka ia akan sampai. Ia menambah laju larinya saat lampu pejalan kaki berubah warna menjadi hijau. Didepan gedung kantor berdiri seorang pria yang kini melampai padanya. Yewon berhenti sebentar, membungkuk dan menyapa security dan kembali berlari.
"Hati-hati Yewon-nah" teriak security itu, Yewon hanya mengangkat kedua tangannya yang memegang palstik berisi coffee sambil menggerak-gerakkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss! [Kim Namjoon] [COMPLETED STORY]
Romansa[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Menjadi sekretaris tidak pernah masuk dalam buku mimpi kehidupan yang diingin oleh Kim Yewon. Sebagian wanita diluar sana mungkin akan mengganggap ini sebagai nasib baik, namun bagi Yewon ini adalah nasib buruk. Sebena...