Chapter 13 : Verdade

221 43 14
                                    

"Ssaem!"

Seluruh atensi kini terpusat pada Beomgyu. Yeonjun cepat menetralkan nafasnya, ruam merah itu kini sudah mulai pudar. Ia berjanji akan memberikan beberapa camilan makan siang untuk Beomgyu karena telah berhasil mengalihkan atensi mereka.

Yeonjun tersenyum, Yeoreum tidak pernah bicara omong kosong. Sebab mereka benar-benar berusaha untuk melindunginya dengan sepenuh hati tanpa ia minta. Itu namanya sahabat bukan?

"Perkenalkan namaku Choi Beomgyu, aku akan debut di Bighit Entertaiment! Posisiku center, face of the group, main rapper, dan visual."

Awalnya Yeoreum ingin memberikan kedua jempolnya pada Beomgyu yang menjalankan rencana dengan baik. Namun, ia cepat menutup wajahnya sendiri dengan buku sketsanya—berusaha menyembunyikan fakta bahwa ia adalah sahabat pemuda yang sedang bergaya layaknya idol yang memberikan fan service pada fans-nya.

Pak Kim hanya tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. "Kau cocok untuk posisi itu, Beomgyu-ya."

Beomgyu tersenyum bangga kearah Yeoreum yang melotot memberikan kode keras agar segera duduk di kursinya. Si pemuda Choi menurut kemudian duduk kembali dengan bibir yang mengerucut. Padahal ia baru saja merasakan euforia yang begitu luar biasa.

"Choi Beomgyu! Jangan merusuh!" sahut Pak Lee.

Bibir plum itu semakin mengerucut. Yeoreum rasanya ingin mengikat bibir itu dengan ikat rambutnya sekarang. Dimana image Beomgyu yang begitu keren di mata Yeoreum? Apakah hilang semenjak pemuda bersurai hitam legam itu bermimpi menjadi idol. Salahkah Yeoreum ketika ia membawa Beomgyu untuk datang di showcase BTS, konser Seventeen, dan Fansign TXT? Sehingga Beomgyu benar-benar ingin menjadi seperti mereka. Memalukan!

Disaat kini semua murid mulai mencoba mengakrabkan diri dengan guru muda bermarga Kim tersebut, Yeonjun hanya diam. Ia terus memusatkan perhatian pada guru tersebut. Yeonjun tidak pernah salah menilai firasatnya, ia merasa sesuatu yang besar akan terjadi. Entah akan menimpanya, atau akan menimpa orang lain. Yeonjun takut, jika semua kejadian buruk yang menimpa semua orang adalah ulahnya. Kalau begitu, kata Chenle benar, Yeonjun tak pantas hidup.

Siang itu ketika matahari sudah mencapai puncaknya, ketiga pemuda dan satu pemudi mengisi jam istirahat mereka dibelakang sekolah. Rasa sejuk dan aroma khas tanah bercampur harumnya bunga-bunga jadi alasan mereka untuk berkumpul disana. Menghabiskan waktu bersama sahabat memang terasa menyenangkan. Hal itu yang dulu tak Yeonjun dapatkan.

Sayangnya ketika berada disamping mereka, Yeonjun tidak pernah berhenti berpikir negatif. Karena roda kehidupan Yeonjun terlalu cepat dan sulit untuk dihentikan. Kedamaian yang ia rasakan sekarang tidak akan bertahan lama, satu atau dua menit selanjutnya pasti dia akan menemukan suatu yang besar. Tuhan begitu pintar mengatur plot twist kehidupan Yeonjun.

Yeonjun bukan ingin menganggap sahabat adalah angin lalu. Ia hanya berpikir realistis, bahwa apa yang ia dapatkan sekarang, nantinya juga akan hilang. Apalagi ketika ia tahu fakta bahwa Yeoreum menyukai Beomgyu. Jujur saja, didalam lubuk hati terdalamnya, Yeonjun kecewa bukan main, gadis yang Yeonjun jadikan sebagai penyemangat hidup, tapi gadis itu malah memilih untuk menjatuhkan hatinya pada orang lain. Yeonjun bisa merasakan tatapan mata itu, Yeoreum begitu bahagia duduk dan bersandar di bahu Beomgyu.

Apakah boleh Yeonjun bersikap egois dengan menjauhkan mereka? Tidak, Yeonjun itu pendatang baru. Seharusnya ia sadar posisi, Yeoreum tidak pernah berniat untuk membuatnya jatuh cinta. Gadis itu hanya memberikan semangat. Memberikan semangat bukan berarti memberikan hati, 'kan? Sayangnya Yeonjun terlanjur salah paham.

Crown || Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang