13.Sepertiga Malam

859 93 4
                                    

Pkl:21:00

(Namakamu) telah sampai dirumah iqbaal. Yang kini juga sudah menjadi rumahnya.

"Assalamu'alaikum" Salam(Nam) dari belakang ketika iqbaal membuka pintu

Iqbaal melirik sinis menghadap(Nam)
"Muti,, kamu ke kamar dulu ya, ini udah malem kamu harus tidur " Perintah iqbaal dan disetujui oleh Muti. Ia pun berlalu ke kamarnya

"Mas, kalo kamar kita dimana? " Tanya(Nam) sesaat setelah melirik kearah penjuru ruangan

"Oh iya ruang tidur lo ada diatas. Gue gak mau tidur satu ranjang bareng sama lo" Jawabnya cetus

"Mma-maksud mas?" Tanyanya terkejut

"Gue bakal tidur dikamar gue dan Kirana. Tapi semua barang milik gue disimpen dikamar lo, biar nanti saat keluarga gue dateng kesini, mereka gak ada yang curiga tentang ini"sahutnya menjelaskan

Apa ini?Seperti inikah yang harus dilakukan selayaknya sepasang suami-istri?!

" Ba-baik mas"Ujar (Nam)gugup dan merunduk. Ada sedikit rasa perih didalam hatinya saat suaminya sendiri tidak ingin satu kamar dengannya

Iqbaal berlalu begitu saja tanpa membantu(Nam) yang membawa koper untuk naik ke lantai atas.Iqbaal? Suami macam apa kamu ini!

Pkl:01:15 malam

(Namakamu) yang sudah terbiasa bangun di jam segini untuk menunaikan sholat tahajjud.Baginya ini adalah satu-satunya cara untuk bisa mengungkapkan semua nya pada sang Pencipta

"Ya, Allah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui segala Hal. Hamba meminta kepada-Mu. Sabarkan lah hati ini, kuatkan lah diri ini untuk menjalani semuanya, jangan biarkan hamba mengecewakan orang orang yang sudah sangat mempercayai hamba ya Rabb. Bantu lah hamba agar bisa membuat mas iqbaal menerima kehadiran hamba dalam hidupnya. Ya Allah kabulkan do'a hamba.. Aamiin"-pinta nya dalam kesunyian di sepertiga malam

_______________________________

" Muti kamu sudah selesai nak? "Tanya(Nam) dari luar kamar muti

" Iya bun Muti lagi pakai seragam, sebentar lagi Muti turun kok bun"sahut nya berteriak dari dalam kamar

(Namakamu) tersenyum mendengarnya.Tidak sia-sia selama ini ia mengajarkan anaknya itu. Dalam usianya yang masih sangat kecil. Ia sudah bisa belajar untuk mandiri.Kemudian ia pun turun untuk menyiapkan sarapan

Iqbaal pov

"Ah pasti bakalan cape juga gue naik turun tangga cuma sekedar ngambil barang dan ganti pakaian. Tapi apa boleh buat gue gak akan mau tidur satu ranjang sama wanita itu" Monolog nya saat merapikan dasi didepan cermin

"Udah selesai. Mending gue langsung pergi aja ke kantor. Nanti biar wanita itu yang mengantar Muti ke sekolah" Ucapnya kemudian turun dilantai bawah

Iqbaal pov end

"Mas ini kopinya" Ucap(namakamu) menyodorkan secangkir kopi,ketika melihat iqbaal yang terlihat sudah rapih mengenakan pakaian kantornya

Iqbaal menatapnya seperti tidak suka"Apaan sih lo. Gue gak perlu lo urusin, bagi gue lo bukan siapa-siapa dirumah ini"jawabnya cetus. Membuat (Nam) bungkam saat menatap iqbaal

"Tapi mas, aku ini istri kamu. Aku harus melayani kamu dengan baik. Karena ini adalah bentuk bakti aku terhadap kamu mas"lirih (namakamu)

"Diem!"Bentaknya membuat(nam) tersentak "Inget ya pernikahan ini cuma status,jadi lo nggak perlu perlakuin gue layaknya seorang suami. Lo bebas mau ngapain aja nikmatin hidup lo sendiri. Anggep aja kita adalah dua orang asing yang hidup dalam satu atap"Tutur iqbaal begitu jelas

Kini hatinya bagaikan dihantam oleh bara api,air matanya tak mampu lagi ia tahan.
Iqbaal berlalu pergi begitu saja tanpa memikirkan perasaan istrinya. Mereka tak menyadari bahwa seorang putri kecil sudah melihat semua kejadian tadi

" Bundaaa"panggil Muti sendu dan menghampiri bundanya

(Nam) menghapus air matanya cepat"muti sayang, kamu udah dari kapan disini nak? "Tanya(Nam) yang menyeimbangkan dirinya pada Muti

Muti tak menjawab ia langsung memeluk(Nam) "Ayah jahat ya sama bunda?Soalnya udah buat bunda nangis" Jelasnya sendu saat dipelukan sang bunda

(Nam) melepas pelukannya "Sayang, Ayah nggak jahat kok. Muti jangan berfikiran seperti itu ya Nak.Tadi itu Bunda yang salah, jadi wajar kalo ayah sedikit marah sama bunda" Alibinya, (Nam) tidak mau berbicara hal buruk tentang iqbaal pada muti

"Kalo gitu bunda jangan salah salah lagi ya. Muti sedih ngeliat bunda nangis kaya gini" Tutur Muti dengan polosnya sambil menghapus sisa air mata sang bunda

(Namakamu) tersenyum melihat putri kecilnya ini. Setidaknya masih ada Muti yang menjadi penyembuh rasa sakit di hatinya itu  "Ya udah,kalo gitu kita sarapan sama-sama terus,Muti berangkat sekolah sama bunda oke"Ujar(Nam) tersenyum

"Oke bun" Jawab Muti merasa senang membalas senyuman bundanya

_____________________________

 
Dhiafakhri's company

Iqbaal tengah berada di ruang kerja pribadinya sembari fokus mengetikkan sesuatu dilayar laptop begitu banyak tugas yang sudah ia lalui setelah pernikahannya bersama(namakamu) beberapa hari yang lalu

Tok-tok-tok...

"Masuk! " Ujar nya seakan tahu bahwa karyawannya sedang meminta izin

"Permisi pak. Ini ada beberapa berkas yang harus segera bapak tanda tangani" Jelas Dewi-sekertaris iqbaal sembari menyodorkan beberapa file ber amplop warna warni pada iqbaal

"Iya ya taruh saja di situ biar nanti saya tanda tangani" Sahut iqbaal yang terlihat masih fokus menghadap laptop nya

"Baik Pak. Permisi"Ujar Dewi kemudian pergi meninggalkan ruangan

Iqbaal menghela nafas berat dan memijat dahinya yang terasa begitu penat. Ia mengambil berkas file yang tadi ia terima dari Dewi untuk ditanda tangani

Namun, aktifitas nya terhenti saat mendengar ponselnya berdering " Bunda? "Katanya merasa bingung. Tumben sekali bundanya ini menelfon disaat jam kantor seperti ini

"Assalamu'alaikum bun.. Tumben nelfon jam segini"

".............. "

"Aa-apa bun?........ "





"Aku akan terus menjalani semuanya, meski aku tahu bahwa pahit yang akan selalu ku Terima"

~(Namakamu)~

.................... ✨

AKU.SURGA KE-2 MU [IDR] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang