After School

932 52 1
                                    

after school

pukul 5.30

Jeongwoo menyibak tirai kamar tidurnya, ia terbangun kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi, untuk bersiap menyambut hari.

Sementara jiwa lain yang awalnya pulas terlelap mulai merasa sedikit terganggu karena seberkas cahaya yang masuk melewati kaca kamarnya, orang itu Haruto, Haruto masih memejamkan matanya tetapi tangannya bergerak untuk meraba-raba di sampingnya, dahinya mengernyit merasa ada yang janggal kemudian dengan perlahan Haruto membuka kedua matanya, Haruto mendengus kesal karena tidak mendapati orang yang dicarinya, padahal Haruto sudah merencanakan akan menarik dan memeluk orang itu kemudian mengucapkan selamat pagi dibubuhi ciuman di kening, tetapi itu hanya angan nya saja, istrinya maksud Haruto suaminya sudah lebih dulu meninggalkan ranjang mereka.

Haruto segera turun dari ranjang dan memasuki kamar mandi untuk mencuci muka dan mandi, kebiasaannya selama beberapa bulan ini sudah menjadi teratur berkat suaminya.

Haruto keluar dari kamar mandi dengan membawa handuk untuk mengeringkan rambutnya yang basah, bau harum dari rempah-rempah masakan tercium indra penciuman nya, Haruto segera menuju ke dapur tempat pasti sang suaminya berada.

Jeongwoo yang sedang khidmat memasak dikejutkan dengan seseorang yang memeluknya dari belakang, Haruto memeluk perut Jeongwoo erat dibarengi dengan tangan kanan nya yang mengelus lembut perut suaminya dibalik apron yang sedang Jeongwoo pakai.

"apakah kamu sudah merasa segar?" tanya Jeongwoo dengan tangan yang masih sibuk menumis sayuran yang dibuatnya.

"mn, tetapi rambutku basah. bisakah kamu mengeringkan nya?" Haruto menjawab dengan kepalanya yang bersandar pada bahu Jeongwoo.

"baiklah, setelah masakan ku selesai, jadi bisa kamu menyingkir dulu Haru?" Jeongwoo merasa berat di bahu nya dan ia tidak bisa bergerak leluasa.

"kejam, kenapa tidak sekarang? aku jadi tidak ingin masuk sekolah." Haruto semakin menenggelamkan wajahnya pada tulang selangka Jeongwoo menghirup dalam-dalam aroma khas yang dikeluarkan lelaki itu.

"maksudmu tidak ingin sekolah? oh kamu tidak ingin menafkahiku ya." canda Jeongwoo yang dibalas dengan gumaman tidak setuju Haruto.

Ngomong-ngomong Haruto dulu pernah berjanji jika ia lulus sekolah ia akan mengambil tanggung jawab untuk menafkahi Jeongwoo, pernyataan Haruto yang tidak ingin masuk sekolah sama saja dengan kegagalan untuk mengambil tanggung jawab menafkahi Jeongwoo.

Jeongwoo mematikan kompor yang menyala masakan nya sudah siap, kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadap Haruto yang memasang raut wajah cemberut.

"baiklah, Haru duduk disini, aku akan mengeringkan rambutmu." Jeongwoo menyeret Haruto untuk duduk di kursi meja makan, ia terkekeh menatap suaminya, ia merasa takdir begitu lucu, dulu ia saat kecil memimpikan memiliki istri yang lebih muda sedikit dari dirinya kemudian memiliki dua orang anak alih-alih terwujud Jeongwoo malah menikah dengan pemuda yang bahkan usianya setara dengan nya.

Haruto mendongak dan menatap senyuman Jeongwoo dengan damai, Haruto tidak percaya orang yang ia nikahi di saat usia dirinya masih belia adalah orang yang hampir menyentuh kata sempurna, Haruto begitu terpana dengan keanggunan dari suaminya yang cantik ini.

Jeongwoo kemudian mengambil handuk kecil yang ada dikepala Haruto lalu mulai menggosokkan handuk itu pada rambut Haruto, Jeongwoo begitu telaten mengurusi bocah yang bahkan sudah bisa melakukan apapun itu dengan sendirinya, tapi tidak apa Jeongwoo merasa senang mengurusi suaminya ini, begitupun Haruto yang selalu senang saat dimanjakan istrinya.

"nah selesai, sekarang waktunya sarapan." ucap Jeongwoo dengan menepuk pelan puncak kepala Haruto.

"terima kasih, love." balas Haruto dengan penuh ketulusan.

Kita | Hajeongwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang