Kesalahan dalam tanda baca, typo, dan pemilihan kata adalah hal yang lumrah dalam cerita ini!🙏
Mohon koreksi, kritik, dan sarannya!😉👑
Elle menuruni tangga dengan malas, tas punggungnya bergesekan dengan lantai akibat sang pemilik menariknya dengan satu tangan. Hari Senin, setelah libur yang sangat santai dan nyaman dirinya harus kembali ke gedung sekolah untuk tidur. Mau di rumah, mau di sekolah, tidur adalah pilihan terbaik.
"Lemes banget anak papa, kenapa?" tanya Davian memberikan setangkup roti selai. "Mau bobok aja Pa, gak sekolah ya?" ungkapnya memakan sarapannya. "Sakit?" tanya Devo menimpali. Ia mendekatkan telapak tangannya ke kening Elle. "Banget," jawab Elle memasang wajah sedih.
Davian menggeleng heran, manusia pingin sehat terus malah yang satu ini suka sekali sakit. "Di bawa ke rumah sakit aja Bang, biar dibedah otaknya!" ucap Devo sangat antusias. "Ya jangan dibedah juga!" pekik Elle tidak terima.
"Sudah, cepat habiskan sarapannya. Papa lagi gak ada mood buat ngasih izin kamu bolos," ucap Davian berlalu menuju kamarnya, takut khilaf lihat muka Elle kalau memelas. Elle memakan habis setangkup roti isinya. Merasa belum kenyang, ia mengambil selembar lagi lalu memakannya dengan menyobek-nyobek lalu mencelupkannya ke susu berwarna pink yang dibuatkan Devo untuknya.
"Bocah!" ejek Devo dengan kasar memasukkan selembar roti tawar ke gelas susu Elle hingga tenggelam, niatnya sih mau buat keponakannya marah.
Elle segera saja mengambil sendok dan menyendok roti tawar yang sudah lembek di gelas susunya dengan antusias. "Hem~ enak Om! Lagi! Lagi!" pekiknya heboh merasakan lidahnya merasakan roti tawar campur susu stroberi. "Duh, beneran barita kayaknya ini," keluh Devo menatap Elle sambil menggeleng.
"Emang gak jijik apa lembek-lembek gitu?" tanyanya heran. Elle menggeleng tanpa mengeluarkan suara untuk menjawab, ia justru mengambil satu lagi roti dan memasukkannya ke susu. "Heh! Habis berapa roti lo?" Devo menggeleng heran untuk kesekian kalinya. Ini dia gak sedang menjalani hidup di dunia mimpikan? Setiap saat dikelilingi manusia-manusia aneh. Kalau ia, tolong bangunkan Devo dan berharap kehidupan aslinya lebih normal!
"Gak tahu," jawab Elle dengan pipi menggembung. Ia meminum susunya dan menahannya di mulut.
"Loh, kok belum berangkat?" tanya Davian menghampiri meja makan. "Nungguin Om itu," jawab Elle menunjuk Devo. "Lah, napa jadi gue?" ucap Devo tidak terima. "Bukannya lo, makan lama banget!" lanjutnya membuat Elle mencebik kesal. "Suka-suka Elle dong! Om-om gak boleh banyak protes!" Devo menggeram. "Dasar anak setan!" gerutu Devo yang masih bisa di dengar Davian. Ia menatap Devo tajam penuh intimidasi, beruntung Elle tak mendengar.
"Cepet sana berangkat!" Elle dan Devo segera berlalu secepat mungkin saat merasakan aura tak sedap dari sosok Davian.
Sekarang, Elle tengah duduk di mobil Devo. Devo duduk sendiri di depan dan Elle duduk sendiri di belakang. Sungguh, miris sekali nasib Devo!
Ia melirik Elle lewat kaca di depan atasnya. "Gak mau pindah depan?" Elle menggeleng, atasnya sama sekali tak tertarik dari ponsel pintarnya. "Lo jadi bolos gak?" tanya Devo membuat Elle menatapnya penuh binar. "Mau!" ucap Elle dengan kepala yang mengangguk mantap. Devo tersenyum penuh arti, lalu menghentikan mobilnya.
"Turun gih!" ucap Devo. Elle menggeleng. "Gak mau ah! Nanti ditinggalin!" ucapnya.
"Katanya mau bolos, masih jauh El ke sekolahnya. Gak ada acara dadakan," bujuk Devo. "Katanya mau bolos?" lanjutnya.
Elle memalingkan matanya menatap Devo sangsi. "Yaudah, tapi jangan bilang papa!" ucap Elle penuh peringatan. Devo terkikik lalu mengangguk.
"Tambahin uang jajannya!" Elle menyadongkan tangannya ke depan. "Ck! Sana pergi!" usir Devo setelah memberikan tiga lembar uang berwarna merah pada Elle.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)
Fiksi RemajaCERITA TIDAK SELESAI DAN TIDAK AKAN DISELESAIKAN Pangeran sombong Pangeran keras kepala Pangeran manja Pangeran pembuat masalah Dan tentunya pangeran kesayangan semua orang Dunia Reffaelleo Prince Davian Tentang segala tingkahnya yang kadang di luar...