Dua tahun kemudian...
"Kinal sayang, udah di pake belum kemejanya?" Tanya Veranda dari kamar mandi.
"Udah sayang, kamu cepet mandinya ya cantik. 20 menit lagi kita berangkat," jawab Kinal.
Selesai mandi dan mengganti baju Veranda langsung mengenakan make up di wajahnya. Kinal keluar dari kamarnya kemudian masuk ke dalam kamar yang ada di lantai dua. Kamar bernuansa coklat kayu. Di dalamnya ada dua orang anak yang satu berumur 7 tahun dan satunya berumur 3 tahun.
"Kak Vivi udah siap-siap ya, nanti langsung ke meja makan ya," ucap Kinal pada gadis berumur 7 tahun itu. Dia sudah tampak mandiri mengenakan jeans dan juga baju kemejanya.
"Dedek Zee belum bangun. Kakak mam dulu ya Pami. Sisir dulu rambut kakak," ucap Vivi. Dengan segera Kinal mengambil sisir untuk merapikan rambut pendek Vivi. Sesekali dia mencium rambut putrinya ini.
"Udah rapi, udah wangi, sekarang makan yang banyak. Nanti Pami sama Adek nyusul," ujar Kinal. Tak lama kemudian Vivi berlari keluar meninggalkan kamarnya.
Kemudian Kinal mengeluarkan pakaian Zee yang nantinya akan di kenakan dari lemari. Setelah di rasa komplit, Kinal membawa baju itu kemudian menggendong Zee yang masih tidur dengan kedua tangannya.
"Suu... suu... suu..." suara yang Kinal keluarkan dengan lembut agar Zee tetap tertidur.
Kinal kembali ke kamarnya sebelum tiba Veranda sudah selesai menyiapkan sarapan untuk mereka.
"Sini biar aku mandiin Zee, kamu makan dulu sama Vivi ya Nay. Nanti aku susul," ujar Veranda sambil meminta Zee dari Kinal. Kinal setuju lalu menyerahkan Zee pada Veranda.
"Aduh anak Mami tambah berat ternyata," ucap Veranda saat menerima Zee.
"Yaudah aku makan sama Vivi dulu ya. Muach.." Kinal mengecup sekali bibir Veranda. Kemudian turun ke lantai bawah untuk makan.
Vivi dan Zee adalah anak hasil adopsi Kinal dan Veranda, 5 bulan setelah acara kala itu. Jadi sudah 1 tahun lebih dua anak itu bersama Veranda dan Kinal. Dengan panggilang Pami untuk Kinal dan Mami untuk Veranda. Mereka mengadopsinya di sebuah panti asuhan yang ada di dekat rumah kampung Melody. Dua anak itu juga senang bisa tinggal di tepat itu bersama Veranda dan Kinal sebagai orang tuanya.
"Pami, kakak nanti mau punya adek lagi?" Tanya Vivi.
"Iya sayang, nanti kamu punya adek dari Tante Imel," jawab Kinal sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya sendiri.
"Yes! Vivi punya adek baru!" Sorak Vivi bergembira.
"Seneng banget punya adek baru," celetuk Veranda sambil menggendong Zee.
"Seneng dong, adek Vivi ada dua," Vivi menunjukan tangannya. Dia bersemangat sekali.
"Sini Zee sama Pami dulu, Mami biar makan. Dedek Zee mau makan?" Ucap Kinal sambil mengambil alih Zee.
"Cucu," ah adek Vivi itu meminta susu.
"Ini susunya," jawab veranda sambil memasukan dot kemulut Zee.
***
Tiba di rumah sakit Kinal dan Veranda sudah melihat ada Maul, Sakti, dan Ayana duduk di ruang tunggu. Veranda nampak sedikit heran karena ukuran tubuh Ayana jadi lebih besar kali ini.
"Ay, apa kabar? Kayaknya makin sehat nih?" Tanya Veranda sambil memeluk Ayana.
"Aku isi Ve, ini udah 3 bulan," jawab Ayana sambil tertawa.
"Loh kok ga cerita," Veranda terlihat sedikit sedih karena baru tau.
"Aku yang pengen jadi surprise aja," jawab sakti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Durian
Любовные романыMau jelek atau ganteng semua orang punya selera kerennya masing-masing. Apapun yang orang bilang, ku tetap cinta. Karena dirinya only one. (Revisi tipis-tipis 26 Juli 2022)