23. Masa Lalu yang Kembali

353 77 17
                                    

Lulu menutup buku catatannya yang mencatat hasil pertemuannya dengan Amanda mengenai konsep pernikahan yang wanita itu inginkan. Mereka tak bisa membicarakan lebih detail, karena hari H yang dipilih Amanda belum pasti. Lebih tepatnya, Amanda ingin menunggu calon suaminya dan kedua keluarga.

Rencana pernikahan, hanya Amanda dan calon suaminya yang tahu, kedua keluarga belum tahu.

Lulu malah merasa sangsi kedua keluarga tahu mereka menjalin hubungan. Amanda baru bercerai dan rasanya aneh kalau tak berselang lama mereka menikah.

"Lo udah menikah, Lu?"

Pertanyaan Amanda membuat Lulu yang hendak bangkit dari kursinya mengurungkan niat.

"Belum."

"Sudah punya kekasih?" Jawaban tidak Lulu membuat keingintahuan Amanda bertambah sehingga memberi pertanyaan lanjutan yang membuat Lulu gusar.

Lulu menghela napas pelan. "Belum."

Mata Amanda membulat. "Jangan bilang lo belum menikah ataupun punya kekasih karena trauma, Lu?"

Trauma?

Lulu menarik sedikit dagunya ke atas, memicingkan kedua mata sebentar, sebelum akhirnya mengendurkannya. Ia tahu maksud pertanyaan Amanda. Tentang luka yang Amanda dan Sandy berikan padanya, yang mungkin saja menjadi penyebab Lulu enggan melangkah menjalin hubungan dengan lawan jenis.

"Itu bukan urusan lo Amanda," jawab Lulu memasang wajah datar namun ucapannya begitu menusuk. "Itu masalah pribadi gue."

"Ah... Maaf," jawab Amanda dengan nada lemah, terlihat tak nyaman mendengar nada bicara Lulu yang menusuk. Amanda menggenggam kedua tangannya di bawah meja, kebiasaan yang ia lakukan saat merasa gugup dan takut.

"Karena sudah tak ada yang perlu kita obrolkan lagi terkait konsep pernikahan." Lulu sengaja menekankan tiap kata dalam kalimatnya, agar Amanda peka bahwa ia tak ingin membicarakan hal lain selain urusan pekerjaan. "Kita sudahi dulu pertemuan hari ini. Nanti kita buat janji sama calon Lo juga."

Pernikahan tentang menyatukan dua manusia, sehingga butuh Amanda dan calonnya untuk membicarakan lebih jauh tentang rencana pernikahan mereka yang menurut Lulu masih abu-abu.

Lulu bangkit dari tempat duduknya, menatap sekilas anak Amanda sebelum meninggalkan ruangan itu.

Senyum tipis Lulu berikan saat mata mereka saling bertemu.

"Lu, lo nggak apa-apa?" tanya Naya begitu ia membuka pintu ruangan.

"Gue nggak apa-apa, Naya." Lulu tersenyum, berusaha meyakinkan Naya kalau ia baik-baik saja.

"Maaf ya, Lu. Mbak nggak tahu, kalau tahu-mbak akan menolaknya." Shanti terlihat khawatir sekaligus merasa bersalah.

"Nggak apa-apa, mbak. Lagipula kita kan nggak bisa pilih-pilih klien."

"Iya sih."

"Sudah ya. Gue beneran nggak apa-apa. Gue baik-baik saja."



Di balik kata-kata wanita bahwa ia baik-baik saja, sebenarnya berarti kebalikannya, Lulu sedang tak baik-baik saja. Pertemuannya dengan Amanda membuka semua kenangan itu, pengkhianatan Amanda dan Sandy, pertemuannya dengan Johannes serta alasannya ingin Johannes jauh-jauh dari hidupnya.

***


Sandy: Lu, apa kabar?

Sandy: bisa kita bertemu sebentar?

Pesan dari Sandy ia abaikan begitu saja. Tak ada niatan membalas sedikitpun. Awalnya, Lulu kaget Sandy tiba-tiba menghubunginya, namun setelah dipikir-pikir sepertinya ia tahu alasannya.

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang