"Kita adalah kuping yang saling mendengarkan,
bibir yang bertukar keluh kesah,
hati yang terpaut dan tempat untuk rindu berpulang."
Ketika aku menuliskan ini, aku mencoba mengingat saat-saat itu.
Tentang betapa dinginnya malam itu.
Tentang musik apa yang kudengar untuk menentramkan hatiku yang bergemuruh, serta mengingat bagaimana perasaanku ketika aku mencoba menghubungimu berkali-kali.Hal yang pertama kali aku ingat tentang dirimu malam ini adalah hujan.
Karena kau pergi ketika hujan.
Tapi mari kita putar sedikit waktu.
Kau yang hadir dan melengkapi diriku, menjadi Sang Pujaan yang menghanyutkan Sang Pujangga.Ruang dan waktu menjadikan kita bagai dua sisi yang tak dapat bersentuhan. Menciptakan rindu yang begitu menggebu dan menjadi siksa bagi jiwa.
Namun kini, dirimu menjadi orang asing yang telah kehilangan rasa.
Orang yang telah berhasil melepaskan.
Sementara diriku, masih berusaha untuk melepaskanmu.Dan cerita ini, aku ciptakan untuk meredam rindu kepadamu, yang memilih untuk pergi, namun tak pernah mau kembali.
Revisi : 1 Febuari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Hujan [Terbit]
Teen Fiction[ Diterbitkan oleh Pena Borneo, Juni 2020] Ada sesuatu yang romantis tentang hujan. Entah itu suara guntur, atau bunyi dari hujan itu sendiri. Tapi ada sesuatu yang lebih menenangkan, yaitu setiap hal tentang kamu. Ketika aku menuliskan ini, aku men...