Takamagahara adalah sebuah tempat suci yang keindahannya tidak bisa di bayangkan oleh semua manusia, tempat paling indah untuk kehidupan yang abadi. Manusia percaya Takamagahara adalah tempat tinggal para dewa dan dewi di atas langit dengan tiga dewa penguasanya yang terkenal akan kekuatan dan kehebatan mereka.
Tiga dewa terkuat itu di kenal dengan nama Mihashira-no-Uzu-no-Miko.
Konon katanya salah satu penguasa langit, Dewi Ameterasu selalu turun ke bumi untuk bersenang-senang, jika ia melihat ada manusia yang berjiwa bersih, maka Dewi Ameterasu akan mengabulkan apapun keinginan mereka.
Legenda juga mengatakan manusia beruntung yang di pilih oleh Dewi Ameterasu adalah seorang pria tua yang tinggal di bawah kaki gunung Fuji, dengan berkah sang dewi, pria tua dan anak-anaknya memulai membangun sebuah desa yang lambat laun berkembang menjadi sebuah kerajaan yang makmur dan sejahtera, di bawah perlindungan sang Dewi kerajaan itu berkembang secara pesat.
Untuk mengabdikan dewi Ameterasu, Kaisar yang berkuasa pada jaman itu membangun sebuah Kuil besar di daerah kota Ise, dengan suka cita dan perayaan meriah festival musim semi, Kaisar mengumumkan bahwa kuil Ise dinyatakan sebagai tempat tinggal dewi Ameterasu di bumi.
-----------------------
Ameterasu melihat pertunjukan tarian Kagura dengan malas.
Suara suling dan drum menggema di aula kerajaan, para selir telah duduk di belakang tirai kelambu tertutupi dengan sangat baik dan indah, seolah menggoda rasa penasaran orang-orang yang ada di sekitar.
Para jendral dan para mentri masih fokus dengan pertujukan yang mereka saksikan, sedangkan beberapa mentri muda yang baru diangkat dan para daimyo yang di undang ke istana mencuri tatap ke arah kaisar, lebih tepatnya mereka menatap orang yang berada di samping kaisar.
Seorang wanita beramput panjang keemasan, dengan wajah yang membuat siapapun merasa tenang dan nyaman, di tambah dengan mata birunya yang seperti berlian azure, biru terang layaknya langit musim semi, membuat siapapun yang menatapnya tenggelam dalam lautan bebas.
Manusia menyukai keindahan, insting mereka telah tertanam di dalam jiwanya, mengoleksi sebuah keindahan ataupun hanya sekedar mengagumi dan memandangi dengan rasa penasaran yang antusias adalah suatu hal yang bisa di pahami.
Mungkin itulah mengapa Ameterasu sama sekali tidak merasa marah melihat para manusia yang tidak berhenti menatap kearahnya.
"Dewi...."
Ameterasu menatap tangan Kaisar yang membelai tangannya dengan lembut, mengacuhkan rasa tidak nyaman di hatinya, Ameterasu tersenyum.
Tahun ini Kaisar baru saja berumur 20 tahun, diantara para Kaisar terdahulu, pria ini yang paling mirip dengan anak pertama dari pria tua yang dulu Ameterasu temui, pria tua yang baik hati dan bijaksana, yang hanya meminta keselamatan para anak-anaknya.
Pria tua yang di tinggalkan oleh keluarganya di sebuah hutan belantara sendirian, diantara tangisnya, ia hanya meminta anaknya untuk bisa pulang dengan selamat melewati hutan, tak perduli dengan kenyataan anaknya-lah yang meninggalkan laki-laki tua rapuh itu sendirian.
"Lebih baik aku kembali ke kuil..."
Ameterasu melepaskan tangannya, ia berdiri dengan pelan. Tarian Kagura telah selesai, begitu pula dengan waktu Ameterasu untuk melihat festival juga telah selesai, melihat tarian yang sama bertahun-tahun cukup membuat Ameterasu merasa bosan setengah mati. Jika saja ada Hesoo ataupun Kushinada, mungkin dia tidak terlalu bosan. Ia bisa menarik kedua gadis itu untuk pergi bermain-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kami-sama
FanficNaruto dan Sasuke itu remaja tanggung yang tidak pernah akur, semua bahkan tau dengan kelakuan mereka berdua. Setiap bertemu pasti saling menghina dan baku hantam... Tapi bagaimana jika mereka berdua adalah Reinkarnasi dari Dewi Amaterasu dan Dewa S...