Sial!
Itu kata yang tepat untuk menunjukkan keadaan Gab hari ini. Terlambat. Bukan terlambat biasa, tapi terlambat MOS. Acara membosankan yang harus Gab ikuti setengah hati. Tapi, menjadi dua kali lipat lebih menyebalkan dari dugaan Gab.Disinilah gab sekarang. Merutuki nasibnya yang telah terlambat datang karena ban motornya mendadak kempes di tengah jalan.
"Hey!" Suara berat itu pasti tertuju untuk Gab saat ini. Gab merilekskan dirinya, mencoba santai dan tenang apapun yang terjadi. Gab berbalik, lalu mendongak.
Cowok dengan baju khas OSIS menatapnya dengan tajam. Dari name tag OSISnya, Gab tau bahwa cowok itu adalah anggota OSIS dibidang kepemimpinan. Ya, dia yang akan menghukum Gab.
"Apa?" Ketus Gab. Meletakkan tangan dengan santai dipinggangnya sendiri. Lebih terlihat bukan seperti orang yang sedang bersalah.
"Udah salah, nyolot lagi!" Ucap seorang laki-laki yang sekarang berdiri tepat di hadapan Gab. Cowok itu tampak menatap tajam pada Gab, kesal.
"Lari lo sekarang! Dari lantai bawah sampe lantai atas tiga kali!" Gab tertegun mendengar ucapan cowok itu, atau lebih tepatnya perintah."Gila lo, ya? Bisa patah kaki gua lari sejauh itu!" Ucap Gab kesal. Bagaimana tidak, cowok dingin didepannya ini menyuruhnya untuk lari tiga putaran lantai atas dan bawah yang akan seperti mengelilingi lapangan sepak bola. Seriusly?. Gab harus segera memeriksa kondisi cowok didepannya ini, gila atau tidak waras dia?
"Bacot amat, sih. Cepat, bukan lo aja nih yang ditunggu, acara mau dimulai, ngacau." Cowok itu menekankan kata terakhirnya, lalu berlalu pergi meninggalkan Gab yang masih cengo mendengar perkataan Cowok biadab itu.
Gab menghentakkan kakinya beberapa kali sambil mengumpat kesal atas kelakuan dari cowok menyebalkan itu. Semenit kemudian, dia menaiki anak tangga menuju lantai dua dengan ogah-ogahan.
"Tuh cowok resek banget, sih. Ngasih hukuman ga nanggung-nanggung banget. Sekalian, kasih hukuman bersihin air bekas comberan" Cibir Gab kesal. Gab berlari dilantai atas yang tampak sepi karena semua siswa-siswi sedang berkumpul di Aula.
"Lama banget sumpah! Mana sih Gab? Dari tadi ditungguin ga dateng-dateng!" Ucap Arla kesal. Sahabat Gab yang sedari tadi menunggu di Aula, tempat pembukaan MOS.
"Tau nih, kayaknya kita bisa nyukurin bulu ketek Zea dulu nih." Ucap Raina menahan tawa. Zea langsung menatap nyalang kearah Raina yang langsung pura-pura tidak peduli dengan Zea yang sedang menahan amarahnya.
"WOI! KOK MALAH GUE SIH?!" Zea mendengus. Menepuk sedikit keras bahu Raina untuk membalas dendamnya.
⚖️
Dua cowok sedang berdiri sambil menyandarkan punggungnya di dinding koridor kelas lantai bawah. Wajah mereka tampak menahan kesal, menunggu seseorang yang belum juga menampakkan batang hidungnya. Sementara Acara sebentar lagi akan dimulai.
"Mana ya Gab? Cewe yang lo hukum tadi, kok ngga balik-balik sih? Jangan-jangan..." Ucap Leo pada cowok yang menghukum Gab tadi.
"Namanya Gab?" Ucap cowok itu penasaran
"Yoi, Gabriella Athena Dizon lengkapnya." Ucap Leo santai.
"Oh, gatau mana sih dia? Atau coba gua cek aja kali ya?" Ucap cowok itu langsung berdiri dan berlari menuju lantai atas.
Anak-anak sekarang di arahkan agar berkumpul ke lapangan karena acara akan segera dimulai.
"Ngapain lo nyantai disana?" Ucap cowok itu pada Gab yang sedang meringis memegang kakinya. Gab mendongak, lalu memutar bola matanya malas saat menyadari bahwa dihadapannya berdiri cowok yang menyebalkan.
"Menurut lo?!" Tanya Gab kesal.
Cowok itu memperhatikan kaki Gab, bengkak dan agak kebiruan."Jatoh? Keseleo?" Tanya cowok itu datar.
Gab tak menyahuti pertanyaan Cowok itu dan beralih memandangi kakinya yang sedang sakit, karena terjatuh, lalu keseleo.
Mata Gab melebar saat tubuhnya perlahan di gendong ala bridal style oleh... Cowok menyebalkan tadi?. Ternyata punya hati juga dia. Batin Gab.
Gab tak menolak untuk digendong karena memang Gab membutuhkan itu. Lagipun, cowok itu memang penyebab Gab menjadi seperti ini, tentu saja dia harus tanggung jawab.
Gab mengalungkan tangannya dileher cowok itu, agar tubuhnya tidak terjatuh. Walaupun cowok itu menahannya erat, tetap saja dia harus berjaga-jaga.
Suara teriakan memekakkan telinga Gab. Lagi-lagi, Gab memutar bola matanya jengah. Semua anak-anak memekik tak jelas, membuat Gab sedikit kesal dan malu dengan keadaannya yang digendong oleh cowok tadi.
Gab membenamkan wajahnya di ceruk leher cowok itu karena merasa risih menjadi sorotan oleh anak-anak yang berteriak tak jelas kearah mereka.
'Widihh, buset dah. Menang banyak tuh Skala gendongin cewek bening begitu '
'Njirr, gua juga mau digendong sama cogan '
'in your dream. HAHAHAHA'
Cowok yang menggendong Gab tak bersuara, walau hanya untuk membalas teriakan-teriakan yang didengarnya. Dia hanya sesekali mendengus kesal, atau hanya menghembuskan nafasnya kasar.
Cowok itu menurunkan Gab tepat di barisan kelompoknya berada. Lalu berlalu pergi tanpa berkata apapun pada Gab. Gab mendengkus kesal, lagi.
Pletak...
Sebuah tangan berhasil mendarat di bahu Gab keras. Dan orang yang melakukan itu melongo tak berkutik. Sedetik kemudian...
"GAB!!!!!!! ARE YOU CRAZY?! Guanteng banget, anjirrrrr. Lo dianterin sama cogan? Seriusly? O,M,G! Sekarat gua, sekarat!!! Gak rela akuh tuh" Zea berlagak dramatis dengan memasang wajah sedihnya pada Gab yang tampak Jijik.
Cobaan apa lagi ini, tuhan?.
"Teriak-teriak aja terus kayak orang gila!, Tapi jangan gua juga yang jadi sasaran kekerasan lo!!" Ketus Gab kesal.
"Oh my gosh! Gab! Itu Skala cogan banget yawloo!! Sumpah mati gua!" Ucap Raina cengengesan.
"Skala Calyx Maxime, wow! it's magic, Gab!" Ucap Arla.
"Ganteng sih, tapi nyebelin banget." Ucap Gab ketus. Gab memilih duduk di samping Arla berdiri, karena kakinya tak bersahabat dengannya hari ini untuk terus berdiri.
"Gab, acaranya mau dimulai. Berdiri dong, nanti lo di amukin sama kakel OSIS tuh" ucap Arla pada Gab. Gab memutar bola matanya malas.
"Kaki gua sakit, lo mau tanggung jawab kalo kaki gua tambah sakit gara-gara berdiri lama?" Gab memandang Arla dari bawah. Arla tak bersuara lagi.
_***SKALA***_
Hi guys...
I come back dengan new story..
Senang ga?
Yaudah kalo ga seneng.You know what?
Cerita ini tuh seruuuuuuu banget! Dijamin! Suerr! GTS ini ( Gak Tipu, Sumpah)😂So..
Ikutin terus pokoknya.
Jangan sampe ketinggalan, karena kalian bakalan nyesel banget.
And please to follow, vote and always Comment.Thank You guys..
I Love You🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionAbout Skala. Bukan. Bukan sang pemerkecil gambaran permukaan bumi di atas bidang datar. Tapi, sang pemerkecil Rindu di permukaan hati.