Pertemuan

1.9K 156 11
                                    

Jungkook akhirnya sampai di lapangan basket di dekat rumahnya tempat biasa ia berlatih selain di klubnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook akhirnya sampai di lapangan basket di dekat rumahnya tempat biasa ia berlatih selain di klubnya. Ia memarkirkan motornya kemudian berjalan menuju lapangan. Ia suka suasana taman dan lapangan yang sepi seperti ini karena ia dapat berkonsentrasi serta leluasa berlatih hingga puas.

Saat akan masuk ke dalam lapangan tersebut, ia mendengar seseorang sedang bermain gitar dengan nada yang sangat indah di dengar.

Saat akan masuk ke dalam lapangan tersebut, ia mendengar seseorang sedang bermain gitar dengan nada yang sangat indah di dengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook memperhatikan orang tersebut dengan seksama sampai ia terlarut dengan permainan pria itu.

Sang pria yang diperhatikan Jungkook menyudahi permainannya karena ia sedikit malu karena sudah diperhatikan seperti itu.

"Maaf kalau aku mengganggumu." ucap Seokjin tak enak.

"Oh tak apa..teruskan saja kau tak mengganggu sama sekali." senyum Jungkook.

"Tidak..aku sudah selesai. Silahkan jika kau ingin berlatih." Seokjin memasukkan gitarnya ke dalam tas gitar yang ia bawa.

"Baiklah kalau begitu..aku permisi." pamit Jungkook pada Seokjin kemudian meletakkan ransel berisi bola basket yang selalu ia bawa.

Seokjin tersenyum mempersilahkan Jungkook dan ia kembali mengemas barangnya lalu bersiap untuk pulang.

Jungkook mendribel bola basketnya dan ia bersiap untuk memasukkannya ke dalam ring dan bola pun masuk ke dalamnya.

Seokjin mendengar suara pantulan yang dihasilkan dari bola basket yang tengah di dribel oleh Jungkook dan ia tersenyum mendengar alunan nada yang dihasilkan suara bola itu.

"Nada ini berawal dari do dan sangat konsisten alunannya." gumam lirih Seokjin kemudian diapun membalikkan tubuhnya dan memutuskan untuk melihat permainan Jungkook.

"Permisi..boleh aku melihatmu bermain?" tanya Seokjin.

Jungkook menghentikan permainannya kemudian mengalihkan pandangannya pada pria yang mengajaknya bicara.

"Tentu..silahkan." Jungkook kembali meneruskan latihannya.

Seokjin memperhatikan Jungkook kagum dan begitu terpesona dengan permainan basket Jungkook yang begitu keren menurutnya.

"Wah permainanmu keren sekali kau pasti atlet profesional kan?" kata Seokjin dengan antusias.

Jungkook menghentikan permainannya kemudian menghampiri Seokjin yang berdiri di pinggir lapangan.

"Tidak..biasa saja bahkan permainanku masih harus banyak ditingkatkan. Aku merasa menjadi pemain yang payah di dalam timku." ucap Jungkook lesu.

"Siapa bilang permainanmu payah..itu sangat bagus dan keren sekali. Aku suka suara yang dihasilkan dari dribelan bolamu." ucap Seokjin dengan semangat.

"Aku masih belum merasa seperti apa yang kau bicarakan tadi..aku merasa gagal membawa timku untuk menuju kemenangan di turnamen musim ini." ucap Jungkook dengan wajah sedih.

"Huft..kalau begitu sama denganku. Aku merasa payah dalam bermain piano. Aku sering sekali mengikuti audisi orkestra sebagai pemain piano dan dari semua audisi yang kuikuti tak ada satupun aku lolos dan aku berakhir dengan kekecewaan lagi." lesu Seokjin.

"Tak apa..aku yakin suatu saat kau akan lolos dalam audisimu dan kau akan menjadi pemain piano yang akan dikenal orang jika kau terus giat berlatih. Jangan menyerah dengan apa yang sudah kau mulai..terus berusaha untuk menjadi yang terbaik." Jungkook mencoba menghibur.

"Ya kau benar..aku harus terus berlatih piano agar permainanku semakin baik." Seokjin menjadi bersemangat.

"Tapi permainan gitarmu tadi sangat bagus..aku suka lagu yang kau mainkan." puji Jungkook.

"Ah..tidak sebagus itu. Aku hanya bermain gitar saat aku merasa bosan atau sedang sedih jadi aku mengalihkan itu semua dengan bermain gitar." ucap Seokjin sedikit malu saat dipuji.

"Kau sangat pandai bermain alat musik..apa kau seorang musisi?"

"Bukan..aku hanya seorang amatiran yang sedang mengadu nasibku dan mencoba mewujudkan mimpiku untuk menjadi seorang pianist di dalam orkestra tapi hingga sekarang aku belum bisa mewujudkan impian itu."

"Akupun belum bisa mewujudkan impianku untuk menjadi pemain yang terbaik dan membawa timku menjuarai turnamen."

"Kita sama2 belum bisa mewujudkan impian masing2. Bagaimana kalau kita bersama2 mewujudkan impian kita? Aku akan selalu mendukungmu di setiap pertandinganmu dan aku akan menjadi penggemarmu yang pertama..bagaimana?" ucap Seokjin antusias dengan mendekatkan dirinya pada Seokjin.

"Penggemarku? Apa tak berlebihan?"

"Berlebihan bagaimana..tentu saja tidak. Jika kau punya penggemar kau akan semakin terpacu untuk menjadi yang terbaik agar tak mengecewakan penggemarmu..bagaimana?"

"Baiklah terserah padamu." senyum Jungkook.

Seokjin kemudian memperhatikan wajah Jungkook dengan seksama dari jarak yang cukup dekat dan Jungkook yang diperhatikan seperti itu merasa sedikit canggung.

"Mengapa menatapku seperti itu..apa ada yang salah denganku?" tanya Jungkook dengan canggung.

"Emm..tidak tapi aku seperti tak asing dengan wajahmu. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Seokjin penasaran.

Jungkook menggeleng. "Aku rasa tidak."

"Oh begitu. Baiklah aku pulang dulu kalau begitu..semangat untukmu." ucap Seokjin dengan semangat sembari berlalu meninggalkan Jungkook yang masih berdiri mematung di tempatnya.

"Penggemar? Dasar pria aneh." Jungkook terkekeh melihat tingkah pria yang baru saja ia temui dan Jungkook tak tau siapa nama pria itu padahal mereka berbincang cukup lama dan saling menyemangati tetapi tak ada satupun dari mereka yang menyebutkan namanya.

.
.

Sementara itu di taman sebrang tempat makan..dua sejoli yang masih betah dengan ciuman panas mereka akhirnya mengakhirinya setelah salah satu diantara mereka melepaskan ciuman itu.

"Apa maksudmu dengan menciumku seperti itu?!" tanya Jimin dengan nada emosi.

"Tapi yang kurasa kau menikmatinya bahkan kau lebih liar saat membalas ciumanku." ucap Yoongi santai dengan mengusap bibirnya.

"Kau memang brengsek!"

"Aku memang brengsek tapi kau suka dengan pria brengsek sepertiku yang bisa memuaskan hasratmu itu. Tinggalkan Jungkook..kau dan aku cocok karena kita sama2 brengsek." ucap Yoongi dengan smirknya.

"Bermimpilah semaumu!" Jimin pergi begitu saja meninggalkan Yoongi yang melihatnya dengan tatapan meremehkan.

"Aku yakin tak lama lagi kau akan jatuh ke pelukanku Park Jimin." Yoongi berjalan santai meninggalkan tempat itu.

..................................................................................

TBC..

Selamat sore 😊

Gimana chapter ini..kesel sama seseorang gak?hehe 😂

Semoga terhibur ya 😄

Borahae 💜💜

My Destiny || KOOKJIN (Complete) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang