Alangkah bagusnya jika kalian pencet vote bintang sebelum membaca dan sangat bagus di tambah sebuah komen~
──────────────
Kebencian yang dirasa, tidak menghalangiku bertemu denganmu
❀:ཻུ۪۪─
Lelaki yang saat ini berjalan di musim dingin itu tidak merasa terusik akan hawa menusuk yang menyapa. Quirk yang ia miliki memberikan sebuah keuntungan, pada musim begini dirinya tidak memerlukan jaket tebal untuk tetap hangat. Setidaknya, itu bisa ia syukuri.
Lelaki tinggi dengan sedikit luka di wajah, leher juga tangannya itu berjalan ditemani oleh hujan salju. Menatap kedepan dengan pandangan datar.
Heeseung.
Lelaki ini membenci Pahlawan.
Mereka hanyalah sampah yang sibuk mengais namanya ketenaran.
Baginya, tidak ada lagi orang yang pantas untuk disebut hero. Semuanya palsu.
Cih.
🍑
Heeseung tidak tau mau kemana sebenarnya. Ia hanya ingin berjalan-jalan sebentar karena pening menyergap kepalanya, mengingatkan tentang kenangan lama ketika masih anak-anak. Kenangan dimana dia bertemu dengan anak 4 tahun lebih muda darinya.
Masih teringat dengan jelas, cuaca saat itu juga sedang bersalju. Ia sedang duduk di atas ayunan sambil memandang tumpukan salju di tanah. Pandangannya tidak bisa di artikan. Saat itu, ia juga tengah memikirkan masalah yang menimpanya. Tiba-tiba saja, ada sebuah bola salju menghantam kepalanya, membuat ia terkejut.
"Kena!" Seru anak mungil yang berdiri tidak jauh dari hadapan.
Heeseung tidak merespon. Dia masih terkejut dengan tindakan sosok mungil itu. Kenapa dia melemparkan bola salju ke arahnya? Heeseung yakin, ia tidak mengenalnya, dan juga tidak ada orang lain di taman ini. Maka dari itu, sudah pasti sosok mungil ini memang sengaja melemparkan bola salju ke arahnya. Apa ingin mengajak bermain?
"Hei," Sapa si mungil yang saat ini sudah berdiri tepat di depannya, "Apa yang kau lakukan di sini?"
Heeseung tidak menjawab. Dia masih mengamatinya.
"Apa kau tidak kedinginan?"
Lagi. Tidak ada jawaban yang keluar, dan heeseung harus dikejutkan dengan tingkah sang anak. Dia membuka jaket berwarna merah mudanya lalu meletakkan di bahunya.
"Yak! Apa yang kau lakukan? Kenapa memberikan jaketmu padaku?!" seru heesung sambil mengembalikan jaket itu ke pemiliknya.
"Habisnya, kamu tidak pakai jaket. Sekarang kan dingin."
Heeseung menatap tajam anak itu untuk beberapa saat sebelum menghela napas.
"Dengar, aku tidak kedinginan. Quirk yang ku miliki membuat tubuh ini tetap hangat."
"Benarkah?! Berarti kamu bisa menggunakan api?"
"Ya. Karena itu, tinggalkan aku sendirian."
Heeseung mulai berjalan meninggalkan taman. Dirinya sudah tidak mood untuk tetap duduk disana. Namun, belum terlalu banyak melangkah, ia merasakan dingin menerpa punggungnya. Dan dia yakin, sang pelaku pelemparan bola salju adalah orang yang sama.
"Kau mau apa sebenarnya?!" Heeseung berbalik, lalu membentak dengan nada kesal.
"Menghilangkan kesedihan."
"Huh?"
"Habisnya dari tadi ku perhatikan, kamu terlihat sedih."
"Lalu, apa hubungannya dengan melempariku bola salju?!"
"Itu agar semua kesedihanmu terserap oleh bola salju yang mengenaimu. Lalu ketika mencair, begitu juga dengan kesedihanmu!"
Heeseung menatap si anak dengan heran. Ia bertanya-tanya, apakah dirinya bodoh atau bego karena mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal seperti itu.
"Siapa yang memberitahumu soal itu?"
"Tidak ada. Aku hanya berpikir begitu."
Dan Heeseung sudah tahu jawabannya. Anak ini bego.
"Oh iya, namaku rian!" Ia berteriak ketika heeseung kembali berjalan menjauhinya. "Jangan sedih lagi, ya!"
Sejak saat itu, heeseung tidak bertemu lagi dengannya. Namun, ia ingat beberapa hal mengenai sang anak. Rambut berwarna kecokelatan yang terlihat sangat indah dan serasi dengan iris mata cokelatnya. Dia terlihat sangat lugu, dan namanya adalah..
"RIAN?!"
──────────────
Melihatmu membuat ku merasa familiar, tapi lain hal itu-kenapa kau tidak pergi, huh?!
PapahCendol
KAMU SEDANG MEMBACA
My winter ✔️
RandomKetika salju menjadi hal termanis dalam hidup | B x B Version | Heeseung x OC [Rian @rainytxday] | Finish ✔ 𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹 First story about fantasi Dibuat sejak 26 September 2020 @MinRenjiZ ────────────────────...