Chapter 23

5K 466 32
                                    

Lisa's P. O. V.

Aku terbangun karena mendengar seseorang menggebrak mejaku. Aku tersentak dan mengerutkan kening saat melihat siapa yang melakukannya.

“Hei. Jadwal acaranya lusa.” ucap Dr Lee kepadaku dengan ekspresi wajah kusam sambil menatapku dan Liam.

Aku mencoba membuat Liam tertidur di pangkuanku, tapi kurasa aku yang tertidur lebih dulu.

"Iya .. Terima kasih." jawabku sebelum dia meninggalkan meja ku.

Aku memperbaiki posisi Liam, membuatnya berbaring di lengan ku. Semua rasa lelah dalam diriku hilang setiap kali aku melihatnya. Dia hidupku, Aku tidak sanggup jika harus kehilangan dia. Hari dimana dia datang dalam hidupku adalah hari dimana aku sangat berubah.

Aku berencana untuk menikah 4 bulan dari sekarang. Kami sebenarnya akan menikah sebulan setelah aku mengaku kepada Ayahku, setelah keguguran Jennie. Tapi Ayahku tidak mengizinkan dan menyuruhku menunggu selama dua tahun atau lebih karena itu terjadi begitu cepat.

Aku mencoba yang terbaik untuk menjadi pasangan yang baik untuk Somi dan Daddy yang baik untuk Liam. Semua yang mereka butuhkan, aku selalu menyediakannya. Jika mereka meminta sesuatu maka aku akan memberikannya. Tetapi terlalu berlebihan sampai-sampai Liam dimanjakan oleh materi.

Aku tidak pernah berbicara secara normal dengan Seokjin dan teman-teman lainnya. Mereka membenci ku atas apa yang terjadi. Apa yang mereka ingin aku lakukan? memaksakan diri kepada orang yang selingkuh? Tapi bagaimanapun juga, Tidak apa-apa. Aku punya keluarga sekarang dan aku bahagia bersama mereka.

Ketika Jin dan aku bertengkar malam itu, itu adalah permulaan semua orang menjauh dariku. Ya, aku tahu aku melakukan sesuatu dan berpikir secara impulsif yang menyebabkan Jennie keguguran. Aku tidak tahu di mana dia sekarang, Mereka sudah mencoba mencarinya sejak hari dia pergi sampai sekarang. Keluarganya benar-benar marah padaku. Maksudku semua oranh marah padaku. Aku bersyukur karena masih memiliki Somi.

Kesuksesan terus datang padaku melalui caranya sendiri. Ini untuk keluargaku.

"Love?"

Aku menoleh kebelakang dan melihat Somi memakai jaketnya. Jam menunjukkan bahwa ini adalah saatnya untuk pulang.

"Maaf, aku tidak memperhatikan waktu" Aku terkekeh dan menggendong Liam.

"Tidak apa-apa. Kau sangat lelah makanya kau tertidur." kata Somi lalu mengambil Liam dariku "Biarkan aku menggendongnya untukmu."

Aku membelai pipinya dan berbisik "Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu." Dia menjawab dan memberi ciuman di bibirku.

Kami terganggu saat Dr. Lee batuk dengan sangat keras. Aku hanya tertawa dan mengambil jaketku untuk dibungkuskan ke tubuh Liam.

"Hanya berhati-hati agar anakku tidak sakit." Aku menepuk punggungnya sebelum mengatakan "Kami pergi!"

"Bye!" Semua orang berteriak, kecuali Jisoo yang sedang menelusuri internet.

Kami berjalan keluar kantor dan aku membantu tunanganku membawa tasnya. Kami tinggal di kondominium jadi aku tidak perlu mengantarnya ke asrama.

Aku mengendarai mobil dengan hati-hati. Liam sedang tidur nyenyak di kursi belakang saat aku memeriksanya melalui kaca spion.

"Apa yang ingin kau makan setelah kita sampai dirumah?" Tanya Somi.

"Kau tidak bisa memasak." aku tertawa.

"Tapi aku akan mencoba!" Dia mendesis dan mengulurkan tangan padaku, "Tapi kau masih mencoba memakannya meski rasanya sangat tidak enak."

LOST (ID) -JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang