7. Pertemuan singkat

14 4 2
                                    

Angin berhembus kencang, di luar hujan sangat derass. Reval hanya melamun memikir kan mimpi yang menurut nya aneh, kenapa pria itu harus memimpikan gadis cantik bak bidadari itu.

Sungguh mimpi yang manis andai saja mimpi itu menjadi kenyataan.
Bi irah nampak nya bingung, kenapa sebenarnya Reval ini? Sejak menyebutkan nama gadis itu dia langsung terdiam.

Bi irah menepuk pundak Reval pelan, membuatnya tersadar dari lamunan nya
"Den?" ucap bi Irah dengan tatapan lekat.

"Ehhh iya bi? Tadi ada siapa?" Ucapnya salah tingkah

"Di bawah ada si Bimonce sama.." Reval langsung menjawab cepat tanpa mendengarkan terusan perkataan bi irah

"Suruh masuk sini aja bi, Eval lagi ogah kebawah" Ucap Reval malas sambil menarik selimut dan merebah kan badaan

Bi irah pun berjalan melewati satu persatu anak tangga, sesampainya di Ruang tamu, Bimo dan Aleta sudah menunggu dengan baju yang basah kuyup. Bi irah pun menyapa nya dengan Ramah,
Wanita paruh baya itu juga  menyuguhkan segelas air hangat dan menyiapkan handuk kecil untuk membantu mengeringkan pakaian mereka

"Ayo minum dulu, nanti kalian masuk angin."

"Iya bi makasih, Eval nya mana bi?" Tanya Bimo sambil sesekali meneguk air hangat.

"Kata den Eval kalian ke atas aja" ucap bi Irah

"Oh gitu ya bi, yaudah  Al kita ke kamarnya Eval yu" Sambil memegang tangan Aleta dan beranjak dari tempat duduk.

Aleta yang tidak terbiasa di pegang oleh sembarang orang pun menepis tangan Bimo
"Gue bisa sendiri!" ucap nya ketus.

Entah apa yang terjadi pada gadis itu, sikap nya memang susah di tebak. kalau baik, baiknya udah kaya malaikat. kalau galak, galak nya melebihi dinosaurus. Zelemm uuuu:v

Mereka pun berjalan menuju kamar Reval yang penuh lika liku, Rumah nya mewah, Besar Dan Branded tapi terlihat horor.
Bimo tidak biasanya merasakan hal yang aneh dalam Rumah Reval seketika bulu kuduk Bimo berdiri, semilir angin yang barasal dari sela sela jendela menusuk kulit. Bimo semakin merinding, Ada apa ini?

Tiba tiba
Bimo merasa ada yang meraba pundaknya, lama lama cengkraman itu semakin kuat dann...
"Bimoooo" Teriakan Aleta membuat ketakutan Bimo semakin menjadi

Pria itu malah ikut berteriak dan langsung mengangkat kedua tangan nya seperti orang yang di tangkap polisi

"Aaaaampun, gue kesini cuma mau jengukin Eval doang bukan mau ganggu  bak nya, pliss jangan bunuh gue, gue belum nikah gue belum lulus sekolah serius dah"  keringat dingin keluar badan nya bergetar ketakutan

Aleta hanya menggeleng gelang kan kepala sambil menhan kebeletnya
"apaan si ni anak," ucap aleta kesal
"Bimo ini guee!" Teriak aleta yang berusaha membalikan badan Bimo

Bimo membuka mata nya pelan dengan perasaan yang masih campur aduk.
"Aaaleta, ngagetin aja deh" ucap Bimo sambil menghela nafas lega

"Kenapa si, gue panggil panggil dari tadi nelonyong aja, pake jerit jerit lagi!"

"Tadi gue kira kuntilanak! lagian si Al, ngapain masang muka kek gitu si serem tau"

"Enak aja kuntilanak, gue kebelet pipis bimo! Dari tadi gue cari Bi Irah kagak ada"

"Terus urusan sama gue apa? Ohhhh mau dianter sama Aa Bimo ya atau..."

"Hasyuuttt, Wc dimna?" ucap aleta cepat yang sudah tidak kuat menhannya.

"Lurus belok kanan"

Aleta pun berlari secepat kilat, dan bimo melanjutkan perjalannan nya menuju kamar Reval.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ValetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang