Rendra mendekat ke arah Rivaldi, ia ingin mengatakan sesuatu kepada Rivaldi mengenai adiknya. "Gue cuman mau bilang, jaga Revi dengan baik. Gue sudah ngasih kepercayaan sama lo, jangan buat dia nangis. Walaupun lo sahabat gue, gue akan jadi orang pertama yang bakalan nge basmi lo kalau sampai Revi kegores sedikit pun," pesan Rendra yang langsung diangguki Rivaldi.
"Lu! Kalo sampe adek gua kenapa-kenapa, lu orang pertama yang gua gorok pake gunting kertasnya Upin Ipin," sambung Reno.
Rivaldi memaklumi sifat posesif dari ke dua kakak Revita, jika ia menjadi seorang kakak ia juga melakukan hal yang sama seperti mereka. Mungkin kedepannya bukan hanya Rendra dan Reno yang bersifat posesif, ia pasti juga sama.
Rivaldi tersenyum dan berkata, "Gue janji, Bang, bakalan jagain Revita. Gue sayang sama dia, gue ngga akan ngebiarin Revita sedih. Intinya hidup dia bakalan bahagia sama gue."
Reno tersenyum mendengar jawaban yang keluar dari mulut Rivaldi. "Gue pegang janji, Lo!" seru Reno dan Rendra bersamaan.
Revita berjalan ke arah Rivaldi dan juga kakaknya, wajah yang lelah dan terlihat kesusahan karena memakai heels tujuh senti. Ia menyincingkan rok ke atas agar mudah saat berjalan, sesampainya di hadapan kakak dan suaminya ia menurunkan roknya kembali seperti semula.
"Kamu kenapa?" Reno berucap sedikit khawatir.
"Ada yang sakit?" tanya Rendra. Revi menjawab dengan gelengan kepala.
"Kak, capek," rengek Revita sambil memeluk lengan Rivaldi.
"Mau istirahat sekarang?" tawar Rivaldi dengan lembut dan dibalas anggukan kepala oleh Revita.
Rendra yang mengerti situasinya menyuruh Revi dan Rivaldi untuk istirahat. Ia tak mau melihat adiknya lelah. "Ya, udah, kalian istirahat sana!" Suruh Rendra, "Dik, jangan lupa baca doa sama minum susu." Lanjutnya.
"Duluan, ya," pamit Rivaldi meninggalkan Rendra dan Reno yang masih di ballroom hotel.
Rivaldi dan Revita menuju kamar hotel, mereka langsung membersihkan diri dan beranjak untuk tidur, tidak lupa ia meminum susu cokelat kemasan yang sudah dibawakan oleh Rendra. Kakaknya sangat pengertian kepada Revita, pasalnya Revita tidak bisa tidur jika belum meminum susu cokelat. Saat ingin memejamkan mata, Revita teringat ada kado dari kakaknya dan juga teman Rivaldi yang belum ia buka. Entah mengapa ia penasaran dengan isi kado tersebut.
"Mau ngapain?" tanya Rivaldi yang berada di bibir ranjang saat melihat Revita beranjak dari tempat tidur.
"Buka kado." Revita mengangkat kotak kado berwarna merah maroon
"Besok aja, katanya udah capek," bujuk Rivaldi.
"Nggak, ah. Udah penasaran, tadi kak Reno sama Kak Rendra suruh buka sekalian. Dari temen kakak juga," balas Revita sambil membuka bungkus kado.Tangan Revita dengan lincah membuka isi kado. Ia mendapatkan tiket honeymoon ke Venice dari kak Reno.
"Aaaa, akhirnya bisa ke Venice gratis," pekik Revita dengan riang.
"Dari siapa?" tanya Rivaldo berjalan ke arah Revita.
"Kak Reno."
"Kak ini apaan, sih? Masa baju kek gini di kasih ke Revita. Kan sempit," ucap Revita dengan memperlihatkan baju kecil warna hitam yang transparan. Mata Rivaldi melotot.
"Dari siapa?" Rivaldi bertanya dengan nada terkejut sekaligus geram. Bisa-bisanya teman curutnya memberi hadiah seperti itu.
"Dari kartu ucapannya sih Kak Yogi, Tomy, sama Fahri. Oh ya kak, ini apaan sih?" lanjut Revita bertanya sambil memperlihatkan sebuah kotak. Dengan sigap Rivaldi langsung mengambil kotak tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Husband
ChickLitKetika yang datar, diktator dan kejam seketika menjadi manja dan juga sangat posesif. Kisah pasangan suami istri yang sangat romantis, baper dan juga menarik dengan dibumbui sedikit konflik yang tak terlalu berat. Penasaran dengan kisah mereka? Lang...